SOKOGURU- Ketegangan geopolitik kembali menjadi pemicu lonjakan tajam harga emas dunia, kali ini dipicu oleh eskalasi konflik antara Israel dan Iran.
Serangan rudal dan drone yang dilancarkan kedua negara di kawasan Timur Tengah menciptakan kekhawatiran global, terutama terhadap stabilitas energi dan keuangan internasional.
Dampaknya terasa signifikan di pasar komoditas, di mana harga emas sebagai aset safe haven kembali melonjak mendekati rekor tertingginya.
Pada perdagangan Senin pagi, 16 Juni 2025, harga emas spot tercatat naik hingga menyentuh level US$3.446 per troy ounce, mendekati rekor sebelumnya.
Baca Juga:
Sementara itu, harga emas berjangka Comex juga menunjukkan penguatan seiring meningkatnya minat beli investor di tengah kekhawatiran resesi global dan data ekonomi Amerika Serikat yang melemah.
Harga Emas Hari Ini Naik: Antam, UBS, dan Galeri 24 Mengalami Kenaikan
Kenaikan harga emas hari ini juga tercermin di pasar domestik. Berdasarkan data dari Pegadaian Digital pada Selasa, 17 Juni 2025, seluruh produk emas batangan dari Antam, UBS, dan Galeri 24 mencatat kenaikan dibanding perdagangan sebelumnya.
Berikut adalah rincian kenaikan harga emas batangan Pegadaian hari ini:
Produk Emas Harga Sebelumnya (per gram) Harga Hari Ini (per gram)
Antam Rp2.015.000 Rp2.024.000
UBS Rp1.964.000 Rp1.971.000
Galeri 24 Rp1.940.000 Rp1.948.000
Lonjakan harga ini dipengaruhi tidak hanya oleh faktor geopolitik, tetapi juga oleh sentimen pelonggaran kebijakan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) setelah dirilisnya data inflasi dan ketenagakerjaan AS yang melemah.
Hal ini memperkuat daya tarik emas di tengah kekhawatiran pelemahan dolar AS.
Harga Emas Global Dekati US$3.500: Bank Sentral Dunia Tambah Cadangan
Lonjakan harga emas global juga ditopang oleh aksi beli besar-besaran bank sentral dunia yang tengah melakukan diversifikasi cadangan devisa dari dolar AS ke logam mulia.
Langkah ini dianggap sebagai strategi pengamanan portofolio menghadapi perang dagang, perlambatan ekonomi global, dan konflik geopolitik.
Lembaga keuangan terkemuka memberikan proyeksi yang sangat optimis terhadap harga emas. Goldman Sachs memperkirakan harga akan menembus US$3.700 per ounce pada akhir 2025, dan bisa mencapai US$4.000 di tahun 2026.
Bahkan, Bank of America melihat peluang harga emas menembus US$4.000 lebih cepat, yakni pada semester II tahun ini.
Dalam kondisi harga yang terus naik dan potensi fluktuasi jangka pendek, para analis menyarankan strategi akumulasi bertahap atau dollar cost averaging.
Strategi ini dinilai lebih aman dibandingkan investasi secara lump sum di tengah pasar yang masih berisiko.
Tim analis dari Bareksa menyatakan bahwa semua tipe investor, baik konservatif hingga agresif, bisa mempertimbangkan investasi emas sebagai pelindung nilai.
Namun tetap diperlukan manajemen risiko yang cermat karena meski tren naik, harga emas tetap fluktuatif.
Baca Juga:
Tren kenaikan harga emas dunia dan domestik yang terus berlanjut menjadi sinyal penting bagi masyarakat dan investor.
Di tengah konflik Timur Tengah, melemahnya dolar AS, dan ketidakpastian global, emas tetap menjadi instrumen investasi andalan.
Pantau harga dan strategi yang sesuai, karena potensi tembus harga US$4.000 per ounce bukan lagi sekadar spekulasi.(*)