Soko Bisnis

Ketua Dekranasda Bandung Soroti Sistem Kurasi UMKM: Bukan Cuma ‘Orang Dalam’ yang Bisa Tampil!

Ketua Dekranasda Kota Bandung Aryatri Farhan menegaskan pentingnya kurasi secara terbuka dan inklusif untuk UMKM, bukan sekadar untuk ‘orang dalam’ saja.

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
11 Juni 2025
<p>Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bandung, Aryatri Muhammad Farhan, (Dok.Pemkot Bandung)</p>

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bandung, Aryatri Muhammad Farhan, (Dok.Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Bandung, Aryatri Muhammad Farhan, menyuarakan pandangan kritis sekaligus solutif soal tantangan dan potensi besar pelaku usaha mikro, kecil, dan  menengah (UMKM).

Pernyataan Ketua Dekranasda Kota Bandung disampaikan dalam forum Musyawarah Daerah Dekranasda Kota Bandung 2025 di Lembang, Bandung, Selasa (10/6/2025).

Dalam sambutannya yang penuh semangat, Aryatri menyatakan bahwa Dekranasda merupakan jenjang lanjutan dari UMKM yang telah melewati proses kurasi sesuai standar tertentu.

Baca juga: Pemprov Kalsel Dorong UMKM Go Digital Lewat Pelatihan Branding dan Pemasaran Online

“Dekranasda itu next level dari UMKM. Hanya yang sudah dikurasi dan memenuhi standar yang bisa masuk,” ujarnya di Dapur Hawu The Lodge Maribaya, Lembang, Bandung.

Musyawarah Daerah Dekranasda Kota Bandung 2025 di Lembang, Bandung, Selasa (10/6/2025). (Dok.Pemkot Bandung)

Banyak Pelaku UMKM Nilai Proses Seleksi Hanya Melalui ‘Orang Dalam’ 

Namun, ia tak menutup mata terhadap stigma yang masih melekat. Masih banyak pelaku UMKM yang menilai proses seleksi hanya bisa dilalui oleh “orang dalam” dan produk yang ditampilkan itu-itu saja.

“Kita enggak mau ada kesan yang tampil hanya itu-itu saja. Harus ada jalur resmi dan transparan,” tegas Aryatri.

600 dari 800 UMKM Lolos Kurasi dan Masuk Dekranasda

Saat ini, dari sekitar 800 UMKM yang mendaftar, 600 di antaranya telah lolos kurasi dan masuk Dekranasda. 

Meski begitu, Aryatri mengakui proses kurasi masih belum ideal, mengingat hanya ditangani oleh empat orang.

“Kita butuh sistem kurasi yang efisien dan adil. Enggak mungkin 600 produk dikurasi oleh empat orang saja,” katanya.

Ia mendorong agar masyarakat maupun sesama pelaku UMKM turut aktif merekomendasikan produk unggulan, untuk menciptakan ekosistem yang inklusif dan kolaboratif.

Baca juga: Nobar Timnas Indonesia, Solusi Hiburan yang Bikin UMKM Ketiban Berkah

Di sisi lain, ia menyoroti pentingnya meningkatkan kualitas dan keberlanjutan produksi UMKM Kota Bandung, bukan hanya tampil menarik secara visual.

Terkait promosi, Aryatri menegaskan bahwa kegiatan luar kota atau luar negeri perlu dievaluasi efektivitasnya. Ia justru mendorong agar buyer dan wisatawan dibawa ke Bandung, sehingga perputaran ekonomi terjadi langsung di kota sendiri.

“Kenapa enggak bawa orangnya ke Bandung? Biar mereka beli langsung di sini,” ujarnya.

Jajaki Kerja Sama dengan Uniqlo

Aryatri juga memberi contoh konkret kolaborasi positif, seperti kerja sama dengan Uniqlo, yang menampilkan enam produk kriya Bandung lengkap dengan barcode yang langsung terhubung ke penjualan daring.

Tak kalah penting, Aryatri mengangkat isu inklusi bagi penyandang disabilitas. Ia menegaskan bahwa produk hasil karya disabilitas harus diapresiasi karena kualitasnya, bukan karena belas kasihan.

“Mereka bisa berkarya dan berdaya. Kita jangan kasih ruang karena iba, tapi karena memang layak,” tegasnya.

Baca juga: Bunga Nol Persen! Warga Bontang Bisa Dapat Kredit UMKM hingga Rp25 Juta, Begini Caranya!

Ia mengapresiasi inisiatif seperti pelatihan menjahit dari Disnaker Kota Bandung dan produk seni dari anak penyandang autisme yang telah diaplikasikan ke tumbler dan pouch.

Di akhir sambutan, Aryatri mengajak seluruh pihak untuk membangun ekosistem UMKM yang transparan, inklusif, dan profesional, karena menurutnya Bandung tidak kekurangan pengusaha kreatif. 

“Kita hanya perlu sistem yang mendukung dan kolaborasi yang kuat agar semua bisa tumbuh bersama,” tuturnya penuh optimisme. (*)