SOKOGURU - Harga emas dapat dipengaruhi gejolak perang dagang yang mewarnai pergerakan ekonomi dunia. Sebab, karakter emas dalam kestabilan harga dibandung mata uang ada kecenderungan selalu naik.
Emas menjadi safe haven dan hedging tools atau alat lindung nilai yang baik banyak investor, dan masyarakat ketika di tengah kondisi ekonomi yang tidak pasti.
Perubahan sedikit membuat sebagian besar orang panik, dan bimbang apakah harus ikut membeli emas atau bahkan menjualnya? Tapi jangan gegabah dan terburu-buru.
Bagaimanapun keadaannya, pastikan segala transaksi yang dilakukan sudah berdasarkan pengetahuan yang memadai dan tujuan jelas, itu yang utama.
Sebagaimana dilansir dari video di kanal YouTube Halo Emas, Selasa (13/5), terdapat tiga syarat bisa untung dari investasi emas.
1. Kenaikan harga emas harus lebih tinggi dari potongannya
Dalam transaksi emas ada yang dinamakan spread, yaitu perbedaan harga antara harga beli dan harga jual. Spread ini bervariasi bisa 10%, 15%, sementara emas digital di 3%.
Dengan besarnya spread, tentu akan terasa bagi mereka yang menggunakan investasi emas dalam jangka pendek.
Karena dalam kurun waktu yang pendek itu pergerakan harga emas belum terlalu tinggi, sehingga hampir bisa dipastikan akan merugi jika dijual pada waktu yang belum terlalu lama.
Untuk itu, bila ingin untung dalam investasi emas, maka harus menunggu harga emas naik dulu melebihi spread.
Misal beli di angka Rp1 juta, dan harga jual di angka Rp900 ribu, maka spread di angka Rp100 ribu. Agar untung, harus menunggu sampai emas di harga Rp1,2 juta agar bisa untung Rp100 ribu.
Dengan demikian, syarat pertama investasi emas adalah, jangan gunakan untuk jangka pendek, idealnya di jangka waktu 3 sampai dengan 5 tahun.
2. Pilih produk emas yang sesuai
Direkomendasikan dua opsi produk emas yang bisa dipilih sesuai tujuan dan kemampuan, yaitu emas digital dan emas fisik (batangan atau perhiasan).
- Emas digital:
Kelebihan Spread emas digital tidak ditentukan oleh gramasi. Berapapun tabungan emas digital, baik itu Rp10 ribu, Rp100 ribu, bahkan Rp1 juta pun spreadnya tetap sama karena dihitung persen.
Produk ini sangat cocok untuk yang ingin menabung emas dengan budget kecil mulai dari Rp10 ribu. Misalnya, beli emas fisik Rp100 ribu, spreadnya akan besar sekali bisa mencapai 30%.
- Emas fisik:
Bila memiliki budget lebih, maka bisa membeli emas batangan dengan gramasi seberat 5 gram ke atas, karena emas dengan gramasi tersebut spreadnya tidak besar, hanya di kisaran 2,5% - 3% saja.
Sementara untuk emas dalam bentuk perhiasan, sangat disarankan untuk membeli perhiasan emas yang memiliki kadar kemurnian 99%.
Karena dalam perhiasan emas, kadar emas bisa berbeda-beda tergantung campuran. Ada yang hanya 35% emas dan sisanya logam lainnya.
Dengan mengetahui kelebihan masing-masing produk emas, maka pembelian emas akan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan investasi.
Baca Juga:
3. Jangan mencicil untuk membeli emas
Sangat tidak disarankan membeli emas dengan cara mencicil, baik itu melalui platform pay later ataupun bentuk pembiayaan lainnya.
Pembelian secara mencicil ada potensi gagal bayar di tengah jalan. Dan terjadi, maka emas tidak bisa didapat, karena belum lunas cicilan, dan catatan credit score di BI pun akan jelek yang mengakibatkan kesulitan untuk mengambil kredit lainnya.
Selain itu, bila membeli emas secara mencicil, belum tentu nilai total cicilan akan sebanding dengan harga emas saat cicilan sudah lunas.
Investasi tidak dilakukan dengan uang panas, atau uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, melainkan harus dengan uang dingin, atau yang uang berlebih.
Bila memang dana nya belum mencukupi, lebih baik membeli emas digital yang harganya lebih terjangkau, sehingga tidak mengganggu biaya untuk kehidupan sehari-hari.
Pastikan 3 syarat ini Anda pahami sebelum ikut investasi emas. Jangan gunakan untuk investasi jangka pendek, pilih produk emas yang sesuai tujuan dan kemampuan, dan jangan beli emas dengan cara mencicil.(*)