SOKOGURU, MALANG – Tak mudah mempertahankan usaha keluarga, apalagi membawanya naik kelas hingga mencetak omzet ratusan juta rupiah.
Namun, Ali Supandri (50), pemilik Waroeng Tani di Jetak Lor, Mulyoagung, Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim) berhasil melakukannya dengan cemerlang.
Didirikan pada tahun 2019, Waroeng Tani kini mencatat omzet fantastis hingga Rp500 juta per bulan, berkat strategi jitu dan konsep kuliner yang unik: makan sepuasnya hanya Rp8.000 dengan sajian khas pedesaan.
Baca juga: Sukses dari Batu Akik, Helena Tembus UMKM Expo Nasional Berkat BRI!
“Nama Waroeng Tani terinspirasi dari latar belakang keluarga kami sebagai petani. Awalnya, kami memasok buah-buahan seperti durian dan mangga ke Papua, tapi akhirnya memutuskan beralih ke usaha kuliner,” ujar Ali.
Konsep Warung Terbuka Bernuansa Alam Pedesaan
Konsep warung terbuka bernuansa alam pedesaan menjadi kunci sukses bertahan saat pandemi Covid-19.
Bahkan, selama pembatasan sosial, pengunjung tetap berdatangan karena Waroeng Tani tetap nyaman dan aman sesuai aturan.
Tak hanya itu, menu hemat prasmanan Rp8.000 menjadi daya tarik tersendiri.
Pengunjung bisa makan nasi dan olahan sayur sepuasnya, salah satunya sayur daun katuk yang dibudidayakan sendiri.
Baca juga: UMKM Perempuan Makin Berdaya! BRI Group Cetak 14,4 Juta Kartini Tangguh Lewat Program Mekaar
Lebih dari 100 menu tambahan juga tersedia, termasuk Gurami Asam Manis dan Gurami Saus Telur Asin yang jadi favorit pelanggan.
“Selama Ramadan kemarin, kami bisa menerima hingga 2.000 pack pesanan buka puasa per hari. Kapasitas tempat kami sampai 1.500 orang, dan hampir selalu penuh,” jelasnya dalam keterangan yang dilansir situs BRI, Selasa (22/4/2025).
Kini, Ali sudah mulai menyerahkan pengelolaan Waroeng Tani kepada anaknya. Ia mengakui kesuksesan ini tak lepas dari dukungan BRI dan program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
KUR BRI Bantu Modal Usaha UMKM
“Sejak umur 19 saya sudah jadi nasabah BRI. Saya merasa BRI seperti bapak angkat sendiri. KUR BRI sangat membantu sebagai modal usaha dari awal sampai sekarang,” katanya.
Baca juga: UMKM Batik Tulis Asal Lamongan Ini Tembus Pasar Global, Modal Edukasi dan Motif Custom!
Sementara itu, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi menyatakan bahwa KUR BRI sebagian besar dialokasikan ke sektor produksi, termasuk usaha kuliner.
Ini sejalan dengan misi pemerintah untuk membuka lapangan kerja dan mendorong produktivitas rakyat.
“Dengan akses KUR yang luas, semakin banyak pelaku usaha dapat bertumbuh dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional,” tutup Hendy. (SG-2) (*)