Soko Bisnis

AS Ancam Produk Kayu Lapis RI dengan Bea Dumping 84 Persen, Kemendag Bergerak Cepat!

Pemerintah Indonesia melalui Kemendag beri pendampingan atas ancaman bea dumping 84,94% dari AS terhadap ekspor kayu lapis. Ekspor RI ke AS bisa terancam

By Deri Dahuri  | Sokoguru.Id
17 Juni 2025
<p>Ilustrasi pabarik kayu lapid di Tanah Air. Kemendag bergerak cepat merespons penyelidikan berlapis oleh Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif asal Indonesia.(Dok.KLHK)</p>

Ilustrasi pabarik kayu lapid di Tanah Air. Kemendag bergerak cepat merespons penyelidikan berlapis oleh Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif asal Indonesia.(Dok.KLHK)

SOKOGURU, JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) bergerak cepat merespons penyelidikan berlapis oleh Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif asal Indonesia.

Investigasi ini dikhawatirkan bisa berdampak serius pada kinerja ekspor nasional, karena AS mengusulkan bea antidumping sebesar 84,94 persen ditambah tuduhan subsidi dari 12 program pemerintah.

Investigasi yang diinisiasi Departemen Perdagangan AS (USDOC) pada 11 Juni 2025 ini juga menyasar produk serupa dari Tiongkok dan Vietnam, berdasarkan petisi dari Coalition for Fair Trade in Hardwood and Plywood (CFTHP).

Baca juga: Mendag Budi Santoso Ajak Pengusaha Muslim Dukung UMKM Ekspor! Nilai Transaksi Tembus USD 68 Juta

Plt. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag, Isy Karim, menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan pendampingan penuh kepada para pelaku usaha nasional. 

Kayu Lapis, Produk Unggulan Ekspor Indonesia

“Kayu lapis dari kayu keras dan dekoratif merupakan produk unggulan ekspor Indonesia. Kami akan mendampingi dalam penyusunan pembelaan dan pengisian kuesioner,” ujar Isy, Selasa (17/6/2025).

USDOC menyebut 204 pos tarif dalam Harmonized Tariff Schedule (HTS-US) yang diselidiki, meliputi kayu lapis dan panel veneer. Penyelidikan ini berpotensi memukul sepertiga produksi ekspor Indonesia yang ditujukan ke pasar AS.

Baca juga: Ekspor L-Tryptophan Tembus Rp15 Miliar, Mendag: Indonesia Jadi Pemain Kunci Bioteknologi Global

Direktur Pengamanan Perdagangan Kemendag, Reza Pahlevi Chairul, menyatakan bahwa pihaknya akan bersinergi dengan kementerian, asosiasi, dan perusahaan terdampak. 

“Kami terus mengupayakan diplomasi perdagangan, termasuk negosiasi tarif sektoral dan resiprokal,” tegasnya.

Uniknya, salah satu poin dalam penyelidikan adalah dugaan subsidi transnasional dari Tiongkok yang diduga mengalir ke produk ekspor Indonesia — hal yang cukup kompleks dan menjadi perhatian utama dalam pembelaan Indonesia.

Apkindo Apresiasi Langkah Sigap Pemerintah

Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo), Bambang Soepijanto, mengapresiasi langkah sigap pemerintah. 

“Kami harap pendampingan ini terus berlanjut hingga tahap akhir. Pasar AS penting karena menyerap sepertiga produksi nasional,” ujarnya.

Data ekspor menunjukkan penurunan nilai ekspor kayu lapis ke AS dari USD 570,39 juta pada 2022 menjadi USD 337,13 juta pada 2023, namun sedikit membaik menjadi USD 410,96 juta pada 2024. 

Baca juga: UMKM Surabaya Tembus Pasar Timur Tengah! Ekspor Sepatu ke Kuwait Capai Rp618 Juta

Jika penyelidikan ini tak segera diatasi, angka tersebut berisiko kembali turun drastis.

Kemendag berharap melalui pendampingan dan strategi hukum perdagangan internasional yang solid, akses pasar Indonesia ke AS bisa tetap terbuka dan kompetitif. (*)