Soko Berita

Waspada! Ini Risiko Koperasi Desa Merah Putih dalam Simpan Pinjam, Pengurus Wajib Tahu!

Koperasi Desa Merah Putih, dinilai berisiko jika pengelolaan dana simpan pinjam tidak profesional. Simak tips meminimalisir risiko dan saran pengurus.

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
16 Juni 2025
<p>Ilustrasi Koperasi Desa Merah Putih hadir mendorong ekonomi kerakyatan. Pengelolaan simpan pinjam yang tepat jadi kunci sukses tanpa risiko besar. Foto: Instagram.com/Koperasi Desa Merah Putih</p>

Ilustrasi Koperasi Desa Merah Putih hadir mendorong ekonomi kerakyatan. Pengelolaan simpan pinjam yang tepat jadi kunci sukses tanpa risiko besar. Foto: Instagram.com/Koperasi Desa Merah Putih

SOKOGURU - Koperasi Desa Merah Putih kini menjadi sorotan publik. Meski program ini digagas langsung oleh Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, tak sedikit masyarakat yang pesimis dan khawatir dana koperasi hanya akan jadi ajang bancakan oknum yang tidak bertanggung jawab.

Dalam unggahan terbaru channel YouTube Miftah Doel, Senin, 16 Juni 2025, disampaikan bahwa banyak komentar negatif beredar di media sosial.

"Kekhawatiran masyarakat soal dana pinjaman yang berisiko hilang harus diantisipasi serius oleh pengurus dan pemerintah desa," ujar Miftah Doel dalam videonya, sebagaiamana dikutip sokoguru.id Senin, 16 Juni 2025.

Pentingnya Profesionalisme Pengurus

Miftah menekankan bahwa pengurus Koperasi Desa Merah Putih wajib memiliki integritas tinggi, jujur, amanah, dan profesional.

“Jangan sampai ada intervensi pihak luar. Kepercayaan anggota dan keberlanjutan koperasi sangat tergantung pada pengelolaan yang bersih dan akuntabel,” tegasnya.

Simpan Pinjam Jadi Primadona, Tapi Wajib Dikelola Bijak

Kegiatan simpan pinjam memang menjadi program unggulan di koperasi, namun Miftah mengingatkan agar dana simpanan tidak sembarangan dipinjamkan, apalagi untuk konsumsi. 

“Dana harus diprioritaskan ke usaha-usaha produktif yang mampu menghasilkan keuntungan harian,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan agar dana yang dimiliki koperasi tidak digunakan untuk operasional atau gaji pengurus sebelum ada keuntungan.

"Kalau dari awal sudah mengandalkan dana anggota untuk operasional, koperasi bisa kolaps," ujarnya.

Sebagai alternatif, jika dana simpanan belum terserap, Miftah menyarankan untuk menempatkan dana di deposito bank yang bebas biaya administrasi dan bisa memberikan hasil per bulan atau per tahun.

Jaga Netralitas dan Manfaatkan Program dengan Baik

Meskipun banyak cibiran dan pesimisme, Miftah mengajak seluruh pengurus dan pemerintah desa untuk serius memanfaatkan program Koperasi Desa Merah Putih demi kesejahteraan masyarakat.

Netralitas, kejujuran, dan transparansi menjadi kunci agar koperasi berjalan sehat dan dipercaya anggota.

“Program ini harus menjadi peluang bagi desa untuk tumbuh, bukan malah menambah masalah baru,” pungkasnya. (*)