SOKOGURU, BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menaruh perhatian serius terhadap kesejahteraan lanjut usia (lansia) di tengah tantangan ketimpangan ekonomi dan inflasi.
Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyatakan, kesejahteraan lansia menjadi indikator penting kemajuan sosial sebuah kota, bersama tiga kelompok rentan lainnya: anak-anak, perempuan, dan penyandang disabilitas.
Dok.Pemkot Bandung.
“Kalau keempat kelompok ini terlindungi, insyaallah semua warga akan merasakan kesejahteraan yang adil dan merata,” ujarnya dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-29 tingkat Kota Bandung di Kantor Dinas Sosial, Bandung, Kamis (12/6/2025).
Baca juga: Program Murur dan Safari Wukuf Lansia Gratis! PPIH Ingatkan Jemaah Haji Waspada Oknum Pungli
Farhan menyoroti penurunan drastis jumlah hewan kurban tahun ini yang menurutnya menjadi sinyal turunnya daya beli masyarakat, terutama dari kelompok lansia dan kelas menengah.
Daya Beli Masyarakat Menurun
"Banyak lansia hidup dari pensiunan atau tunjangan sosial. Mereka menahan diri untuk berkurban tahun ini. Ini sinyal kuat daya beli kita sedang turun," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa pengendalian inflasi dan distribusi barang kebutuhan pokok harus menjadi prioritas pemerintah.
Dok.Pemkot Bandung.
Farhan juga mengapresiasi upaya kecil namun berdampak besar seperti pemanfaatan makanan siap saji dari hotel dan restoran sebelum kedaluwarsa bagi masyarakat kurang mampu, termasuk lansia.
Baca juga: Meriahnya Perayaan Hari Lansia di Jember, Mulai dari Operasi Katarak, Pembacaan puisi dan Senam
Selain itu, Pemkot Bandung terus melakukan inovasi pelayanan sosial, salah satunya melalui kerja sama PKK dan Disdukcapil yang memberikan KTP kepada ODGJ dan penyandang disabilitas mental. Menurut Farhan, tanpa KTP, seseorang tidak akan bisa mengakses bantuan sosial.
“Memberi KTP adalah bentuk penghormatan dan pengakuan atas eksistensi mereka,” tegasnya.
Kepala Dinas Sosial Kota Bandung, Soni Bachtiar, memaparkan capaian signifikan selama dua tahun terakhir. Jumlah lansia terlantar berhasil ditekan secara drastis.
Baca juga: Jemaah Haji Lansia Tak Wajib Turun di Bir Ali, Ini Penjelasan Lengkap Prosedurnya
Tahun 2024 tercatat 455 kasus, dan per 11 Juni 2025 tinggal 85 kasus — penurunan 77,2% dibanding semester pertama tahun lalu.
“Kesadaran masyarakat terhadap tanggung jawab merawat orang tua mereka meningkat,” kata Soni.
Ia menambahkan, pada 2023 sebanyak 79% lansia terlantar berasal dari Bandung, namun angka itu turun menjadi 71,42% pada 2024.
Fasilitas Publik Ramah Lansia
Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi, menilai langkah-langkah ini harus diperkuat dengan fasilitas publik yang lebih ramah lansia, termasuk penerangan, trotoar, dan akses kesehatan.
Ketua DPRD Kota Bandung, Asep Mulyadi. (Dok.Pemkot Bandung)
“Pemkot Bandung harus menjadi percontohan nasional. Kita sudah punya Perda Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kota Ramah Lansia, tinggal terus ditingkatkan implementasinya,” ujarnya.
Dengan segala inisiatif dan inovasi yang dilakukan, Kota Bandung terus berupaya mewujudkan lingkungan yang inklusif dan adil bagi para lansia—agar mereka tidak hanya dihormati, tapi juga diberdayakan dan bahagia di masa senja. (*)