SokoBerita

Waisak bukan Sekadar Perayaan Keagamaan, Tumbuhkan UMKM, Tenaga Lokal, dan Ekonomi Daerah

InJourney melalui anak perusahaannya, InJourney Destination Management (IDM), turut memberdayakan UMKM, tenaga kerja lokal dalam rangkaian kegiatan Waisak.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
14 Mei 2025
<p>Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur dorong ekonomi lokal lewat UMKM, homestay, seni, dan ribuan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. (Dok. InJourney)</p>

Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur dorong ekonomi lokal lewat UMKM, homestay, seni, dan ribuan tenaga kerja dari masyarakat sekitar. (Dok. InJourney)

SOKOGURU, JAKARTA- Seluruh rangkaian perayaan Waisak 2569 BE/2025 yang dimulai dari Candi Mendut dan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah telah usai.

Kegiatan spiritual yang bertaraf internasional dan menjadi perhatian dunia itu ternyata memacu pertumbuhan ekonomi daerah karena turut melibatkan UMKM dan tenaga kerja lokal.

Lebih dari 2.000 UMKM turut menyemarakkan kegiatan itu, mulai dari kuliner, kerajinan hingga layanan wisata. Pelaku jasa transportasi seperti VW Safari pun merasakan lonjakan aktivitas.

Baca juga: Jadi Pusat Perayaan Waisak 2025, Momentum Candi Borobudur Perkuat Ekonomi dan Pariwisata

Demikian disampaikan Direktur InJourney Destination Management, Febrina Intan, seperti dikutip siaran resmi Kementerian BUMN, Rabu, 14 Mei 2025.

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney melalui anak perusahaannya, InJourney Destination Management (IDM), sambungnya, sebagai pengelola kawasan, turut memberdayakan UMKM dan tenaga kerja lokal dalam mendukung kegiatan Waisak.

Tingginya okupansi penginapan selama perayaan turut menyumbang dampak positif bagi perekonomian sekitar Borobudur.

Baca juga: Turut Sukseskan Tri Suci Waisak 2569 BE, InJourney Hadirkan Pilihan Akomodasi di Dekat Borobudur

Mulai dari homestay milik warga seperti di Kampung Ngaran II hingga hotel berbintang seperti Le Temple, semuanya mencatat tingkat keterisian penuh sepanjang rangkaian kegiatan Waisak 2025.

Ketua Paguyuban Kampung Homestay Borobudur, Muslih, mengatakan, sebanyak 152 kamar di kampungnya telah dipesan sebulan sebelum hari puncak Waisak.

“Pemesanan sudah dimulai sejak Februari dan mencapai puncaknya di April,” ujarnya.

Ia menyebut sekitar 200 calon tamu yang tak kebagian kamar kemudian dialihkan ke homestay lain di wilayah Kecamatan Borobudur yang memiliki kapasitas 400 unit dengan 800-1.000 kamar.

Baca juga: Sambut Waisak 2025, Borobudur Jadi Tempat Wisata Spiritual dan Budaya yang Ramah Semua Kalangan

Pengelola homestay juga sepakat mempertahankan tarif tetap, yaitu Rp350 ribu (AC) dan Rp250 ribu (non-AC).

IDM juga menggandeng pelaku UMKM sebagai bagian dari perayaan Waisak, yang turut menghidupkan sektor ekonomi lokal.

Hal yang sama dirasakan Koordinator Komunitas VW Safari Fantasy Borobudur, Heru Purwanto. “Pada hari biasa mungkin seminggu hanya aktif tiga hari, tapi saat Waisak bisa sampai dua minggu, dan setiap hari pasti ada yang jalan,” jelasnya.

Pelaku usaha kerajinan lokal juga mendapatkan manfaat dari perayaan itu. Salah satunya adalah meningkatnya permintaan upanat atau sandal khas yang banyak digunakan selama kegiatan berlangsung.

Muh Zamzani, Ketua Paguyuban perajin sandal upanat, menyebut, peningkatan produksi telah mendukung ekonomi masyarakat.

 

Pelatihan keterampilan

IDM bersama Balai Konservasi Borobudur juga mengadakan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan perajin lokal dalam pembuatan upanat.

Dan untuk mendukung keberlanjutan UMKM, IDM juga berkolaborasi dengan pemerintah pusat dan daerah melakukan revitalisasi Kampung Seni Borobudur.

Lokasi itu menjadi tempat relokasi bagi hampir 2.000 pedagang dan perajin lokal, dan dilengkapi berbagai fasilitas seperti museum, pendopo, amphiteater, lapangan olahraga, lahan parkir luas, serta zona hijau.

Kampung Seni Borobudur menjadi simbol penguatan identitas budaya sekaligus pendorong kemajuan ekonomi kreatif kawasan.

Di samping memberi ruang bagi seniman lokal untuk berkarya, keberadaannya juga membuka peluang peningkatan taraf hidup masyarakat sekitar.

Rani Nuraeni dan Siti Amri, penjual produk fesyen di kampung tersebut, menyatakan bahwa penjualan mereka meningkat sejak menempati lokasi tersebut.

Menurut mereka, kenyamanan dan kerapian tempat berjualan sangat mendukung. Mereka pun berharap kunjungan ke Borobudur terus meningkat agar Kampung Seni semakin ramai dan omzet mereka ikut naik.

 

Ribuan tenaga lokal

Tak hanya UMKM, tenaga kerja lokal pun diberdayakan dalam mendukung logistik, penyambutan, layanan hingga pengelolaan acara.

Dalam pelaksanaan Waisak 2025, lebih dari 2.000 tenaga kerja lokal terlibat. Komunitas kreatif seperti Jejeg Art juga ikut ambil bagian dengan memproduksi 300 payung dekoratif yang menyerap tenaga kerja tambahan.

“Semoga kerja sama ini terus berlanjut dan semakin memperkenalkan UMKM Borobudur,” ujar Ketua Jejeg Art, Ady Pramuningtiyas.

Lebih lanjut, Febrina Intan menjelaskan, pihaknya mengedepankan dampak sosial dan ekonomi dari setiap program.

“Kami harus membangun ekosistem pariwisata yang sehat dan berkesinambungan, bukan yang mementingkan kepentingan pribadi,” jelasnya.

Hal ini diamini oleh Direktur Utama InJourney, Maya Watono, yang menegaskan, dengan melibatkan masyarakat lokal, InJourney berharap kehadiran Candi Borobudur mampu memberikan dampak positif yang signifikan perekonomian daerah.

"Ini merupakan inisiasi yang senantiasa ditekankan oleh InJourney, yakni setiap destinasi pariwisata yang ada harus mampu memberikan multiplier effect para perekonomian sekitar,” imbuhnya.

Tak ketinggalan, IDM juga menyelenggarakan Pasar Medang sebagai bagian dari perayaan Waisak. Pasar ini menyajikan aneka kuliner lokal serta pertunjukan seni budaya.

Di sisi lain, UMKM kuliner lokal menjadi penyuplai utama dalam kegiatan tersebut. Pasar Medang hadir untuk membawa pengunjung menikmati kearifan lokal melalui beragam kuliner, kebudayaan, dan juga kerajinan tangan UMKM lokal," tambah Febrina.

Kehadiran Pasar Medang, sambungnya, diharapkan mampu membawa seni dan budaya lokal semakin mendunia, sehingga memberikan dampak ekonomi yang positif untuk ke depan. (SG-1)