Soko Berita

Sambut Waisak 2025, Borobudur Jadi Tempat Wisata Spiritual dan Budaya yang Ramah Semua Kalangan

Candi Borobudur bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga pusat spiritualitas dunia. Kehadirannya harus memberi manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
06 Mei 2025

Menteri Kebudayaan Fadli Zon dalam dialog membahas berbagai inisiatif untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai situs yang inklusif, hidup, dan terus berkembang secara kultural, pada pertemuan dengan komunitas Buddhis di Jakarta, Minggu, 4 Mei 2025. (Dok. InJourney)

SOKOGURU, JAKARTA- Candi Borobudur selalu menjadi fokus dunia dalam prosesi Tri Suci Waisak 2025. Untuk itu, PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, terus berkomitmen membangun Candi Borobudur.

Sebagai holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, fokus utama InJourney  adalah menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi spiritual kelas dunia yang terbuka dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyampaikan hal itu dalam keterangan resmi Kementerian BUMN, Selasa, 6 Mei 2025. 

Baca juga: Turut Sukseskan Tri Suci Waisak 2569 BE, InJourney Hadirkan Pilihan Akomodasi di Dekat Borobudur

“Candi Borobudur bukan sekadar situs warisan budaya, tetapi juga memiliki makna mendalam sebagai pusat spiritualitas dunia yang inklusif,” tegasnya.

Untuk mewujudkan visi tersebut, sambung Maya, InJourney telah menjalankan berbagai program dan kegiatan. Mulai dari penyelenggaraan festival budaya, spiritual tourism, hingga penataan kawasan candi agar lebih ramah pengunjung dan kontemplatif. 

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan Komitmen InJourney, sejalan dengan program pemerintah dalam memajukan kebudayaan nasional dan melestarikan cagar budaya sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan. Hal itu sejalan dengan UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017.

Baca juga: Sambut Waisak 2025, Menteri Agama Ajak Umat Buddha Perkuat Toleransi Lewat Gema Waisak

Fadli Zon mengatakan hal itu pada pertemuan dengan komunitas Buddhis dalam rangka menyambut bulan suci Waisak 2025, Minggu, 4 Mei lalu.

“Komitmen itu bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat hari ini dan masa depan,” ujarnya.

Untuk itu, sambung Menbud Fadli Zon, tentunya dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama seluruh pihak untuk merealisasikan harapan ini sehingga dapat terwujud ekosistem yang tangguh dan berkelanjutan sehingga budaya dapat membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

Baca juga: Dikunjungi 75 Ribu Umat pada Waisak 2024, Borobudur Jadi Episentrum Umat Buddha Dunia

Turut hadir pada pertemuan tersebut perwakilan dari berbagai organisasi keagamaan dan kebudayaan Buddha seperti Walubi, Permabudi, Buddha Suci, serta akademisi dan budayawan Buddha.

Dirut InJourney juga berkesempatan mengikuti dialog yang membahas berbagai inisiatif untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai situs yang inklusif, hidup, dan terus berkembang secara kultural.

Jalin kolaborasi

Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem pariwisata yang inklusif di Candi Borobudur, InJourney telah menjalin kolaborasi dengan para pemangku kepentingan.

Dimulai dari penataan kawasan candi yang inklusif, sehingga lebih ramah untuk para pengunjung dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya dan spiritualitas melalui penerapan sistem kuota dan jalur khusus naik stupa.

Selain itu, membangun ekosistem dengan melibatkan masyarakat dan UMKM sekitar juga menjadi komitmen InJourney.

“Tidak hanya memberikan tempat untuk hasil karya UMKM setempat, InJourney juga memberikan berbagai dukungan sehingga para pedagang dan UMKM di Candi Borobudur bisa naik kelas,” imbuh Maya.

Harapannya, kehadiran Candi Borobudur akan memberikan multiplier effect yang luas pada perekonomian daerah.

Kehadiran Borobudur turut menopang ekonomi daerah hingga mampu menciptakan pertumbuhan secara tahunan lebih dari 4,7%. InJourney berkomitmen untuk terus mengembangkan ekosistem pariwisata yang inklusif di Candi Borobudur.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Menteri Kebudayaan yang telah membuka komunikasi ini, sehingga InJourney mendapatkan berbagai masukan untuk pengembangan Candi Borobudur ke depan,” tutup Maya. (SG-1)