SOKOGURU, TIMUR TENGAH – Setelah 12 hari penuh ketegangan dan serangan militer, Israel dan Iran akhirnya memulai gencatan senjata, Selasa (25/6), atas desakan keras Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump, dalam pernyataan kerasnya, menyalahkan kedua pihak atas pelanggaran awal perjanjian, namun kritik paling tajam diarahkan kepada Israel, sekutu dekat AS, karena dinilai terlalu agresif dalam serangan balasannya.
“Israel, jangan jatuhkan bom itu. Bawa pulang pilotmu sekarang!” tulis Trump di akun Truth Social, mengacu pada potensi pelanggaran serius gencatan senjata.
Baca juga: Terbongkar! Operasi Rahasia Mossad Gunakan Drone dan AI untuk Hancurkan Pertahanan Iran
Trump juga mengklaim telah memerintahkan Israel menghentikan serangan lanjutan untuk menjaga kesepakatan damai yang rapuh ini.
Iran-Israel Sepakat Mengakhiri Konflik Terbesar Mereka
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menyebut bahwa negaranya meraih "kemenangan besar" dan menyatakan siap meredakan ketegangan, termasuk dengan AS
Dalam pembicaraannya dengan Putra Mahkota Saudi, ia juga menyatakan kesediaan menyelesaikan perbedaan dengan AS lewat jalur diplomasi.
Baca juga: Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Trump Malah Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran!
Di sisi lain, militer Israel telah mencabut seluruh pembatasan wilayah, dan Bandara Ben Gurion kembali dibuka. Namun Kepala Staf IDF, Eyal Zamir, memperingatkan bahwa konflik dengan Iran belum benar-benar berakhir, meskipun saat ini fokus akan kembali ke perang melawan Hamas di Gaza.
Korban Tewas & Serangan Balasan
Sebelum gencatan senjata dimulai, empat orang di Israel tewas akibat serangan rudal Iran, termasuk seorang tentara.
Sementara itu, Iran melaporkan sembilan warganya tewas akibat serangan udara Israel di kawasan pemukiman utara.
Baca juga: Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar! Tensi Perang Teluk Memanas
Israel mengklaim serangan terhadap situs radar di dekat Teheran sebagai respon atas rudal Iran yang diluncurkan beberapa jam setelah waktu dimulainya gencatan senjata.
Namun Iran membantah telah meluncurkan rudal tersebut dan menuduh Israel tetap menyerang satu setengah jam setelah gencatan senjata berlaku.
Trump: ‘Kami Tidak Ingin Ganti Rezim Iran’
Dalam perjalanannya menuju KTT NATO di Eropa, Trump menyampaikan bahwa AS tidak menginginkan perubahan rezim di Iran, tetapi hanya mendesak de-eskalasi.
“Saya hanya ingin semuanya tenang. Iran tidak akan punya senjata nuklir—saya kira itu hal terakhir di pikiran mereka sekarang,” katanya kepada wartawan.
Pasar Global Merespons Positif, Harga Minyak Turun
Kesepakatan gencatan senjata ini disambut positif oleh pasar global. Harga minyak dunia turun tajam, dan bursa saham global mengalami lonjakan, menandakan kepercayaan terhadap stabilitas pasokan minyak dari kawasan Teluk.
Kesepakatan Damai: Peran Trump, Qatar, dan Diplomasi Senyap
Seorang pejabat Gedung Putih mengungkapkan bahwa gencatan senjata ini terjadi berkat diplomasi langsung antara Trump dan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Qatar juga memainkan peran kunci, di mana Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, mengamankan persetujuan Iran lewat komunikasi intensif.
Damai yang Rapuh, Tapi Penting
Meskipun banyak tantangan ke depan dan belum ada jaminan perdamaian permanen, gencatan senjata ini menjadi momen penting dalam sejarah konflik Timur Tengah.
Dunia kini berharap agar kedua negara mampu menahan diri, dan membuka jalan menuju penyelesaian diplomatik yang lebih luas. (Al-Arabiya/SG-2) (*)