SOKOGURU, TEHRAN, IRAN — Serangan militer Israel ke Iran yang menghancurkan infrastruktur pertahanan dan menewaskan para komandan top bukan sekadar aksi militer biasa.
Operasi ini disebut sebagai puncak dari infiltrasi intelijen Mossad yang telah berlangsung selama bertahun-tahun — bahkan melibatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) Amerika Serikat.
Laporan dari media Israel dan wawancara dengan 10 pejabat intelijen Israel mengungkap bahwa puluhan sel Mossad telah bekerja diam-diam di dalam Iran.
Baca juga: Iran Serang Pangkalan AS di Qatar, Trump Malah Umumkan Gencatan Senjata Israel-Iran!
Mereka menyusup ke rantai pasok senjata, menyabotase komunikasi militer, bahkan menyelundupkan drone dan sistem rudal yang digunakan dalam serangan pada Juni 2025 lalu.
“Ini adalah kulminasi kerja bertahun-tahun Mossad dalam menargetkan program nuklir Iran,” ujar mantan direktur riset Mossad, Sima Shine, dikutip Al-Jazeera
Komandan Iran Tewas, AI Berperan dalam Pemilihan Target
Teknologi AI buatan Amerika Serikat (AS) disebut turut menentukan target-target sensitif berdasarkan data yang dikumpulkan agen Mossad.
Hasilnya, beberapa tokoh penting militer Iran, termasuk Mayor Jenderal Ali Shademani, Saeed Izadi, dan Behnam Shahryari, tewas dalam rentetan serangan presisi.
Baca juga: Iran Serang Pangkalan Militer AS di Qatar! Tensi Perang Teluk Memanas
“Orang-orang tidak menyadari seberapa beraninya kami,” ujar pakar intelijen militer Israel, Miri Eisin, yang menyebut hampir mustahil bagi siapapun untuk sepenuhnya “off the grid”.
Smartphone Pejabat Dilarang, Warga Diperintahkan Lapor
Pasca-serangan, pemerintah Iran mengeluarkan larangan penggunaan smartphone yang terhubung internet bagi pejabat tinggi negara.
Baca juga: DPR RI Kecam Serangan Militer AS ke Iran: Ancaman Nyata bagi Perdamaian Dunia
Masyarakat juga diminta melaporkan properti yang disewa oleh pihak asing dalam dua tahun terakhir, memicu dugaan spy panic nasional.
Puluhan warga ditangkap, dituduh menjadi kaki tangan Mossad atau menyebarkan narasi media pro-Israel.
Operasi Mossad Sudah Dimulai Sejak 1979?
Infiltrasi intelijen Israel ke Iran bukan hal baru. Menurut penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Larijani, persoalan infiltrasi sudah “sangat serius” dalam beberapa tahun terakhir.
Dari pembunuhan ilmuwan nuklir Iran Mohsen Fakhrizadeh, serangan siber Stuxnet tahun 2010, hingga ledakan di markas Hezbollah dan pembunuhan pemimpin Hamas, semua terkait jaringan intelijen Israel.
Iran Tak Tinggal Diam: Balas dengan Spionase di Dalam Israel
Meski tampak terdesak, Iran juga menjalankan aksi balasan. Pada Oktober 2024, Shin Bet, badan keamanan dalam negeri Israel, menangkap 14 warga Israel yang diduga menjadi mata-mata untuk Iran.
Menurut pengamat, psikologis menjadi senjata penting dalam operasi intelijen. Dengan membuktikan keberhasilan menyusup ke tubuh pertahanan Iran, Israel tak hanya menyerang fisik tapi juga menjatuhkan moral musuh.
“Ini bukan sekadar operasi rahasia, tapi juga perang urat saraf. Ketika musuh menyangkal, Israel akan datang membawa bukti. Hasilnya? Iran terlihat lemah,” ujar analis pertahanan, Hamze Attar, kepada Al Jazeera. (Al-Jazeera/SG-2) (*)