SOKOGURU - Kementerian Sosial mengubah skema penyaluran bansos pada 2025 agar lebih transparan. Digitalisasi jadi pendekatan utama untuk efisiensi.
Penerima bansos kini bisa mengecek statusnya melalui aplikasi resmi Kemensos. Ini termasuk fitur “usul” dan “sanggah”.
Dana bansos akan langsung masuk ke rekening bank penerima. Proses distribusi kini tanpa perantara, meminimalkan potensi penyelewengan.
Pemerintah bekerja sama dengan bank-bank Himbara untuk distribusi bansos. Masyarakat dianjurkan memiliki rekening aktif untuk pencairan.
DTKS Diperbarui oleh Pemerintah Daerah
DTKS kini diperbarui secara digital oleh pemerintah daerah. Hal ini memastikan data lebih akurat dan real-time.
Petugas menggunakan aplikasi SIKS-NG untuk input dan validasi data. Teknologi ini membantu sinkronisasi nasional.
Seluruh transaksi bansos tercatat dalam sistem digital. Ini memungkinkan pengawasan yang lebih ketat dari pusat.
Masyarakat bisa melihat riwayat pencairan bantuan di aplikasi. Hal ini memberi kepastian atas dana yang diterima.
Bantuan seperti PKH dan Sembako tetap berjalan di skema baru ini. Namun, proses pelaporan dan pencairan kini sepenuhnya digital.
Jenis bansos non-tunai diperluas untuk mendorong transaksi digital. Ini juga mengedukasi masyarakat tentang literasi keuangan.
Setiap Pencairan Dikabarkan Melalui SMS atau Aplikasi
Setiap pencairan bansos kini dikabarkan melalui notifikasi SMS atau aplikasi. Tak perlu lagi antre atau menunggu panggilan manual.
Proses pengaduan bisa dilakukan secara daring lewat aplikasi atau situs resmi. Pengaduan ditindaklanjuti oleh petugas daerah.
Pengawasan skema digital melibatkan dashboard monitoring hingga tingkat RT. Ini menjaga integritas distribusi di lapangan.
Bansos digital juga menjangkau wilayah terpencil lewat sinergi antarinstansi. Prioritas diberikan pada masyarakat rentan dan miskin ekstrem.
Transformasi ini diharapkan menjadikan bansos lebih adil, cepat, dan merata. Teknologi menjadi penghubung antara data dan keadilan sosial. (*)