SOKOGURU - Kementerian Sosial (Kemensos) kembali menghadirkan terobosan dalam bidang pendidikan melalui program Sekolah Rakyat, yang akan resmi dimulai pada Juli 2025.
Program ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memberikan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak kurang mampu dan rentan di berbagai pelosok Indonesia.
Dengan target pembukaan 100 sekolah di berbagai wilayah dan menjangkau hampir 10.000 siswa, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi jembatan pengentasan kemiskinan dan ketimpangan pendidikan melalui pendekatan inklusif, berbasis komunitas, dan terintegrasi dengan program sosial lainnya.
Apa Itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat adalah layanan pendidikan non-formal dan formal yang disalurkan melalui Kemensos bagi anak-anak dari keluarga miskin, terlantar, yatim piatu, serta anak-anak yang tinggal di lingkungan rentan.
Program ini menjadi bentuk nyata kehadiran negara dalam menjamin hak pendidikan bagi seluruh warga negara tanpa diskriminasi.
Sekolah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat belajar, tetapi juga sebagai pusat pembinaan karakter, pelatihan vokasi, dan penguatan mental bagi anak-anak yang hidup dalam situasi sulit.
Target 100 Sekolah dan 10.000 Siswa di Tahun Pertama
Kemensos menargetkan 100 sekolah beroperasi di tahun pertama, dengan fokus lokasi di wilayah terpencil, perdesaan, daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), serta kawasan yang memiliki angka putus sekolah tinggi.
Diperkirakan sekitar 10.000 siswa akan terakomodasi dalam fase pertama peluncuran ini. Siswa akan tinggal dan belajar di lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung pertumbuhan mereka secara holistik.
Rekrutmen Tenaga Pengajar dan Pamong Hampir Rampung
Hingga pertengahan Juni 2025, proses rekrutmen guru, kepala asrama, hingga pamong hampir selesai. Seluruh tenaga pengajar akan menjalani pelatihan khusus dengan pendekatan sosial-humanistik agar mampu memahami dan membina anak-anak dari latar belakang rentan.
Selain itu, pelatihan juga meliputi pembekalan soal nilai-nilai kebangsaan, perlindungan anak, kesehatan mental, dan komunikasi empatik.
Baca Juga:
Persiapan Kurikulum, Sarana Prasarana, dan Kebutuhan Siswa
Finalisasi kurikulum menjadi salah satu fokus utama menjelang pembukaan resmi di bulan Juli. Kurikulum Sekolah Rakyat akan menggabungkan:
- Pelajaran akademik dasar (bahasa, matematika, sains, IPS)
- Penguatan karakter dan nilai kebangsaan
- Pelatihan vokasi dan keterampilan hidup (life skills)
- Pendidikan sosial berbasis lingkungan dan komunitas
Selain itu, Kemensos juga telah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana mulai dari ruang kelas, tempat tinggal, ruang makan, hingga area bermain. Kebutuhan siswa seperti seragam, alat tulis, perlengkapan mandi, dan peralatan tidur turut difasilitasi oleh negara.
Kolaborasi dengan Daerah dan Lembaga Sosial
Kemensos menggandeng pemerintah daerah, lembaga kesejahteraan sosial, serta komunitas lokal untuk mengelola Sekolah Rakyat secara kolaboratif. Pendekatan ini diyakini lebih tepat sasaran dan kontekstual terhadap kebutuhan lokal.
Sekolah Rakyat juga diharapkan menjadi pusat intervensi sosial untuk anak-anak, termasuk penyediaan layanan kesehatan dasar, konseling, dan pemulihan sosial bagi korban kekerasan atau eksploitasi.
Harapan dan Dampak Jangka Panjang
Melalui program ini, pemerintah berharap dapat mencetak generasi muda yang mandiri, berkarakter, dan memiliki keterampilan hidup. Sekolah Rakyat tidak hanya menjadi ruang pendidikan, tetapi juga alat untuk memutus rantai kemiskinan antar-generasi.
Kesimpulan
Peluncuran Sekolah Rakyat oleh Kemensos pada Juli 2025 merupakan langkah strategis dalam memperluas akses pendidikan inklusif bagi anak-anak rentan.
Dengan persiapan matang mencakup SDM, kurikulum, dan kebutuhan siswa, program ini siap menjadi bagian penting dalam mendorong keadilan sosial dan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.(*)