SOKOGURU – Pergerakan mengejutkan terjadi pada saham PT Aneka Tambang Tbk (Antam) yang tiba-tiba terjun bebas meskipun harga emas dunia justru menunjukkan kenaikan tipis.
Saham Antam pada perdagangan terakhir ditutup melemah di level Rp3.450, turun 100 poin atau minus 2,82%.
Keanehan ini menjadi perhatian para investor karena biasanya saham Antam bergerak sejalan dengan tren harga emas dunia.
Namun, kali ini saham Antam justru melemah meski logam mulia global mengalami penguatan.
Dalam analisis yang diulas oleh Muhammad Ravis di kanal YouTube-nya, salah satu penyebab kuat tekanan jual pada saham Antam adalah adanya isu lingkungan serius terkait tambang anak usaha Antam di Raja Ampat.
Dugaan Dampak Isu Tambang Raja Ampat
Isu mencuat setelah adanya pemberitaan tentang potensi ancaman tambang nikel di kawasan Raja Ampat, yang sejak lama dikenal sebagai surga laut dunia.
Tambang tersebut dikelola oleh PT Gag Nikel (PT Gikel), anak usaha Antam dengan kepemilikan saham mencapai 100%.
Kabar tersebut memicu kekhawatiran pasar dan mendorong aksi jual besar-besaran, termasuk oleh investor asing yang tercatat melakukan net sell senilai Rp150 miliar.
Tekanan jual terlihat dominan dan sulit dilawan oleh volume beli, yang membuat harga saham semakin tertekan.
"Kalau investor asing mulai taking profit dan terus menjual, besar kemungkinan saham Antam bisa jatuh lebih dalam lagi," ujar narator dalam kanal YouTube Muhammad Ravis, sebagaimana dikutip sokoguru.id Selasa, 10 Juni 2025.
Tekanan Jual Masih Dominan
Data perdagangan menunjukkan volume transaksi saham Antam mencapai 1,9 juta lot dengan total nilai transaksi Rp676 miliar.
Meskipun berada di peringkat ketiga top value perdagangan hari itu, tekanan jual masih jauh lebih besar dibandingkan aksi beli.
Saham Antam memang sempat dibuka menguat di level Rp3.590 dengan harga tertinggi Rp3.620. Namun tekanan jual yang kuat akhirnya menyeret harga hingga ditutup merah di Rp3.450.
Apakah Ini Kesempatan atau Bahaya?
Ravis menegaskan bahwa dengan adanya isu di tambang Raja Ampat dan aksi jual asing yang mulai agresif, investor perlu lebih berhati-hati. Potensi koreksi harga masih terbuka jika sentimen negatif ini terus berlanjut.
"Meski harga emas dunia masih naik, ternyata saham Antam bisa turun jika ada tekanan fundamental seperti ini. Ini menjadi pengingat penting bahwa harga komoditas tidak selalu sejalan dengan harga saham emitennya," pungkasnya.
Apakah saham Antam akan kembali menguat atau justru terus tertekan dalam waktu dekat? Investor kini menanti pergerakan selanjutnya sambil mencermati perkembangan isu di lapangan. (*)