Soko Berita

Plafon Miliaran untuk Koperasi Desa Merah Putih! Cek Cara Kelola Dana agar Tak Gagal & Tetap Transparan!

Program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih siapkan plafon miliaran! Hati-hati kelola pinjaman agar tak gagal. Ini syarat, risiko, dan peluang suksesnya!

By Ramadhan Safrudin  | Sokoguru.Id
18 Juni 2025
<p>Ilustrasi tampilan ilustratif Koperasi Desa Merah Putih yang menjadi tulang punggung ekonomi desa, program unggulan pemerintah yang wajib dikelola hati-hati agar sukses. Foto: Tangkapan Layar YouTube.com/Humas Jabar</p>

Ilustrasi tampilan ilustratif Koperasi Desa Merah Putih yang menjadi tulang punggung ekonomi desa, program unggulan pemerintah yang wajib dikelola hati-hati agar sukses. Foto: Tangkapan Layar YouTube.com/Humas Jabar

SOKOGURU — Pemerintah sedang menggenjot penguatan ekonomi desa melalui program ambisius Koperasi Desa Merah Putih.

Namun, perhatian publik tertuju pada satu pesan krusial dari Wakil Menteri BUMN yang disampaikan dalam diskusi terbuka baru-baru ini: “Kalau program ini gagal, kita tidak usah bicara koperasi lagi.”

Pernyataan ini bukan tanpa alasan. Koperasi Desa Merah Putih adalah harapan baru sekaligus tantangan besar dalam membangun ekonomi nasional dari akar rumput.

Plafon dana miliaran rupiah telah disiapkan melalui Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA), bukan dalam bentuk cash, melainkan dalam skema plafon usaha yang harus dikelola secara pruden dan transparan.

Kenapa Program Ini Krusial bagi Masa Depan Desa?

1. Mencegah Lumpuhnya Ekonomi Desa

Perpindahan demografi ke kota menyebabkan desa ditinggalkan. Padahal, desa adalah tulang punggung ketahanan pangan nasional. Jika koperasi gagal, maka ekosistem pangan Indonesia bisa runtuh.

2. Dana Desa Bisa Jadi Jaminan

Jika koperasi mengalami gagal bayar, dana desa bisa menjadi garantor cicilan, tanpa mengganggu 80% dana desa yang dialokasikan untuk infrastruktur.

3. Bisnis Model Fleksibel, Tapi Harus Fokus

Koperasi bisa bergerak di sektor peternakan, pertanian, bahkan menjadi agen pupuk, asalkan tidak tumpang tindih dengan pelaku lama.

Oleh karena itu, mapping wilayah dan potensi sangat penting agar tidak terjadi persaingan yang merugikan warga desa sendiri.

SDM dan Manajemen: Kunci Sukses atau Gagal

Koperasi yang hanya berdiri formal tapi tidak profesional berisiko besar gagal. Pemerintah bahkan membuka peluang pegawai bank pensiun menjadi manajer koperasi agar ada transfer pengalaman dan profesionalisme.

Selain itu, proposal bisnis koperasi akan diseleksi ketat. Misalnya, koperasi peternakan harus menyusun model usaha yang jelas dan realistis.

“Jika SDM lemah dan bisnis modelnya kabur, program akan gagal. Tapi jika dimanfaatkan serius, koperasi desa bisa jadi tulang punggung ekonomi nasional,” tegas narasumber, sebagaimana dikutip sokoguru.id dari kanal YouTube Miftah Doel Rabu, 18 Juni 2025.

Peran Pemerintah: Pendamping & Pengawas

Meskipun leading sector berada di bawah Kementerian Koperasi dan UKM, tetapi Kementerian BUMN siap menjadi supporting system melalui pengawasan plafon, pelatihan manajemen, hingga bantuan agen jika diperlukan.

Target 80 Koperasi Percontohan di 2025

Sebagai tahap awal, ditargetkan ada 80 koperasi percontohan hingga akhir tahun 2025. Dari sinilah model ideal akan dilihat dan dikembangkan untuk diterapkan di ribuan desa lainnya.

Penutup: Momentum Tidak Boleh Disia-siakan

Koperasi Desa Merah Putih bukan sekadar program, tetapi peluang besar membangkitkan desa menjadi kekuatan ekonomi kolektif nasional.

Namun, kesalahan dalam pengelolaan bisa jadi bencana sistemik yang menurunkan kepercayaan pada koperasi secara menyeluruh.

Maka dari itu, seluruh pihak, pemerintah, koperasi, dan masyarakat harus bersinergi. Jangan sampai program sebesar ini kandas karena kelalaian kecil!

Jika Anda pelaku koperasi atau aparat desa, pastikan terlibat aktif dan pahami skema ini. Karena masa depan desa dimulai dari koperasi yang sehat dan dikelola dengan bijak. (*)