SOKOGURU, JEDDAH, ARAB SAUDI – Kementerian Agama (Kemenag) RI kembali mengeluarkan peringatan tegas bagi seluruh jemaah haji Indonesia agar tidak sembarangan pindah hotel di Tanah Suci tanpa melapor terlebih dahulu kepada petugas kloter atau sektor.
Peringatan ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Jumat 23 Mei 2025.
Jemaah Pindah Hotel Harus Lapor ke Petugas
“Kami minta dengan sangat agar jemaah yang berpindah hotel segera melapor kepada petugas. Ini penting untuk akurasi data dan kelancaran layanan saat puncak ibadah haji nanti,” tegas Hilman.
Baca juga: Proses Visa Haji Hampir Rampung! 203 Ribu Jemaah Siap Berangkat ke Tanah Suci, Tinggal 11 Lagi!
Menurut Hilman, sejumlah jemaah sempat mengalami perpisahan akomodasi saat tiba di Makkah, seperti suami-istri yang terpisah, orang tua dengan anak, atau lansia dengan pendamping.
Perbedaan ini terjadi akibat pengaturan syarikah yang berbeda. Namun, kini Kemenag telah menetapkan kebijakan penggabungan jemaah, agar keluarga bisa tinggal bersama.
Sayangnya, sebelum kebijakan tersebut resmi diberlakukan, sebagian jemaah diketahui telah berpindah hotel secara mandiri tanpa koordinasi dengan petugas, yang dapat menimbulkan persoalan serius, terutama saat pergerakan besar ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Kami tidak ingin ada jemaah yang tercecer. Setiap orang yang sudah sampai di Tanah Suci harus tercatat dan terlayani dengan baik. Pendataan yang akurat itu sangat krusial,” ujarnya.
Baca juga: Jemaah Haji diimbau Kemenag: Jangan Sembarangan Bawa Makanan ke Tanah Suci, Bisa Dicekal!
Hilman menambahkan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan pendataan ulang secara menyeluruh, bekerja sama dengan perusahaan penyedia layanan dan menggunakan sistem pelaporan digital serta koordinasi lintas sektor.
Ini merupakan bagian dari evaluasi menyeluruh terhadap dinamika awal keberangkatan jemaah.
“Awalnya ada selisih data karena perubahan di embarkasi, jemaah sakit, batal berangkat, atau bergeser kloter. Tapi sekarang data sudah dikunci 17 jam sebelum keberangkatan dan itu jadi acuan utama di Arab Saudi,” ungkapnya.
Baca juga: Kisruh Haji 2025! Suami-Istri Terpisah, Penerbangan Telat, DPR Desak Kemenag Bertindak Cepat
Untuk menjaga kelancaran ibadah haji dan keamanan jemaah, Hilman meminta setiap jemaah untuk disiplin, tertib, dan aktif berkoordinasi dengan petugas, terutama bila ingin menyesuaikan tempat tinggal selama berada di Tanah Suci.
“Semua langkah ini bukan untuk menyulitkan, tapi demi kenyamanan dan keselamatan jemaah sendiri. Jangan sampai niat ibadah malah terganggu karena lalai pada hal-hal teknis seperti akomodasi,” pungkasnya.(*)