SokoBerita

Pemkot Bandung Siapkan Strategi Jaga Stabilisasi Harga Selama Ramadan dan Jelang Idul Fitri

Strategi ekonomi Bandung dapat tumbuh lebih tinggi, dengan mengutamakan sektor dominan seperti perdagangan, industri pengolahan, dan informasi komunikasi.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
06 Maret 2025

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memimpin High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada Kamis (6/3) di Pendopo Kota Bandung. (Ist/Pemkot Bandung)

SOKOGURU, BANDUNG: Menjelang bulan Ramadan dan Idulfitri, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggelar High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) pada Kamis (6/3) di Pendopo Kota Bandung. 

Pertemuan ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan inflasi dan kondisi makroekonomi serta merumuskan langkah-langkah konkret dalam menjaga stabilitas harga bahan pokok di tengah lonjakan permintaan selama Ramadan.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, memaparkan bahwa ekonomi Kota Bandung pada 2024 tumbuh sebesar 4,99%, sedikit melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat 5,07%. 

Baca juga: Bersama Forkopimda, Wali Kota Bandung Farhan Bahas Keamanan dan Ketertiban Saat Ramadhan

Meskipun demikian, Farhan menekankan pentingnya strategi agar ekonomi Bandung dapat kembali tumbuh lebih tinggi, dengan mengutamakan sektor-sektor dominan seperti perdagangan, industri pengolahan, dan sektor informasi serta komunikasi.

Ist.Pemkot Bandung.

Meskipun tercatat deflasi pada Februari 2024, tren kenaikan harga bahan pokok mulai terlihat menjelang Ramadan. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Jadi Warga Bandung, Farhan Ajak Kolaborasi Wujudkan Kota Bebas Sampah

Farhan pun mengingatkan bahwa inflasi yang terlalu rendah justru berisiko memicu lonjakan harga akibat peningkatan konsumsi secara tiba-tiba. 

Pemkot Pastikan Stabilitas Harga Pangan

Untuk itu, Pemkot Bandung berencana memantau langsung empat pasar utama pada Minggu pagi saat sahur untuk memastikan stabilitas harga.

Selain faktor ekonomi, cuaca ekstrem yang terjadi sejak akhir Februari 2025 juga dikhawatirkan dapat memengaruhi pasokan bahan pangan. 

Farhan mengungkapkan bahwa banjir di wilayah produksi pangan nasional menjadi salah satu kekhawatiran utama, sehingga stabilitas harga harus dijaga agar tidak membebani masyarakat.

Optimalkan Program Buruan Sae

Sebagai langkah preventif, Pemkot Bandung mengoptimalkan program Buruan Sae, yang mendorong masyarakat untuk menanam kebutuhan pangan sendiri seperti cabai dan bawang. 

Sinergi antara sektor pemerintah dan swasta juga akan diperkuat untuk memastikan distribusi pangan berjalan efisien.

Baca juga: Panen Melimpah Buruan SAE, Bukti Urban Farming Makin Diminati di Kota Bandung

Dalam kesempatan itu, Kepala Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung, Tubagus Agus Mulyadi, menambahkan bahwa 94,01% kebutuhan pangan Kota Bandung dipasok dari luar kota, yang membuat kota ini sangat rentan terhadap kenaikan harga akibat gangguan pasokan. 

Oleh karena itu, fluktuasi harga harus diantisipasi, terutama dengan meningkatnya konsumsi selama Ramadan dan Idulfitri.

Pemkot Bandung terus berkomitmen untuk menjaga kestabilan harga dan memastikan masyarakat dapat berbelanja dengan bijak tanpa terpengaruh oleh isu kelangkaan sembako. (SG-2)