SOKOGURU, VATIKAN- Paus Fransiskus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Mayor (Maria Maggiore), Sabtu, 26 April 2025. Misa pemakaman akan dimulai pada pukul 10.00 waktu setempat (sekitar 15.00 WIB).
Sebelum dimakamkan, jenazah Paus disegel. Kardinal Camerlengo Kevin Farrell memimpin Upacara Penyegelan Peti Jenazah, Jumat, 25 April pada pukul 20.00 waktu setempat (sekitar pukul 01.00 WIB).
Untuk mempersiapkan upacara penyegelan peti jenazah, mulai pukul 19.00 Basilika Santo Petrus Vatikan sudah ditutup, dan antrean masyarakat sudah ditutup sejak pukul 18.00.
Demikian Vatican News melaporkan, satu jam setelah upacara penutupan peti selesai.
Peti jenazah Paus Fransiskus disegel dalam upacara pribadi di Basilika Santo Petrus, setelah sekitar 250.000 pelayat memberikan penghormatan terakhir.
Menjelang misa pemakaman Paus Fransiskus, peti jenazahnya telah disegel dengan khidmat. Paus telah disemayamkan di Basilika Santo Petrus sejak Rabu.
Baca juga: Pesan Terakhir Paus: Akhiri Kekerasan dari Gaza hingga Sahael
Setelah kerumunan besar pengunjung - totalnya sekitar 250.000 - selama tiga hari terakhir, Basilika Santo Petrus kosong saat pelayat terakhir memberikan penghormatan terakhir.
Upacara penyegelan peti jenazah
Paus yang telah meninggal dibaringkan di depan altar Confessio dalam peti jenazah kayu, dibungkus kasula merah, dengan mitra putih dan rosario digenggam di tangannya – peti jenazah diletakkan di permukaan tanah, tanpa katafalque. Peti jenazah kayu itu adalah keputusan Fransiskus sendiri.
Kardinal-Camerlengo Kevin Farrell yang memimpin upacara penyegelan peti jenazah, memulai dengan pembacaan dokumen yang mencantumkan tahapan kehidupan Jorge Mario Bergoglio, nama asli Paus Fransiskus, dan kegiatan terpentingnya sebagai Paus.
Ia menyatakan kenangan Paus ke-266 itu tetap berada di hati Gereja dan seluruh umat manusia.
Baca juga: Jenazah Paus Fransiskus Disemayamkan di Basilisika Santo Petrus
Di antara tonggak sejarah yang disebutkan adalah masa tinggalnya di Jerman pada akhir tahun 1980-an dan pekerjaannya yang beragam di Argentina.
"Dia adalah seorang imam Katolik yang sederhana dan populer di Keuskupan Agungnya. Setiap kali pergi ke kantornya atau berpergian ke tempat lain, ia menggunakan bus umum. Dia tinggal di sebuah flat dan menyiapkan makanannya sendiri karena dia merasa seperti orang biasa pada umumnya,” ujar Farrel.
Penutupan wajah
Lebih lanjut, Uskup Agung Diego Ravelli membentangkan kain sutra putih di atas wajah Paus, sementara Kardinal-Camerlengo Farrell memerciki Paus Fransiskus dengan air suci.
Peti jenazah Paus disegel (Dok. Divisi Foto Media Vatican)
Sebuah tas berisi koin dan medali yang dicetak selama masa kepausannya kemudian ditempatkan di peti jenazah bersama Paus.
Penutup kemudian ditempatkan pada peti jenazah seng, bersama dengan salib dan lambang Fransiskus dan sebuah plakat dengan nama Paus dan lamanya hidupnya serta pelayanan Petrus.
Baca juga: Paus Fransiskus Wafat dalam Usia 88 Tahun
Selama detail-detail upara dilaksanakan, alunan suara para penyanyi s mazmur terus berkumandang di ruang Santo Petrus.
Setelah peti jenazah disegel, Kardinal-Camerlengo dan Prefektur Rumah Tangga Kepausan, Kantor Perayaan Liturgi dan Kapitel Vatikan mencetak segel tersebut.
Kini, Peti jenazah kayu resmi disegel, di permukaannya tampak salib dan lambang Paus yang telah meninggal.
Persiapkan pemakaman
Sebelumnya, pada pagi hari, Para kardinal yang hadir di Roma mengadakan Kongregasi Umum ke-4 untuk menjelaskan bahwa misa pemakaman Paus Fransiskus akan menjadi misa ‘seorang gembala’, bukan seorang ‘penguasa’.
Hal itu disampaikan Direktur Kantor Pers Takhta Suci, Matteo Bruni, saat memberi pengarahan kepada wartawant tentang Kongregasi Umum Kardinal keempat, di Aula Sinode Baru Vatikan.
Ia mengatakan sebanyak 149 Kardinal hadir dalam pertemuan badan yang mengatur Gereja selama masa interregnum setelah kematian Paus.
Kongregasi dimulai dengan doa bersama pada pukul 9:10 (pukul 14.10 WIB) dan berlangsung hingga 12:20 (17.20 WIB), dan ada 33 intervensi dari para Kardinal tentang Gereja dan dunia.
Di akhir pertemuan, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan, Uskup Agung Diego Ravelli, menyampaikan pidato di hadapan para Kardinal untuk menjelaskan tata cara pemakaman Paus Fransiskus, dengan mencatat bahwa upacara pemakaman tersebut akan dilakukan terhadap seorang gembala, bukan seorang penguasa.
Uskup Agung Ravelli menambahkan bahwa jenazah mendiang Paus tidak akan disemayamkan di atas panggung atau mimbar tinggi.
Pada Misa pemakaman pada hari Sabtu pukul 10:00 pagi, para tamu kehormatan akan diatur sesuai dengan protokol. Presiden Argentina (kampung halaman Paus) dan kemudian Presiden Italia akan diikuti oleh anggota keluarga kerajaan dan presiden lainnya dalam urutan abjad.
Bruni menjelaskan bahwa prosesi dengan kendaraan pengangkut jenazah Paus ke St. Mary Major akan berangkat dari Gerbang Perugino ke Vatikan dan tidak akan melewati Lapangan Santo Petrus.
Prosesi menuju St. Mary Major akan memakan waktu sekitar setengah jam, katanya, seraya menambahkan bahwa peti jenazah Paus akan terlihat.
Bruni mengatakan pemakaman di makam mendiang Paus di St. Mary Major akan dilakukan secara tertutup.
“Pada Minggu pukul 16.00, para Kardinal akan pergi ke Basilika Maria. Mereka akan melewati Pintu Suci, mengunjungi makam Paus Fransiskus, dan kemudian berkumpul di Kapel Paulus tempat ikon Maria Salus Populi Romani berada. Mereka kemudian akan berdoa bersama. (Ros/SG-1)