SokoBerita

Miris! Minuman Energi dan Minuman Kemasan Diduga Picu Gagal Ginjal di Kalangan Anak Muda

Lonjakan kasus gagal ginjal di kalangan anak muda menjadi sorotan serius Anggota DPR RI, Surya Utama, usai melakukan kunjungan kerja ke RS Muhammad Husein.

By Kang Deri  | Sokoguru.Id
18 April 2025
<p>Ilustrasi remaja sedang meminuman minuman berenergo. (Dok.AI)</p>

Ilustrasi remaja sedang meminuman minuman berenergo. (Dok.AI)

SOKOGURU, PALEMBANG: Lonjakan kasus gagal ginjal di kalangan anak muda menjadi sorotan serius Anggota Komisi IX DPR RI, Surya Utama, usai melakukan kunjungan kerja ke RS Muhammad Husein, Palembang, Sumatera Selatan.

Kunjungan ini sekaligus membuka fakta mencengangkan: semakin banyak remaja dan dewasa muda yang harus menjalani cuci darah.

Saat meninjau ruang hemodialisis di rumah sakit tersebut, Surya mengaku terkejut melihat usia para pasien yang sangat muda. 

Baca juga: Bale Pakuan Diserbu Warga! Layanan Kesehatan Gratis dan Wayang Golek Jadi Daya Tarik

Beberapa bahkan baru berusia 16 tahun, 22 tahun, hingga 30 tahun, namun sudah bergantung pada mesin cuci darah.

“Alatnya memang sudah lengkap, tapi saya kaget melihat banyak anak-anak muda yang sudah kena gagal ginjal,” ungkap Surya yang akrab disapa Uya Kuya, Rabu (16/4/2025).

Anggota Komisi IX DPR RI, Surya Utama, (Dok.TVRParlemen)

Minuman Energi dan Minuman Kemasan Picu Gagal Ginjal

Lebih jauh, Surya mengungkapkan bahwa sebagian besar dari pasien muda tersebut memiliki riwayat konsumsi minuman energi dan minuman kemasan berpewarna buatan sejak usia dini. 

Menurut Surya, pola konsumsi seperti ini menjadi salah satu penyebab utama yang kini perlu mendapat perhatian khusus dari masyarakat maupun pemerintah.

“Ternyata mereka sejak muda sering minum minuman energi dan minuman kemasan dengan pewarna buatan. Ini gaya hidup yang berisiko tinggi dan harus segera diantisipasi,” ujarnya.

Sistem Paket Pembayaran BPJS Kesehatan Memberatkan Rumah Sakit

Meski BPJS Kesehatan dinilai telah banyak membantu meringankan beban biaya pasien, Surya tak menampik bahwa hubungan antara rumah sakit dan BPJS masih menyisakan persoalan. 

Baca juga: BPJS Kesehatan Cabang Garut Pastikan Perlindungan Peserta JKN Selama Mudik Lebaran 2025

Salah satunya adalah soal keterlambatan pembayaran dan sistem paket yang dianggap memberatkan rumah sakit.

“Masalah ini bukan hanya di Sumatera Selatan, tapi terjadi hampir di seluruh Indonesia. RS dan BPJS sering ‘berseteru’ karena sistem pembayaran yang dinilai tak memadai,” katanya.

Menurut politikus dari Fraksi PAN ini, sistem paket yang diterapkan BPJS sering kali tidak menutup biaya operasional rumah sakit secara menyeluruh. 

Akibatnya, muncul ketegangan yang dapat berdampak pada pelayanan pasien.

Baca juga: Cek Kesehatan Gratis di Tanah Abang, Jakpus, Hadiah Ulang Tahun yang Menyehatkan

“Perlu jalan tengah yang adil bagi rumah sakit dan BPJS. Sistem yang sekarang ini perlu dievaluasi agar pelayanan kesehatan bisa berjalan optimal,” tegasnya.

Dengan semakin tingginya kasus gagal ginjal di usia muda dan persoalan pembiayaan layanan kesehatan, Surya mendorong pemerintah untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola konsumsi masyarakat.

Evaluasi juga diperlukan terkait sistem kerja sama antara rumah sakit dan BPJS Kesehatan. (SG-2)