SokoBerita

KUR Syariah BSI Rp 25 Triliun: Bagaimana Bank Syariah Terbesar Dukung Usaha Mikro

BSI perkuat ekonomi syariah lewat layanan bullion, KUR Rp 25T, KPR subsidi, dan program sosial. Simak data dan dampaknya untuk masyarakat 2025 di sini.

By Ratu Putri Ayu  | Sokoguru.Id
29 Oktober 2025
<p>BSI catat prestasi: aset emas 1,7 ton, KUR Syariah Rp 25T, dan KPR subsidi. Dukungan nyata untuk ekonomi syariah dan masyarakat Indonesia!</p>

BSI catat prestasi: aset emas 1,7 ton, KUR Syariah Rp 25T, dan KPR subsidi. Dukungan nyata untuk ekonomi syariah dan masyarakat Indonesia!

SOKOGURU - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan dukungannya terhadap program hilirisasi dan monetisasi emas melalui layanan bullion, dengan total aset emas yang dikelola mencapai 1,7 ton.

Direktur Utama BSI, Anggoro Eko Cahyo, menyatakan strategi ini bertujuan memperkuat peran ekonomi syariah di sektor riil.

Layanan bullion BSI hadir sebagai bagian dari upaya bank syariah terbesar di Indonesia dalam mendukung program Asta Cita Pemerintah.

Langkah ini juga sejalan dengan visi bank untuk memberikan manfaat nyata bagi masyarakat melalui produk keuangan berbasis syariah.

“BSI berkomitmen mendukung program Asta Cita Pemerintah melalui berbagai inisiatif nyata yang berdampak langsung pada masyarakat,” ujar Anggoro dalam paparan kinerja kuartal III 2025 secara daring, Rabu (29/10/2025).

Selain layanan bullion, BSI menyalurkan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Syariah senilai Rp 25 triliun.

Program ini telah menjangkau 308.310 nasabah di seluruh Indonesia, menunjukkan peran signifikan BSI dalam mendukung pengembangan usaha mikro dan kecil.

BSI juga mendukung program rumah bersubsidi melalui KPR FLPP guna mencapai target pembangunan 3 juta rumah.

Hingga September 2025, realisasi KPR subsidi mencapai 22 ribu unit dengan outstanding pembiayaan Rp 3,3 triliun.

Selain pembiayaan, BSI aktif menjalankan program sosial dan pemberdayaan masyarakat, termasuk Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) di Aceh, Program Makan Bergizi Gratis (MBG), pengembangan ekonomi hijau, serta penyaluran zakat dan dana sosial.

Baca Juga:

Sejak merger pada 2021 hingga September 2025, BSI telah menghimpun zakat perusahaan sebesar Rp 849 miliar.

Dana ini dikelola melalui lembaga filantropi BSI Maslahat untuk pemberdayaan umat melalui optimalisasi zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF).

Penyaluran zakat BSI Maslahat mencakup berbagai sektor, dengan 226 ribu penerima di bidang sosial, 34 ribu di bidang dakwah, dan 13 ribu di bidang pendidikan. Bantuan di sektor kesehatan dan ekonomi juga meningkat setiap tahun.

Anggoro menegaskan seluruh program dan inisiatif BSI bertujuan memperkuat kontribusi ekonomi syariah sekaligus menjaga keberlanjutan sosial bagi masyarakat luas.

Kinerja keuangan BSI hingga kuartal III 2025 menunjukkan pertumbuhan positif. Laba bersih mencapai Rp 5,57 triliun, naik 9,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 5,1 triliun.

Aset BSI per September 2025 mencapai Rp 417 triliun, tumbuh 12,37 persen secara tahunan. Dana pihak ketiga (DPK) juga meningkat 15,66 persen menjadi Rp 348 triliun, mencerminkan kepercayaan nasabah yang terus meningkat.

Dana murah atau CASA BSI mencapai Rp 207 triliun, memberikan kontribusi 59,48 persen terhadap total DPK.

Rasio ini menunjukkan efisiensi perbankan dalam memanfaatkan dana murah untuk pembiayaan produktif.

Melalui layanan bullion, KUR Syariah, KPR subsidi, dan program sosial, BSI memperkuat perannya sebagai motor penggerak ekonomi syariah di Indonesia.

Bagaimana menurut Anda, apakah model pembiayaan syariah seperti ini bisa menjadi solusi inklusi ekonomi yang lebih luas di Tanah Air? (*)