SOKOGURU, Moga, Pemalang- Pada umumnya pesantren menggelar kajian kitab kuning dalam mengisi bulan puasa (Ramadan). Tetapi tidak demikian di Pesantren Nihadlul Qulub, di Moga- Pemalang, Jawa Tengah.
Tampil beda dalam mengisi Ramadan, pesantren tersebut justru melakukan pembenahan mindset dan peningkatan keterampilan digital bagi generasi muda.
Pesantren Nihadlul Qulub membuka Ngaji Milenial Ramadhan 1446 H: Mastering Canva untuk Ekspor Produk Digital via Amazon". Kajian ditujukan bagi santri senior dan lulusan SLTA dari keluarga kurang mampu.
Baca juga: Pesantren Ramadan On Air, Ngaji Pasaran Online Tayang di YouTube Selama Bulan Puasa
Kegiatan itu berlangsung pada 7 - 21 Maret 2025 dengan agenda utama berupa pelatihan teknikal digital marketing menggunakan Canva untuk desain produk digital.
Materi lainnya adalah bidang mental melalui kajian diri dengan panduan buku Teknologi Ruh dan kajian kitab Fiqh dan Sirah Nabawiyah, khatmil Qur'an, serta dzikir jalbur-rizq istighatsah waqiah sebagai bentuk ikhtiar spiritual dalam mencari keberkahan rezeki.
“Kegiatan ini bersifat terbatas, diikuti 17 santri terpilih. Mereka berasal dari berbagai daerah antara lain Tegal, Pemalang, dan Lampung Utara,” terang pengasuh Pesantren Nihadul Qulub Ali Sobirin El-Muannatsy di Moga, dalam siaran resmi Kementerian Agama (Kemenag), Kamis (13/3).
“Mereka belajar dengan para mentor yang berasal dari kalangan praktisi digital agar dapat memahami keterampilan yang diajarkan,” ujarnya.
Baca juga: Pemkot Bandung Salurkan Bantuan Rp1,075 Miliar untuk Kemakmuran Masjid Selama Safari Ramadan
Menurut Ali Sobirin, selain Canva dan strategi ekspor produk digital melalui Amazon dan Redbubble, para peserta juga dibekali dengan materi pemasaran digital untuk target pasar dalam negeri.
Hal itu penting bagi santri yang lebih memilih untuk fokus pada bisnis berbasis produk fisik, seperti produk-produk UMKM di sekitar mereka.
Beberapa materi yang diberikan, lanjut Also, sapaan akrab Ali Sobirin, meliputi strategi membangun toko online di Shopee, pemanfaatan Lynk untuk optimasi pemasaran, serta penggunaan Facebook Ads dan Google Ads.
“Dengan kombinasi materi itu, santri tidak hanya memahami bagaimana mengekspor produk digital ke luar negeri, tetapi juga memiliki keterampilan dalam menjual produk fisik secara efektif di pasar lokal,” tuturnya.
Also yang juga seorang trainer dan motivator nasional serta penulis buku Teknologi Ruh: Panduan Teknis untuk Mengawal Masa Depan, menambahkan, tantangan utama dalam pengembangan santri bukan hanya keterampilan teknis, tetapi juga perubahan mindset. Ia menegaskan bahwa kendala utama terletak pada mental dan pola pikir generasi muda.
Baca juga: Kemenag Gelar Pasaraya Ramadan Competition Selama Bulan Puasa, Ayo! Kirim Karya Terbaikmu
Oleh karena itu, kegiatan ini dirancang untuk membantu mereka keluar dari kepompong ketakutan dan keterbatasan.
“Skill digital marketing hanyalah salah satu media yang dipilih untuk melampaui ketakutan dan membangun keberanian agar santri menjadi kuat dan merdeka secara finansial,” tegasnya.
Kegiatan itu mendapat supervisi dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas). Deputi II Bidang Pendistribusian, M. Imdadun Rahmat, menegaskan, Baznas memiliki perhatian besar dalam pengentasan kemiskinan melalui program-program nyata, seperti Santripreneur yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Nihadlul Qulub. I
a juga menyampaikan ekspektasi yang tinggi terhadap keberlanjutan program ini, agar semakin banyak santri yang mandiri secara ekonomi.
Pesantren Nihadlul Qulub memiliki visi besar dalam mengawal tumbuh-kembang santri yang kuat secara spiritual, mental, intelektual, amal-fisik, serta finansial.
Sebab itu, kegiatan Ngaji Ramadhan kali ini difokuskan pada skill ekspor produk digital melalui e-commerce global seperti Amazon, Adobe Stock, dan Redbubble, sekaligus memberikan pemahaman tentang strategi pemasaran produk fisik untuk pasar domestik.
Kegiatan ini menjadi langkah nyata dalam membekali santri dengan keterampilan digital yang dapat membuka peluang ekonomi baru.
Dengan adanya materi yang mencakup pasar ekspor dan domestik, santri memiliki fleksibilitas dalam menentukan jalur bisnis yang sesuai dengan potensi dan lingkungan mereka. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan program ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi generasi muda yang ingin mandiri dan berdaya saing di era digital. (SG-1)