SOKOGURU, DEPOK – Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa seluruh pembangunan di wilayahnya akan disesuaikan dengan karakter budaya lokal masing-masing daerah.
Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya menjadikan kebudayaan sebagai fondasi utama dalam tata kelola pemerintahan dan pengembangan wilayah.
Pernyataan tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat menjadi pembicara dalam Kuliah Umum Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia, di Auditorium Gedung IX FIB UI, Kota Depok, dengan tema "Nilai-nilai Budaya dan Tata Kelola Pemerintahan."
Baca juga: Dedi Mulyadi Umumkan Bonus Rp2 Miliar untuk Persib! Ribuan Bobotoh Gegap Gempita di Gedung Sate
“Kebudayaan harus diterjemahkan dalam produktivitas publik. Maka, harus lahir transportasi publik yang baik, yang menjunjung tinggi semangat gotong royong,” ujar KDM, sapaan akrab Gubernur Jabar di Depok, Selasa, 27 Mei 2025.
Pembangunan Berbasis Budaya, Kota dan Desa Akan Punya Pendekatan Berbeda
Menurut KDM, pendekatan pembangunan di wilayah perkotaan akan melibatkan komunitas lokal, sementara di pedesaan akan bertumpu pada padukuhan atau kepala dusun.
Ia menilai, keunikan budaya lokal harus menjadi acuan agar pembangunan tak sekadar fisik, tetapi juga bermakna secara sosial dan kultural.
Baca juga: Jawa Barat Sabet Juara 1 SPM Awards 2025, Dedi Mulyadi Dipuji Mendagri!
“Kebersamaan di kota berbasis komunitas, kalau di kampung berbasis padukuhan,” tegasnya.
Ruang Hijau Jadi Prioritas: Warga Harus Bahagia dan Sehat
Selain budaya, KDM juga menekankan pentingnya pemerataan ruang terbuka hijau (RTH) di seluruh wilayah Jawa Barat.
Ia menilai, keberadaan ruang alam terbuka sangat penting untuk meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan warga.
Baca juga: Dedi Mulyadi: Cari Kerja Jangan Dipersulit, Sudah Diterima Baru Urus Syaratnya!
“Tata ruang harus membuka akses pada ruang-ruang alam agar masyarakat bisa lebih tenang dan bahagia dalam menjalani hidupnya,” kata KDM.
UI Diapresiasi: “Kalau Tidak Ada UI, Depok Tidak Punya Hutan!”
Di akhir acara, Dedi Mulyadi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Universitas Indonesia, yang dinilainya masih menjaga keberadaan ruang hijau di Kota Depok.
Ia menyebut kampus UI sebagai penyeimbang ekosistem dan tempat yang nyaman untuk aktivitas publik.
“Warga Depok beruntung memiliki UI. Kalau tidak ada UI, Depok tidak punya ruang terbuka hijau. Sekarang, hutannya justru masih ada di UI,” tutupnya. (*)