Soko Berita

Fenomena UMKM Ramadhan: Kenapa Bisnis Rumahan Bisa Meledak di Bulan Puasa?

UMKM melejit saat Ramadhan! Perputaran uang meningkat, bisnis rumahan berkembang, dan ekonomi bergairah. Temukan peluang emasnya di sini! UMKM Sukeses.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
10 Maret 2025

Ramadhan jadi momen emas bagi UMKM! Dari bisnis makanan hingga konveksi, industri rumahan panen cuan. Gimana caranya sukses memanfaatkan tren ini? Simak di sini!

SOKOGURU- UMKM Bertumbuh di Bulan RamadhanSetiap datangnya bulan Ramadhan, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama industri rumahan, mengalami pertumbuhan yang pesat. 

Hal ini disebabkan oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap berbagai produk dan jasa yang berhubungan dengan kebutuhan berbuka puasa dan perayaan Idul Fitri. 

Berdasarkan data Bank Indonesia tahun 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dalam periode 2020–2023 selalu meningkat menjelang bulan Ramadhan. 

Optimisme ekonomi ini dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya.

Peran UMKM dalam Perekonomian Nasional

Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) yang juga Kepala UKM Center FEB UI, Zahra Kemala Nindita Murad, Ph.D, menjelaskan bahwa UMKM, terutama industri rumahan, memiliki kontribusi besar dalam menopang perekonomian nasional. 

Walaupun data kuantitatif masih terbatas, pendekatan kualitatif menunjukkan bahwa industri ini berperan dalam menciptakan lapangan kerja, mengembangkan daerah pedesaan, meningkatkan diversifikasi ekonomi, serta memberikan sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Strategi Produksi Industri Rumahan Saat Ramadhan

Selama bulan Ramadhan, industri rumahan cenderung membatasi produksi agar barang yang dihasilkan dapat terjual habis dalam satu hari. 

Dengan model bisnis yang tidak memerlukan modal besar, banyak pelaku usaha dapat menjalankan bisnis ini secara mandiri tanpa bergantung pada lembaga keuangan. 

Selain makanan dan minuman, sektor industri rumahan juga mencakup tekstil dan konveksi dalam skala kecil. Jika dikalkulasikan secara kolektif, industri ini memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian nasional.

Kontribusi Industri Rumahan bagi Ekonomi Nasional

Meningkatnya jumlah industri rumahan selama bulan Ramadhan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia. 

Selain menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang terlibat dalam produksi dan penjualan, usaha ini juga meningkatkan pendapatan rumah tangga. 

Tak hanya itu, peningkatan aktivitas ekonomi di bulan Ramadhan juga mendorong sektor lain seperti transportasi, logistik, dan jasa keuangan.

Faktor Pendorong Perputaran Uang di Bulan Ramadhan

Menurut Zahra, perputaran uang selama bulan Ramadhan tidak hanya dipicu oleh Tunjangan Hari Raya (THR), tetapi juga oleh faktor lain seperti peningkatan konsumsi, zakat dan sedekah, serta belanja keperluan Lebaran. 

Tradisi berbuka puasa bersama dengan keluarga, teman, atau rekan bisnis turut meningkatkan pengeluaran masyarakat. 

Menjelang Idul Fitri, aktivitas belanja di sektor ritel dan pasar tradisional juga mengalami lonjakan. 

Ditambah dengan promosi dan diskon yang ditawarkan selama bulan suci, daya beli masyarakat semakin meningkat.

Tantangan Menduplikasi Tren Ekonomi Ramadhan di Waktu Lain

Zahra mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi yang menguntungkan selama Ramadhan sulit untuk direplikasi di bulan lain. 

Hal ini karena mayoritas masyarakat Indonesia lebih fokus merayakan hari raya Islam dibandingkan perayaan lainnya. 

Meski demikian, ada momen tertentu yang memiliki pola konsumsi serupa, seperti libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) serta musim liburan sekolah.

Peluang UMKM di Momen Selain Ramadhan

Meski dampaknya tidak sebesar bulan Ramadhan, tetap ada peluang bagi UMKM untuk berkembang di luar bulan suci. 

Contohnya, selama musim libur Nataru, industri rumahan bisa memproduksi kerajinan tangan sebagai dekorasi dan hadiah, makanan khas Natal, serta jasa pelayanan dan hiburan. 

Begitu pula saat liburan sekolah, usaha seperti pengasuhan anak, les privat, katering, dan penjualan perlengkapan sekolah dapat mengalami peningkatan permintaan.

Strategi Meningkatkan Konsumsi di Luar Ramadhan

Agar pola konsumsi yang tinggi tidak hanya terjadi saat Ramadhan, Zahra menyarankan beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah dan pemangku kepentingan. 

Pertama, dengan mengadakan promosi rutin serta kampanye diskon saat libur nasional dan acara tertentu. 

Kedua, menggelar kegiatan sosial dan budaya seperti festival serta pameran seni. Ketiga, memberikan insentif pajak atau keuangan untuk merangsang konsumsi dan investasi.

Peran Pemerintah dalam Mendukung UMKM

Selain strategi promosi, pemerintah juga bisa meningkatkan konsumsi masyarakat dengan memperluas akses pembiayaan bagi UMKM dan memperkuat kesejahteraan umum. 

Dengan daya beli yang lebih baik, perputaran ekonomi dapat lebih stabil sepanjang tahun, tidak hanya saat Ramadhan.

Industri Pariwisata dan Hiburan Sebagai Penggerak Ekonomi

Sektor pariwisata dan hiburan juga bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan. 

Dengan menarik lebih banyak wisatawan, sektor ini mampu meningkatkan belanja daerah dan mendorong pertumbuhan UMKM lokal. 

Oleh karena itu, promosi destinasi wisata serta penyelenggaraan event budaya dapat menjadi cara efektif untuk menjaga dinamika ekonomi.

Menciptakan Ekosistem Bisnis yang Berkelanjutan

Diperlukan upaya berkelanjutan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang mendukung pertumbuhan UMKM sepanjang tahun. 

Selain bantuan finansial, pelatihan kewirausahaan serta digitalisasi UMKM dapat membantu meningkatkan daya saing usaha kecil agar tidak hanya bergantung pada momen tertentu seperti Ramadhan.

Mendorong Partisipasi Masyarakat dalam Ekonomi Lokal

Masyarakat juga memiliki peran dalam menjaga stabilitas ekonomi dengan lebih banyak berbelanja di usaha lokal. Dengan mendukung produk dalam negeri, konsumsi domestik bisa tetap tinggi di luar bulan Ramadhan.

Menjaga Momentum Ekonomi Sepanjang Tahun

Bulan Ramadhan menjadi periode emas bagi pertumbuhan UMKM dan perputaran ekonomi nasional. 

Namun, tantangan berikutnya adalah bagaimana menciptakan kondisi serupa di waktu lain agar bisnis tetap berkelanjutan. 

Dengan strategi yang tepat dari pemerintah, pemangku kepentingan, dan dukungan masyarakat, pola konsumsi tinggi tidak hanya terbatas pada bulan Ramadhan, melainkan dapat berlangsung sepanjang tahun.

Sumber: www.ui.ac.id