SOKOGURU, MAKKAH, ARAB SAUDI – Ketangguhan dan kesabaran jemaah haji Indonesia kembali menjadi sorotan.
Dalam puncak pelaksanaan ibadah haji 2025, ribuan jemaah menunjukkan semangat luar biasa meski dihadapkan dengan sejumlah persoalan layanan.
Persoalan yang menimpa para jemaah haji Indonesia di antaranya masalah transportasi yang terlambat dan tenda yang penuh sesak.
Baca juga: Kacau di Arafah! Ratusan Jemaah Haji Indonesia Sempat Tak Kebagian Tenda, PPIH Minta Maaf
Momen mengharukan terjadi saat pergerakan dari Muzdalifah ke Mina untuk melaksanakan ibadah lempar jumrah.
Banyak Jemaah Indonesia Berjalan Kaki Menuju Mina
Karena layanan bus tak kunjung datang, banyak jemaah memutuskan untuk berjalan kaki sejauh 6 hingga 7 kilometer.
Aksi ini menjadi simbol nyata dari pengorbanan dan keikhlasan mereka dalam menyempurnakan rukun Islam kelima.
Pengawasan dari Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI mengungkap bahwa sejak Rabu pagi (4/6/2025) waktu Arab Saudi, sejumlah jemaah telah siap diberangkatkan menuju Arafah.
Baca juga: Penyelenggaraan Haji 2025 Dianggap Gagal, DPR Desak Pembentukan Kementerian Khusus
Namun hingga Kamis pagi, saat wukuf seharusnya dimulai, mereka belum juga diangkut. Hal ini memicu tekanan fisik dan psikologis di tengah suhu panas ekstrem dan keterbatasan fasilitas.
Meski dihadapkan pada situasi yang sulit, jemaah tidak melakukan aksi protes atau kericuhan. Sebaliknya, mereka tetap sabar dan fokus pada ibadah.
Sikap Tenang dan Ketangguhan Jemaah Haji Indoneisa Diapresiasi
Timwas DPR RI pun memberikan apresiasi tinggi atas sikap tenang dan ketangguhan jemaah, yang dinilai mencerminkan kekuatan spiritual dan mental yang luar biasa.
Selain mengapresiasi jemaah, Timwas menyoroti perlunya evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan haji tahun ini.
Baca juga: Kisruh Haji 2025: 150 Jemaah Aceh Terlantar di Mina, Disebut Terburuk dalam 30 Tahun!
Beberapa kesepakatan yang sebelumnya telah dibuat dengan pihak penyedia layanan (syarikah) di Arab Saudi, dinilai tidak berjalan sesuai rencana dan justru menyebabkan kekacauan teknis yang merugikan jemaah.
DPR RI menegaskan komitmennya untuk menindaklanjuti temuan ini agar kualitas layanan haji ke depan bisa diperbaiki secara signifikan. Harapannya, kejadian serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
Lebih dari sekadar catatan masalah, kisah ini menjadi pelajaran berharga bagi bangsa Indonesia.
Keteladanan jemaah haji tahun ini menunjukkan bahwa dalam menghadapi kesulitan, semangat gotong royong dan keteguhan hati adalah kunci utama yang harus terus dijaga dan diwariskan. (*)
