SOKOGURU: Sirine meraung di tengah sunyi malam, tanda bahaya mengintai. Saat sebagian besar orang terlelap, Dadang Rahma justru bersiap menghadapi kobaran api.
Begitulah rutinitasnya selama lebih dari 31 tahun sebagai petugas pemadam kebakaran Kota Bandung. Bagi Dadang, ini bukan sekadar profesi, melainkan panggilan jiwa.
Dedikasi dan kerja kerasnya membawa Dadang dari seorang anggota biasa di Dinas Kebakaran hingga menjadi Komandan Peleton 3.
Baca juga: Diskar PB Kota Bandung Siaga 24 Jam, Pastikan Idulfitri Aman dari Kebakaran dan Bencana
Kini, ia memimpin pasukannya yang berjumlah sekitar 90 orang, memastikan kesiapan mereka menghadapi segala risiko demi keselamatan masyarakat.
Kenangan yang Tak Terlupakan
Dalam tiga dekade bertugas, tak terhitung berapa kali ia harus mempertaruhkan nyawa. Namun, ada satu peristiwa yang paling membekas di benaknya: kebakaran besar di Pasar Kadungora, Garut, tahun 1994.
“Kami berangkat dari Bandung pukul 12.30 siang dan tiba dalam 25 menit. Api begitu besar, sementara pasokan air sulit didapat. Kami berjuang lebih dari sehari penuh hingga api benar-benar padam,” kenang Dadang.
Baca juga: Sudinsos Jakbar Pastikan Penyintas Kebakaran Grogol Dapat Bantuan Selama Ramadan
Momen-momen seperti itulah yang menguji mental dan fisiknya. Setiap kali misi berakhir dengan selamat, ada rasa syukur yang mendalam.
Namun, di balik keberanian itu, ada pengorbanan yang harus ia tanggung.
Pengorbanan Seorang Petugas Pemadam Kebakaran
Hari Raya Idulfitri sering kali tidak Dadang rayakan bersama keluarga. Lebih sering ia berada di pos jaga atau di tengah kobaran api, memastikan tak ada nyawa yang terancam.
“Istri dan anak-anak saya selalu mendukung dan mendoakan saya agar selamat. Mereka tahu pekerjaan ini penuh risiko, tetapi saya menjalaninya dengan sepenuh hati,” ujar Dadang sebagaimana dilansir situs Pemkot Bandung, Minggu (30/3)..
Menjelang masa pensiunnya, Dadang memiliki harapan besar bagi Diskar PB Kota Bandung. Ia ingin melihat institusi ini semakin berkembang dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada masyarakat.
Baca juga: Inilah Tips Cegah Kebakaran Rumah Saat Liburan Natal dan Tahun Baru
Salah satu harapannya adalah agar para petugas yang masih berstatus honorer bisa segera diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan risiko besar yang mereka hadapi setiap hari.
Tantangan Pemadam Kebakaran di Masa Depan
Menurut data Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB), sepanjang tahun 2025, tercatat 60 kasus kebakaran dan 26 kejadian bencana di Kota Bandung.
Wilayah Lengkong menjadi daerah dengan jumlah kebakaran tertinggi, disusul oleh Bandung Kulon, Regol, Babakan Ciparay, dan Bojongloa Kidul.
Bagi Dadang, angka-angka itu bukan sekadar statistik, melainkan panggilan untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan.
Kisahnya menjadi bukti bahwa menjadi pemadam kebakaran bukan hanya tentang memadamkan api, tetapi juga tentang keberanian, keteguhan hati, dan pengorbanan demi melindungi sesama.
Bagi generasi muda yang ingin berkarier di bidang ini, Dadang Rahma adalah inspirasi nyata bahwa mengabdi kepada masyarakat bisa menjadi jalan hidup yang penuh makna. (SG-2)