SOKOGURU - Kabar bahwa Facebook Profesional dan Instagram akan segera dihentikan oleh Meta, perusahaan induknya.
Informasi ini ramai diperbincangkan di media sosial dan memicu banyak pertanyaan dari para pengguna, terutama para konten kreator yang bergantung pada platform ini.
Penghentian Facebook Profesional dan Instagram berawal dari berbagai diskusi di komunitas digital.
Banyak pengguna bertanya-tanya apakah platform ini benar-benar akan dihentikan secara global atau hanya di wilayah tertentu.
Spekulasi ini semakin berkembang di kalangan kreator konten yang masih menunggu kepastian monetisasi.
Menghentikan operasional Facebook Profesional dan Instagram, tetapi hanya di wilayah Uni Eropa.
Keputusan ini didorong oleh kebijakan perlindungan data di Uni Eropa yang membatasi penggunaan informasi pribadi, seperti nama, alamat, dan nomor telepon pengguna.
Alasan Meta Tidak Bisa Melanjutkan Layanan di Uni Eropa
Regulasi ketat Uni Eropa mengenai perlindungan data pengguna menjadi kendala bagi Meta dalam menjalankan bisnisnya.
Kebijakan ini mempersulit sistem periklanan di Facebook dan Instagram, yang berujung pada keputusan Meta untuk menarik layanan mereka dari kawasan tersebut.
Banyak pengguna di Indonesia yang khawatir apakah penghentian ini akan berdampak pada mereka.
Namun, hingga saat ini, tidak ada indikasi bahwa Facebook Profesional dan Instagram akan dihentikan di Indonesia. Keputusan Meta hanya berlaku untuk negara-negara di Uni Eropa.
Dampak Penghentian Operasional bagi Konten Kreator
Jika kebijakan ini diterapkan di Uni Eropa, para konten kreator di wilayah tersebut akan kehilangan akses ke platform monetisasi Facebook Profesional dan Instagram.
Hal ini tentu berpengaruh terhadap pendapatan mereka yang bergantung pada fitur monetisasi Meta.
Di luar isu penghentian layanan di Uni Eropa, banyak kreator konten di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang merasa bahwa monetisasi Facebook Profesional semakin sulit.
Sejak akhir 2024 hingga 2025, Meta semakin selektif dalam memberikan undangan monetisasi.
Monetisasi Facebook Profesional tidak terbuka untuk semua pengguna. Hanya akun yang memenuhi kriteria tertentu yang akan mendapatkan undangan dari Meta.
Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan adalah orisinalitas konten, kepatuhan terhadap kebijakan komunitas, serta konsistensi dalam mengunggah konten.
Cara Meningkatkan Peluang Monetisasi
Bagi kreator yang ingin meningkatkan peluang mendapatkan monetisasi, mereka harus memastikan bahwa akun mereka sehat dan tidak memiliki pelanggaran.
Selain itu, menghindari penggunaan musik berlisensi dan membuat konten yang unik serta orisinal juga menjadi kunci utama.
Sistem monetisasi di Facebook Profesional sepenuhnya ditentukan oleh Meta.
Meskipun seorang kreator memiliki jutaan penonton, jika akun mereka tidak memenuhi standar Meta, mereka tetap tidak akan mendapatkan monetisasi.
Oleh karena itu, kreator harus terus meningkatkan kualitas konten mereka.
Bagaimana Nasib Kreator di Indonesia?
Di Indonesia, Facebook Profesional masih beroperasi seperti biasa. Meski monetisasi semakin sulit, kreator tetap memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan jika mereka terus memenuhi kriteria Meta. Fokus utama adalah konsistensi dan kualitas konten.
Kabar bahwa Facebook Profesional dan Instagram akan dihentikan ternyata tidak berlaku untuk Indonesia.
Penghentian ini hanya direncanakan untuk Uni Eropa karena kendala kebijakan perlindungan data.
Sementara itu, monetisasi Facebook Profesional masih terbuka tetapi semakin selektif.
Para kreator di Indonesia tidak perlu khawatir dengan isu ini. Yang terpenting adalah tetap fokus menghasilkan konten berkualitas dan mengikuti kebijakan Meta.
Jika akun memenuhi kriteria, kesempatan monetisasi akan tetap ada di masa depan. Tetap semangat dan terus berkarya! (*)