SokoBisnis

Gelar Pameran Industri Agro 2025, Menperin Sebut Industri Agro Penggerak Utama Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Pameran diikuti 65 peserta yang memamerkan antara lain turunan sawit, alga, gula, biskuit, kopi, teh, susu, cokelat, minyak atsiri, furnitur, dan pet food.

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
30 Oktober 2025
<p>Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025, mengatakan, industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Dok. Kemenperin)</p>

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025, mengatakan, industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Dok. Kemenperin)

SOKOGURU, JAKARTA- Selama ini industri agro berkontribusi besar menjadi motor utama dalam peningkatan nilai tambah bahan baku dalam negeri, penciptaan lapangan kerja, dan mampu berdaya saing di kancah global.

Sebabnya, industri agro merupakan salah satu sektor strategis yang memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan hal itu di Jakarta, Kamis, 30 Oktober 2025, terkait diadakannya Pameran Industri Agro 2025 di Plasa Pameran Industri Gedung Kemenperin, Jakarta, 28-31 Oktober.

Baca juga: Kemenperin Pacu Industri Kecil Menengah (IKM) Hilirisasi Kemenyan, Kembangkan Minyak Atsiri

“Pada semester I tahun 2025, sektor industri agro mencatatkan kontribusi sebesar 52,07% terhadap PDB industri pengolahan nonmigas, kemudian memberikan andil hingga 8,96% terhadap PDB nasional, dan tumbuh positif mencapai 4,99%,” ujarnya, seperti dikutip keterangan resmi Kementerian Perindustrian (Kemenperin). 

Dari sisi perdagangan luar negeri, sambung Menperin Agus, sektor industri agro juga menunjukkan kinerja yang gemilang dengan nilai ekspor menembus USD37,38 miliar dan surplus neraca dagang sebesar USD26,96 miliar.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, sektor industri agro turut menjadi magnet investasi. Sepanjang semester I-2025, realisasi investasi sektor itu mencapai Rp85,05 triliun, disertai penyerapan tenaga kerja sebanyak 9,8 juta orang atau 50,26% dari total tenaga kerja industri pengolahan nonmigas.

Baca juga: Di AIGIS 2025 Kemenperin Kenalkan Inovasi Pemantauan Kualitas Air, Dukung Industri Hijau

“Data tersebut memperlihatkan industri agro bukan hanya menjadi motor pertumbuhan, tetapi juga pilar pemerataan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja produktif,” imbuhnya.

Pencapaian positif tersebut, Menurut Agus, sejalan dengan sasaran Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang menekankan pentingnya percepatan industrialisasi melalui peningkatan nilai tambah di dalam negeri. 

“Untuk mewujudkan sasaran tersebut, Kemenperin tengah mengimplementasikan Strategi Baru Industrialisasi Nasional (SBIN) sebagai kerangka kerja komprehensif penguatan sistem industri nasional yang terintegrasi dari hulu hingga hilir,” ujarnya.

Baca juga: Jangan Abaikan Aset Ekologi dan Ekonomi Bambu! Kemenperin Percepat Bangun Ekosistem Industri Bambu

Melalui SBIN, Kemenperin memacu integrasi rantai pasok industri nasional (backward dan forward linkage) dengan dukungan regulasi cerdas, jaminan ketersediaan bahan baku, peningkatan efisiensi proses produksi, serta penguatan inovasi dan akses pasar.

“Dalam konteks sektor agro, pendekatan industrialisasi diarahkan untuk memperkuat hilirisasi berbasis sumber daya alam. Bahan baku seperti biji kakao, sagu, rumput laut, dan kopra didorong untuk diolah menjadi produk turunan bernilai tambah tinggi di dalam negeri,” jelasnya lagi.

Selain itu, Kemenperin terus mendorong terbentuknya ekosistem industri agro yang inklusif dengan memperkuat kemitraan antara pelaku industri, koperasi, dan petani untuk menjamin keberlanjutan pasokan bahan baku. Penerapan prinsip industri hijau dan berkelanjutan menjadi bagian penting dalam strategi tersebut, antara lain melalui efisiensi energi dan penerapan sertifikasi keberlanjutan seperti Rainforest Alliance, UTZ, dan Organic Certification.

Kemenperin juga menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi mutakhir dan integrasi sistem industri 4.0, termasuk pengambilan keputusan berbasis data di seluruh rantai nilai agroindustri. 

“Dengan langkah-langkah strategis tersebut, kami menargetkan sektor industri agro mampu menghasilkan nilai tambah hingga 180 kali lipat dibandingkan produk bahan mentahnya, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” tutur Menperin.

 

Produsen terbesar di dunia

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menyampaikan, Indonesia dikenal sebagai salah satu kekuatan besar dunia dalam industri agro.

Saat ini, Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia, dengan produksi lebih dari 51 juta ton CPO dan CPKO per tahun.

Di sisi lain, industri berbasis karet nasional, lanjutnya, menempati posisi kedua terbesar di dunia dengan produksi mencapai 3,32 juta ton per tahun. Sedangkan, industri rumput laut Indonesia juga berada di posisi ketiga dunia dalam hal produksi, menjadikan komoditas ini sebagai salah satu unggulan ekspor yang bernilai tinggi.

Komoditas lain seperti kayu dan rotan juga menempatkan Indonesia di posisi teratas pasar global, sedangkan industri minyak atsiri nasional menjadi salah satu yang terbesar di dunia dan berperan penting dalam pasokan bahan baku bagi industri flavor, fragrance, dan wellness.

Selanjutnya, industri pulp dan kertas, kopi, teh, kakao olahan, hasil laut, serta produk pangan olahan berbasis tebu, susu, dan buah-buahan, terus memberikan kontribusi besar terhadap ekspor dan penyerapan tenaga kerja nasional.

“Industri agro Indonesia tidak hanya berperan sebagai tulang punggung ekonomi nasional, tetapi juga sebagai lokomotif utama peningkatan daya saing ekspor berbasis sumber daya alam terbarukan,” ungkap Putu.

Pada kesempatan itu, Menperin yang diwakili oleh Putu Juli dalam pembukaan Pameran Industri Agro 2025, menjelaskan, kegiatan tersebut turut berperan strategis dalam memperluas promosi dan penguatan jejaring pelaku industri dalam negeri. 

“Pameran yang berlangsung selama empat hari  itu tidak hanya menjadi ajang promosi produk-produk unggulan industri agro, tetapi juga menampilkan potensi besar sektor tersebut mulai dari industri makanan dan minuman, industri furnitur, industri atsiri, industri pakan, industri kertas, hingga industri oleokimia,” ungkapnya.

Putu menyampaikan, Pameran Industri Agro 2025 merupakan bentuk nyata sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam memperkuat ketahanan dan kemandirian industri dalam negeri. 

Dengan mengusung tema Agro Industri Maju, Ekonomi Tumbuh Tangguh, pameran itu mencerminkan keyakinan bahwa kemajuan sektor industri agro merupakan kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan.

“Pameran Industri Agro 2025 ini menjadi momentum penting untuk memperluas peluang bisnis, memperkenalkan produk unggulan nasional, serta memperkuat kolaborasi antara industri, akademisi, dan masyarakat dalam mewujudkan kemandirian industri nasional menuju Indonesia Emas 2045,” tutur Putu.

Pameran diikuti sebanyak 65 peserta, yang mencakup pelaku industri skala menengah hingga besar serta usaha kecil berbasis agro.

Produk-produk yang dipamerkan antara lain produk turunan sawit, alga, gula, biskuit, produk kopi, teh, produk susu dan turunannya, cokelat, minuman sari buah (jus), buah dan sayuran beku, saus, mi instan, produk olahan daging, frozen food, makanan siap saji, produk olahan kertas, minyak atsiri, produk furnitur serta pet food.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pelaku industri nasional atas hasil usahanya selama ini telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan industri agro dalam negeri,” tutup Putu. (SG-1)