Pertanian

Percepat Kegiatan Intercropping Tanaman Perkebunan dengan Jagung

Kegiatan intercroping selain mendorong peningkatan produksi juga  pendapatan petani, sehingga perlu dipercepat pelaksanaannya. Luas lahan kakao dan kelapa  berpotensi menjadi tambahan areal untuk jagung melalui kegiatan tersebut.
 

By Sokoguru  | Sokoguru.Id
14 Januari 2024

SELURUH insan pertanian termasuk perkebunan, penyuluh pertanian dan para petani adalah pahlawan pangan dan garda terdepan swasembada pangan, termasuk di dalamnya insan pertanian  di Provinsi Sulawesi Selatan.

“Penyuluh pertanian dan petani harus terus tingkatkan pengetahuan dan keterampilannya di bidang pertanian, juga manfaatkan teknologi yang berkembang cepat, agar efisiensi produk pertanian meningkat, berkualitas serta mampu bersaing dengan produksi negara-negara lain,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam gelar Temu Teknis Pekebun dalam rangka Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan,  di Wajo Sulawesi Selatan Sabtu (13/1), seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id.

Peningkatan kompetensi penyuluh pertanian, lanjutnya, diharapkan mampu mengantarkan dan mengawal kebijakan dan program pembangunan pertanian, mulai dari penyaluran pupuk, memastikan benih yang bermutu, penyaluran sarana dan prasarana produksi lain, pemanfaatan alat dan mesin pertanian, asuransi pertanian dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), maupun praktik-praktik pertanian yang baik, yang dapat merespon isu global.

“Kabupaten Wajo memiliki potensi penambahan luas areal tanam jagung pada lahan lahan perkebunan yang diharapkan mampu mengakselerasi peningkatan produksi jagung. Tak hanya itu, Luas lahan kakao dan kelapa juga berpotensi menjadi tambahan areal untuk jagung melalui kegiatan intercropping,” tambah Amran.

Lebih lanjut Mentan  mengatakan, intercroping selain mendorong peningkatan produksi juga dapat meningkatkan pendapatan petani, sehingga perlu didorong akselerasi pelaksanaannya.

“Kakao memiliki peran strategis dalam mencapai ketahanan pangan di era krisis global. Sebagai komoditas utama dalam industri cokelat, kakao memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian dan juga menyediakan bahan pangan yang penting,” ujar Amran lagi..

Untuk itu, Mentan menekankan, segera dilakukan akselerasi tanam jagung yang diselingi komoditas strategis lainnya seperti tanaman perkebunan yang dapat mendorong untuk wujudkan akselerasi Pembangunan Berkelanjutan.

Sebelumnya diakhir  2023 Ditjen Perkebunan telah melakukan Pencanangan Program Integrasi Komoditas Perkebunan dan Komoditas Tanaman Pangan, Tanaman Jagung di Sela Tanaman Kelapa di Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan.

Temu teknis pekebun itu, juga sebagai tindaklanjut mengawal pelaksanaan program tersebut agar berjalan dengan baik dan sesuai target.

“Program integrasi komoditas perkebunan dengan tanaman pangan memiliki peranan penting dan potensi yang luar biasa, karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk semua. Diharapkan komoditas perkebunan yang diintegrasikan dengan tanaman pangan dapat sebagai penopang keberlangsungan industri pertanian maupun perkebunan Indonesia,” imbuhnya.

Terkait gerakan pembangunan perkebunan berkelanjutan, Mentan Amran meminta seluruh pihak terkait untuk segera berkoordinasi, berkolaborasi, dan menjaga komitmen bersama demi mensejahterakan petani maupun masyarakat Indonesia.

Hulu sampai hilir

Pada kesempatan itu,  Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah juga mengatakan, pada 2024 dukungan Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) untuk pengembangan komoditas perkebunan di Kabupaten Wajo mulai dari hulu sampai hilirisasi produk perkebunan. 

Diantaranya, perluasan tanaman genjah seluas 200 ha dengan jumlah bantuan 22.000 batang, bantuan untuk peremajaan tanaman kelapa seluas 400 ha sebanyak 44.000 batang, peremajaan tanaman kakao seluas 100 ha (100.000 batang), intensifikasi tanaman pala seluas 100 ha, rehabilitasi tanaman cengkeh seluas 100 ha dengan jumlah bantuan 6.500 batang, penyediaan prasarana pascapanen kakao 2 unit, dan penyediaan sarana pengolahan kakao 2 unit.

“Kita melihat ini potensinya cukup besar, salah satunya kelapa dan jagung. Diharapkan selain bisa diselingi jagung, bisa juga kita integrasikan dengan kakao. Ini bisa sebagai salah satu solusi tepat guna dalam mengatasi tantangan krisis pangan dunia kedepannya,” ujarnya.

Sedangkan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan turut memberikan bantuan untuk komoditas padi seluas 22.000 ha dan jagung seluas 13.000 ha. Selain itu, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian memberikan bantuan traktor roda 4 sebanyak 11 unit, traktor roda 2 sebanyak 41 unit, pompa air sebanyak 23 unit, dan handsprayer sebanyak 1.487 unit.

Selain memberikan bantuan, juga dilakukan pemberian penghargaan kepada petani milenial Perkebunan Desa Talotenreng Kec Sabbangparu, Desa Tobatang Kec Pammana, Desa Bau-Bau dan Desa Padangloang Kec Pitumpanua. Lalu penghargaan diberikan juga kepada Kepala Desa Pengawalan Perkebunan di Desa Tobatang Kec Pammana dan Desa Batu Kec Pitumpanua, Penyuluh Pertanian Pengawalan Perkebunan serta THL Perkebunan.

“Ini semua merupakan arahan Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sebagai bukti bahwa pemerintah hadir untuk pembangunan perkebunan berkelanjutan. Alokasi APBN Ditjen. Perkebunan ini diharapkan mampu tingkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Wajo dan tentu saja butuh kolaborasi dari seluruh pihak. Mari bersama kita wujudkan pembangunan perkebunan berkelanjutan demi kesejahteraan petani maupun masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Gerakan pembangunan perkebunan berkelanjutan yang digagas oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman ini disambut dengan baik oleh para petani. (SG-1)