SEBANYAK tujuh kelompok tani (KT) di Maluku Tenggara mendapat bantuan benih kopi dan sarana produksi subsektor perkebunan dari Direktorat Jenderal Perkebunan khususnya Balai Besar Pebenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Kementerian Pertanian.
Bantuan tersebut sebagai antisipasi mengatasi dampak dari anomali iklim El-Nino yang masih berlangsung meski Indonesia telah memasuki musim penghujan.
“Dengan bantuan itu diharapkan produksi kopi di lokasi tersebut dapat melampaui 1 ton per hektare dan meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP),” kata Menteri Pertanian Andi Arman seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id, Senin (18/12).
Tujuh KT yang menerima bantuan sebanyak 30.000 Benih Kopi, 1500 Kg NPK, dan 6000 Pupuk Organik tersebut, yakni Lefmun, Tani Timun, Lapang Wahan, Wear Ahar, Tani Telengar, Men Tebal, dan Ilun Dareng.
"Tahun 2024 akan menjadi tahun penuh harapan bagi sektor pertanian kita. Saya yakin bahwa produksi pertanian kita tidak hanya akan bertahan, tetapi juga meningkat. Saya mengajak seluruh jajaran untuk terus bersinergi dengan berbagai pihak terkait guna mengatasi dampak perubahan iklim yang makin ekstrem, terutama di sektor pertanian dan perkebunan,” tambahnya.
Mentan juga mengingatkan para sahabat petani seluruh Indonesia agar tidak melakukan pembakaran pada penyiapan lahan perkebunan. “Optimalkan alat mesin pertanian yang diberikan, penggunaan pupuk organik dan lainnya untuk menekan kebakaran lahan,” kata Andi Arman lagi.
Sinergi
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Andi Nur Alam Syah mengatakan
sinergi dalam mengatasi situasi dan kondisi ekonomi serta anomali iklim yang terjadi menjadi kunci untuk menghadapi tantangan perkebunan di masa mendatang.
“Sinergi pemerintah pusat, pemda, pelaku usaha/mitra perkebunan, asosiasi pekebun, dan pekebun akan terut berdampak pada penguatan peningkatan hasil produksi maupun produktivitas, sehingga ketersediaan komoditas perkebunan yang berkelanjutan terjamin dan terjaga,” ujarnya.
Kepala BBPPTP Ambon Anwar Nur juga menyampaikan bahwa bantuan yang disampaikan kepada masyarakat bukan saja sebagai ‘paket pengiriman’, melainkan bagaimana tim tugas di lapangan juga mampu memberikan arahan dan penyuluhan untuk penggunaan alat dan bahan yang diberikan sehingga efisien serta efektif.
“Sehingga nantinya nilai tukar petani (NTP) petani Maluku Tenggara mengalami peningkatan terutama dari subsektor perkebunan yang sudah terbukti menjadi salah 1 pendorong ekspor Indonesia dari tahun ketahun dan kedepannya petani Maluku Tenggara diharapkan dapat berpartisipasi di dalamnya’” imbuhnya.
Di lain pihak, Ketua KT Lefmun, Yohanis B. Mayabubun, bersyukur dan mengapresiasi penuh bantuan yang diberikan Kementan dalam mengatasi dampak anomali iklim El-Nino. Kondisi tersebut telah menyebabkan kekeringan dan menyebabkan kebakaran lahan. Dengan program bantuan komprehensif, seperti benih Kopi, pupuk NPK, pupuk organik, dan alat pertanian kecil, wilayah mereka dapat mengembangkan tanaman kopi secara lebih luas.
“Dengan dukungan ini, diperkirakan produksi kopi di lokasi tersebut dapat melampaui 1 ton per hektare, serta meningkatkan NTP,” katanya.
Sementara Philips, mewakili generasi muda Letfuan, mengatakan bantuan itu membuat para petani optimistis untuk meningkatkan pendapatan mereka.
“Mantri Tani telah mengembangkan komoditas kopi di sini sejak 1957. Peningkatan produktivitas sangat diharapkan, terutama mengingat hilirisasi kopi di lokasi ini sangat baik. Petani kopi di sini tidak perlu bersaing dengan tengkulak untuk mendapatkan harga yang adil,” ujarnya.
Lebih lanjut, Philips mengatakan, kopi Letfuan, yang merupakan campuran arabika dan robusta telah dipamerkan di beberapa acara nasional dan bahkan diuji di kancah internasional oleh peminat kopi di Belanda. “Kopi ini memiliki kualitas Grade A dan dikategorikan sebagai Kopi Premium, dengan potensi harga mencapai 300-400 ribu rupiah per kilogram,” imbuhnya.
Namun, sambungnya, kendala sarana dan prasarana yang minim menjadi faktor utama penurunan produktivitas, di mana setiap hektare hanya menghasilkan kurang dari 1 ton kopi per tahun. Oleh karena itu, pemberian bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan lahan potensial untuk penanaman kopi dan mendukung pertumbuhan sektor ini yang menjanjikan.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan pada 2023 mengalokasi bantuan benih untuk 30 hektare lahan kopi di kabupaten Maluku Tenggara dan itu telah terealisasi.
Mentan berharap, dengan bantuan ini dapat meningkatkan kesejahteraan dan nilai tukar petani, sehingga ada harapan bahwa komoditas kopi nantinya mengalami peningkatan produktivitas di masa yang akan datang. (SG-2)