DALAM waktu dua hingga tiga tahun ke depan Indonesia diharapkan bisa kembali swasembada pangan, khususnya padi dan jagung. Selain itu, Indonesia juga harus mampu menekan impor dan memperkuat beberapa komoditas pertanian lainnya termasuk komoditas perkebunan untuk dapat diekspor sehingga menambah devisa bagi negara.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan hal itu pada acara gelar Temu Teknis Pekebun Demi Perkuat Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan, di Palopo, Sulawesi Selatan, Sabtu (3/2).
“Pada kegiatan temu teknis itu, Kementerian Pertanian (Kementan) hadir kembali bantu petani hadapi berbagai tantangan dalam mengembangkan pertanian,” ujarnya, seperti dilansir ditjenbun.pertanian.go.id, Minggu (4/2).
Ia mengatakan bukti pemerintah hadir dalam pembangunan pertanian berkelanjutan di 2024 adalah dukungan pemerintah untuk pengembangan komoditas pertanian di Kota Palopo meliputi Peremajaan Tanaman Kelapa 110.000 Batang, Solar Dryer 5 unit, Kambing 50 ekor, Ayam 2.500 ekor dan Benih Padi Inbrida 1.000 Ha, untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi 2024.
Menurut Andi Amran, dalam pengembangan pertanian perlunya pengawasan atau pengawalan agar berjalan dengan lancar, untuk itu Kementerian Pertanian gandeng TNI demi memperkuat akselerasi peningkatan produksi dan produktivitas padi dan jagung demi terwujudnya swasembada pangan.
Mentan juga meminta, agar penyuluh pertanian diharapkan mampu berperan dalam meningkatkan produktivitas padi dan jagung melalui transfer pengetahuan, keterampilan, serta pendampingan bagi petani. Sebabnya, penyuluh pertanian berperan sebagai fasilitator, motivator, dan organisator bagi petani, serta harus selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi agar meningkatkan efisiensi dan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas serta mampu bersaing dengan produksi negara-negara lain.
Mentan menekankan, agar ketersediaan benih, pupuk, pemanfaatan alat dan mesin (alsintan) serta teknis budidaya perlu terus dikawal dan diperbaiki, sehingga budidaya pertanian berjalan dengan baik dan target produksi tercapai.
Pada moment itu, Amran juga menyampaikan, tantangan yang kerap dihadapi petani adalah pupuk, untuk itu pihaknya mengambil langkah strategis dengan menggunakan KTP sebagai metode pembelian pupuk bersubsidi di samping Kartu Tani.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya berikan solusi tepat guna dalam mengatasi tantangan para petani mengakses pupuk bersubsidi.
“Saya tau keluhan petani pasti pupuk, makanya kami hadir disini, karena Bapak Presiden Jokowi sudah menyiapkan anggaran 14 triliun untuk pupuk bagi petani Indonesia. Dan saya minta Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia harus kawal benar, jangan ada yang mempermainkan. Pak Dandim dan Pak Kapolres bantu kawal ya ” imbuhnya.
Pada kesempatan kuliah umum di depan 700 mahasiswa Universitas Andi Djemma di Aula Kantor Walikota Palopo, Mentan Amran juga berpesan pada mahasiswa harus punya jiwa pendekar.
“Lakukan apa yang Anda bisa untuk negeri ini. Jika anda bisa menanam padi, tanam langsung.” tutur Mentan Amran.
Pada kesempatan yang sama, Penjabatj Walikota Palopo, Asrul Sani, mengapresiasi upaya dan bantuan dari Kementerian Pertanian, demi perkuat pembangunan pertanian yang ada di Palopo.
Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan kegiatan ini wujud kolaborasi dan komitmen bersama kita bangun pertanian.
Diharapkan mampu perkuat pertumbuhan ekonomi dan dapat meningkatkan taraf hidup petani. Kolaborasi dari berbagai pihak juga kami butuhkan supaya dapat mempercepat pemerataan pembangunan bagi masyarakat. (SG-1)