Genjot Produksi Karet Pekebun, Kementan Gencar Atasi Penyakit Jamur Tanaman Karet

Pengendalian penyakit JAP di Kabupaten Mempawah ini dilakukan secara swadaya oleh kelompok tani setempat dan didampingi oleh tim Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan BPTP Pontianak. 
 

Author Oleh: Rosmery C Sihombing
13 Februari 2024
Dok. Ditjenbun Kementan

UNTUK meningkatkan produksi karet Indonesia, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan bersama unit pelaksana teknis (UPT)  Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak melakukan pengendalian penyakit jamur akar putih (JAP) seluas 25 hektare (ha),  di kebun karet milik Kelompok Tani Mandiri, Desa Dema, Anjungan, Mempawah, Kalimantan Barat.

 

 “Kita harus merespon cepat serangan tersebut, agar tidak semakin meluas dampaknya, serta hasil produksi terkendali dan terjaga mutu kualitasnya,” kata  Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam rilis yang dilansir  ditjenbun.pertanian.go.id, Selasa (13/2).

 

Menurut Mentan, karet salah satu komoditas ekspor unggulan di Kalimantan Barat, dimana sekitar 99,32% kebun karet di Kalimantan Barat adalah perkebunan rakyat. 

 

Untuk itu pentingnya dilakukan pengendalian tanaman karet secara kontinyu. Kegiatan ini tindak lanjut dari hasil mapping dan koordinasi kegiatan perlindungan dengan Dinas setempat serta tanggapan terhadap laporan adanya serangan JAP dari pekebun karet.

 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan, luas perkebunan karet di Kabupaten Mempawah sebesar 7.191 ha, produksi karet di Kabupaten Mempawah mencapai 2.961 Ton dengan estimasi produktivitas mencapai 652 Kg/Ha dengan kontribusi sebanyak 4.850 Petani (KK), sedangkan dari data Sipasibun, harga karet perkilogram per Januari 2024 di Kalimantan Barat mencapai Rp7.333/kg, sehingga estimasi nilai produksi karet di Kabupaten Mempawah mencapai Rp23.208.945.000.

“Ini membuktikan keberlangsungan karet berdampak signifikan terhadap kebutuhan petani. Untuk itu mari kita perkuat dan jaga keberlanjutan karet Indonesia,” imbuh Mentan Amran.

 

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, munculnya serangan penyakit JAP pada tanaman karet harus segera dilakukan penanganan yang tepat.

 

“Karena jamur ini menyerang tanaman pada semua fase, mulai dari pembenihan hingga tanaman menghasilkan, sehingga tanaman karet yang terserang mudah tumbang,” ujarnya.

Serangan berat JAP, lanjut Andi Nur, dapat mengakibatkan kematian terutama pada tanaman berumur 2-6 tahun. Selain pengendalian penyakit JAP, juga dilakukan cara memancing hifa/miselia jamur R. microporus melalui metode mulching untuk mendeteksi ada tidaknya serangan JAP.

 

Lebih lanjut Andi Nur menjelaskan, pengendalian penyakit JAP di Kabupaten Mempawah ini dilakukan secara swadaya oleh kelompok tani setempat dan didampingi oleh tim Brigade Proteksi Tanaman Perkebunan BPTP Pontianak. 

 

“Melalui pengendalian penyakit JAP diharapkan produktivitas tanaman karet semakin berkualitas dan kesejahteraan petani pun ikut meningkat,” harapnya. (SG-1)