Ikan pindang kaya akan kandungan protein. Tak hanya itu, ketersediaan ikan pindang yang melimpah di pasaran juga mudah terjangkau oleh banyak kalangan. Harganya murah dan banyak diminati oleh masyarakat Indonesia.
Perputaran bisnis ikan pindang juga sangat besar. Terlebih sektor pemindangan ini banyak dilakukan skala usaha UMKM. Menurut Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Budi Sulistiyo, potensi bisnis ikan pindang nasional ini mencapai Rp 16 triliun di tahun 2022.
Hingga saat ini, menurutnya, jumlah unit pengolahan pemindahan ikan di Indonesia mencapai 8.516 dan banyak berada di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Total kebutuhan bahan baku pindang di tahun lalu mencapai 577.899 ton atau setara dengan 48.158 ton per bulan.
“Bahan baku ini berasal dari perairan Jawa, Bali, Maluku, dan Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Usaha pemindangan ikan memang menumbuhkan skala ekonomi lokal dengan kapasitas per hari mencapai 76 kilogram hingga 450 kilogram. Usaha ini juga menyerap tenaga kerja dan mencapai 38.322 orang di tingkat nasional.
Berbagai jenis ikan dalam pengolahan pemindangan ikan ini antara lain tongkol, layang, cakalang, kembung dan bandeng.
“Ikan pindang juga memiliki protein tinggi dan bisa menjadi asupan penangkal stunting,” ujarnya.
Saat ini KKP tengah melakukan pendampingan agar produk ikan pindang ini bermutu dan aman melalui kemudahan perizinan dan pembinaan. Bersama Kadin, KKP mendorong agar UMKM perikanan ini bisa naik kelas secara bisnis dan bisa menanggulangi kemiskinan di masyarakat.