BUTUH strategi tepat dan jitu untuk meningkatkan produk-produk Indonesia masuk ke pasar global maupun Arab Saudi. Pentingnya meningkatkan posisi tawar Indonesia di dunia bisnis, harus segera didorong promosi produk-produk Indonesia di negara kaya minyak tersebut.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (PPHBun) Kementerian Pertanian (Kementan) Prayudi Syamsuri mengatakan hal itu pada acara Workshop Sosialisasi Pameran, Kamis (6/6).
Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjenbun) itu sebagai salah satu upaya pemerintah memperluas perdagangan produk pertanian ke luar negeri khususnya di wilayah Timur Tengah. Sekaligus persiapan terkait pameran tunggal The 2nd Made in Indonesia Expo 2024 di Arena Venue Riyadh, pada Desember 2024
Baca juga: Kementan Lepas Ekspor Kelor, Kelapa, Teh ke Tingkok, Yordania, Turki dan Rusia
Arab Saudi, lanjutnya, merupakan salah satu negara tujuan ekspor utama komoditas pertanian Indonesia di Timur Tengah. Nilai ekspor pada 2023 tercatat sebesar USD 533 juta yang didominasi oleh produk Kelapa Sawit, Kelapa, Kakao, Cengkeh, Pinang, Kopi, Teh, Pala, Kayu Manis, Kedelai, Beras, Ubi Kayu, Cabai, Nanas, Tanaman Hias, Jagung Manis, Buah lainnya, Daging Unggas, dan lain-lain.
Arab Saudi juga menjadi pintu gerbang ke negara Teluk dan Timur Tengah lainnya, sangat berpotensi menjadi negara tujuan ekspor Indonesia.
Penduduk Indonesia termasuk jamaah haji dan umroh yang cukup besar dapat menjadi agent of promotion produk Indonesia di Arab Saudi. Arab Saudi Vision 2030 yang tengah dijalankan pemerintah Arab Saudi dimaksudkan untuk membangun perekonomian yang dinamis, memperluas jaringan bisnis, dan mengembangkan kerjasama dan kolaborasi bisnis membuat Arab Saudi semakin terbuka sebagai pasar yang potensial.
Baca juga: Produk Ekonomi Kreatif Lokal Hadir di Pameran Haji dan Umrah Terbesar di Arab Saudi
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, diperlukan kegiatan promosi yang efektif dan berkesinambungan untuk memperbaiki citra Indonesia dan mengenalkan atau branding produk-produk Indonesia, diantaranya melalui pameran.
“Inisiasi kegiatan ini dilakukan atas dasar dari hasil kunjungan resmi Menteri Perdagangan RI ke Kerajaan Saudi Arabia pada Februari 2023 dan April 2024. Ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pameran Indonesia Expo 2018 pertama di Jeddah sukses meraih menghasilkan transaksi sebesar USD14.024.102,07 atau setara Rp200 miliar, serta dihadiri lebih dari 13.000 pengunjung,” tuturnya.
Lebih lanjut, Andi Nur menjelaskan pameran tunggal The 2nd Made in Indonesia Expo 2024 pada Desember mendatang di Riyadh dimaksudkan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi perdagangan dan pertanian.
“Sekaligus menawarkan peluang investasi antara Indonesia dan Kerajaan Saudi Arabia dan negara Timur Tengah, dan meningkatkan pasar ekspor komoditas pertanian, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perikanan termasuk alat mesin pertanian dan produk makanan beserta pendukungnya ke Kerajaan Saudi Arabia dan Timur Tengah,” ujarnya.
Menariknya, lanjut Andi Nur, pada pameran tersebut juga digelar business matching atau buyers meet sellers antara pengusaha produk pertanian, produk perkebunan dan pengusaha Saudi Arabia, talkshow, Indonesia Culture Performance, Cooking Demo, Taste the flavor dalam bentuk uji coba cita rasa produk perkebunan lainnya seperti gula kelapa sawit, kopi, teh, kakao, dan lainnya. (SG-1)