KEHADIRAN bulan suci Ramadan tinggal menghitung hari. Ramadan adalah salah satu bulan yang ditunggu-tunggu umat Islam di seluruh dunia.
Di Tanah Air, Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan awal beribadah jatuh pada Senin (11/3).
Sementara itu, Kementerian Agama akan menetapkan berdasarkan petunjuk hilal.
Baca juga: 10 Desa Wisata dari Gorontalo Ikuti Pelatihan dan Pendampingan dari Kemenparekraf
Namun berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2024 yang disusun oleh Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag), kemungkinan awal puasa Ramadan 2024 jatuh pada Selasa (12/3).
Dalam rangka menyambut bulan Ramadan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) mendorong agar para pelaku perhotelan menyiapkan paket-paket diskon penginapan ataupun paket-paket berbuka puasa selama bulan Ramadan.
Seruan yang dilontarkan Kemenparekraf sebagai upaya menyiasati datangnya low season sekaligus mempersiapkan diri menjelang libur Hari Raya Idul Fitri.
Baca juga: ‘Playlist Live Festival’ Siap Gebrak Bandung dan Dongkrak Sektor Pariwisata Lokal
Pernyataan tersebut disampaikan Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf/Baparekraf, Nia Niscaya, pada acara "The Weekly Brief with Sandi Uno" di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Senin (4/3).
Nia mengatakan, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah memperkirakan akan ada penurunan kedatangan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan Nusantara selama Ramadan pada 10 Maret hingga 9 April 2024.
Hal ini berdampak pada menurunnya tingkat hunian (okupansi) kamar hotel berbintang, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.
"Namun demikian, Ketua PHRI, Pak Haryadi Sukamdani memperkirakan okupansi hotel saat libur lebaran tahun 2024 akan tinggi," jelas Nia.
"Perkiraan ini didasari oleh perbaikan kondisi perhotelan secara keseluruhan di Indonesia pada tahun 2024 yang semakin membaik," kata Nia sebagaimana dikutip situs Kemenparekraf, Senin (4/3).
Baca juga: Abang dan None Kepulauan Seribu Promosikan Pariwisata di Car Free Day, Jakarta
Selain itu, perkiraan ini juga didasari data PHRI mengenai okupansi hotel jelang Lebaran 2023 di mana okupansi di sejumlah hotel di kota tujuan wisata favorit sudah lebih dari 70%.
Oleh karena itu, Nia mendorong agar pelaku perhotelan menyediakan diskon kamar hingga 40% dan paket-paket diskon lainnya seperti paket berbuka bersama di hotel. Sehingga okupansi kamar hotel bisa tetap terisi meskipun tengah menghadapi low season.
"Ketika low season, ada baiknya jika dapat menjual dengan diskon besar-besaran hingga 40%, itu jauh lebih baik menguntungkan jika okupansinya hanya 30%," katanya.
"Karena masyarakat Indonesia yang beragama Islam dan berpuasa tidak melakukan kegiatan traveling saat puasa. Namun diprediksi ketika lebaran akan terjadi lonjakan besar-besaran," kata Nia.
Nia menambahkan, dengan menyediakan paket diskon ini diharapkan bisa mempersiapkan ketersediaan kamar hotel saat libur Idul Fitri.
Mengingat berdasarkan prediksi Korps Lalu Lintas Polri, jumlah pemudik lebaran 2024 diperkirakan mencapai 200 juta orang atau naik 6% jika dibandingkan jumlah pemudik lebaran tahun 2023 sebanyak 187 juta orang. (SG-2)