Pariwisata

Menyoroti Peluang Ekonomi pada Vegan Festival 2024 di Surabaya

Penyelenggaraan Vegan Festival 2024 merupakan tahun ke-12. Acara ini secara konsisten mendukung UMKM di Indonesia untuk bisa lebih maju lagi sehingga para pelaku UMKM ini dapat memiliki masa depan yang lebih baik lagi.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
26 Januari 2024
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo membuka Vegan Festival 2024 yang bertema "Around The World" di Grand City Mall Surabaya, Jawa Timur, Kamis (25/1). Dok. Kemenparekraf.

 

PENERAPAN pola hidup sehat juga bisa menjadi peluang ekonomi, misalnya kebiasaan makan makanan nabati (vegan). Selain untuk kesehatan, mengonsumsi makanan nabati juga ramah lingkungan sekaligus mengurangi efek global warming dan climate change.

 

Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf/WakaBaparekraf) Angela Tanoesoedibjo, pada acara Vegan Festival 2024, di Exhibition Hall Grand City Mall Surabaya, Jawa Timur,  seperti dilansir  kemenparekraf.go.id, Jumat (26/1)

 

Vegan Festival 2024 yang bertema Around The World merupakan festival vegan terbesar di dunia yang diselenggarakan selama 4 hari dari 25 - 28 Januari 2024. Sebelumnya, Vegan Festival telah digelar pada  2022 dengan tema Wonderland Indonesia dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia - Indonesia (MURI) sebagai The Biggest Vegan Festival in the World. 

 

Dalam sambutannya, Wamenparekraf Angela mengatakan, sistem pangan dunia berkontribusi terhadap sepertiga dari isu climate change saat ini.

 

“Sistem pangan dunia menyerap 70% dari air bersih dunia dan mengakibatkan pencemaran air dan danau sampai 80 persen serta merusak lahan,” katanya.

 

Menurutnya, ada tiga fakta menarik terkait vegan lifestyle (gaya hidup vegan). Pertama, ada sebuah penelitian yang menyatakan bahwa bila seluruh dunia menerapkan vegan diet atau plant-based diet akan mengurangi green gas emissions dan pencemaran air bersih sampai dengan 75%, serta mengurangi penggunaan air bersih sampai 54%.

 

Kedua, ada 1% - 3% populasi dunia  sudah mengadopsi gaya hidup vegan. Jumlah itu diperkirakan akan meningkat per tahunnya sebesar 6.2% selama 10 tahun ke depan. Ketiga, terdapat peluang vegan economy untuk Indonesia.

 

“Bali, dalam beberapa pemberitaan, sudah menjadi destinasi wisata yang dianggap sangat ramah terhadap gaya hidup vegan. Jadi, ini ada peluang yang sangat besar bagi Indonesia untuk menggarap vegan economy ke depannya,” imbuh Angela.

 

Mendukung UMKM

 

Lebih lanjut, ia mengatakan, salah satu cara yang efektif untuk mempromosikan gaya hidup vegan kepada masyarakat luas adalah melalui acara festival vegan seperti yang digagas oleh Indonesian Vegetarian Society (IVS) ini.

 

Pada kesempatan yang sama Ketua Panitia Vegan Festival Indonesia 2024, Lewis Kosasih, menambahkan, penyelenggaraan Vegan Festival 2024 merupakan tahun yang ke-12. Acara ini secara konsisten mendukung UMKM di Indonesia untuk bisa lebih maju lagi sehingga para pelaku UMKM ini dapat memiliki masa depan yang lebih baik lagi.

 

“Vegan Festival 2024 ini diikuti oleh 100 tenants. Ke depan, kami berharap industri makanan vegan dapat berkembang lebih baik lagi terutama bagi para pelaku UMKM, khususnya yang berbasis nabati, sehingga kelak dapat menjadi poros ekonomi bangsa Indonesia,” kata Lewis.

Turut mendampingi Wamenparekraf, Plt. Direktur Event Nasional dan Internasional Kemenparekraf/Baparekraf, Ni Komang Ayu Astiti. Hadir pula Pembina Organisasi Indonesia Vegetarian Society (IVS) Jawa Timur, Jemmy Cendrawan; Direktur Grand City Mall Surabaya sekaligus Pembina Organisasi Indonesia Vegetarian Society (IVS) Jawa Timur, Gito Sugiarto; dan Pembina Organisasi Indonesia Vegetarian Society (IVS) Jawa Timur, Grace Peradhana Harsono. (SG-1)