Pariwisata

Di ATF 2024 Indonesia Paparkan Upaya Kembangkan Pariwisata Berkelanjutan

Kemenparekraf juga telah membuat suatu pedoman bagi wisatawan khususnya mancanegara mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan (do and don’t) wisatawan saat berkunjung ke destinasi maupun sentra ekonomi kreatif di Bali. 
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
25 Januari 2024

PENGEMBANGAN pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan tengah menjadi prioritas pemerintah Indonesia. Berbagai upaya dihadirkan, baik meluncurkan program, strategi hingga kebijakan demi mewujudkan pariwisata hijau atau green tourism. 

 

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf)  Ni Made Ayu Marthini, saat  memaparkan program pengembangan pariwisata berkelanjutan, pada   National Tourism Organisation  (NTO’s)  Media Briefing ASEAN Tourism Forum (ATF) 2024, di Vientiane, Laos, (Rabu 24/1).

 

“Sebagai contoh, menerapkan kebijakan pungutan bagi wisatawan mancanegara dengan membayar kewajiban sebesar Rp150.000 atau USD10. Kebijakan ini akan diberlakukan di Bali mulai 14 Februari 2024,” jelasnya, dalam siaran pers yang dilansir kemenparekraf.go.id.

Biaya yang dibebankan kepada wisatawan mancanegara tersebut, lanjut  Ni Made, sebagai biaya pelestarian budaya, kelestarian lingkungan, dan penanganan sampah di destinasi wisata di wilayah Bali.

 

NTO’s  Media Briefing ASEAN Tourism Forum merupakan bagian dari rangkaian kegiatan ATF 2024 yang berlangsung pada 23- 27 Januari 2024. Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf/Baparekraf menunjukkan partisipasi aktif dalam serangkaian acara tersebut, salah satunya dengan menghadiri NTO’s Media Briefing ATF 2024.

 

Pada acara tersebut Kemenparekraf/Baparekraf, berkesempatan menyampaikan sejumlah langkah percepatan pengembangan pariwisata berkelanjutan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia dalam upaya menjaga keberlanjutan lingkungan serta tradisi dan budaya yang menjadi daya tarik utama sektor pariwisata di tanah air.

 

Desa wisata berkelanjutan

Lebih lanjut, Ni Made mengatakan, pihaknya juga tengah menyiapkan desa wisata berkelanjutan, penerapan standardisasi dan sertifikasi CHSE, kampanye zero waste, no plastic, dan carbon footprint calculation and offsetting serta implementasi dan rencana aksi bersama untuk industri pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

 

"Karena dalam mewujudkan pariwisata yang inklusif dan berkelanjutan kita perlu merangkul berbagai pihak," tambahnya.

 

Selain itu, Kemenparekraf juga telah membuat suatu pedoman bagi wisatawan khususnya mancanegara mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan (do and don’t) wisatawan saat berkunjung ke destinasi maupun sentra ekonomi kreatif di Bali. 

 

"Traveling guide do and don't ini harus kita sampaikan kepada wisatawan yang berkunjung ke Bali. Bahwa ketika melakukan perjalanan wisata tentu ada kearifan juga penghormatan kepada adat istiadat daerah setempat yang perlu kita taati," ujar Ni Made.

 

Ia mengatakan Kemenparekraf telah membuat kebijakan yang dapat menjadi landasan atau acuan dalam penerapan pariwisata berkelanjutan yakni Permenparekraf No. 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bahari. Kemudian, Permenparekraf No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Berkelanjutan.   

 

"People dan planet adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Lingkungan yang lestari sangat dibutuhkan bagi kelangsungan hidup manusia. Oleh karenanya, penting bagi kita untuk menjaganya," kata Ni Made.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyampaikan, capaian sektor pariwisata Indonesia sepanjang 2023 yang penuh tantangan. Sebabnya,  baru di pertengahan tahun, pandemi covid-19 dinyatakan berakhir dan masuk ke fase endemi.

 

Adapun capaian sektor parekraf di tahun 2023, diungkapkan Ni Made diantaranya nilai devisa pariwisata pada Januari hingga Juni 2023 sebesar USD6,08 miliar. Kemudian nilai ekspor produk ekonomi kreatif pada Januari hingga Juni 2023 sebesar USD11,82 miliar. 

 

Jumlah kunjungan wisman pada Januari–November 2023 sebanyak 10,4 juta kunjungan wisman. Untuk perjalanan wisatawan domestik pada Januari–Oktober 2023 sebanyak 688,78 juta perjalanan.

 

Sementara, target untuk sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia di 2024 ,yakni nilai devisa pariwisata sebesar USD7,38 miliar hingga USD13,08 miliar, nilai ekspor produk ekonomi kreatif  USD27,53 miliar, jumlah kunjungan wisman 9,5 – 14,3 juta, dan jumlah perjalanan wisatawan domestik sebesar 1,25 – 1,5 miliar perjalanan.

 

"Mudah-mudahan target-target di 2024 ini dapat kita capai lebih baik dari tahun-tahun sebelumanya. Tentunya demi kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,"  pungkas Made.

Selain berpartisipasi dalam NTO’s Media Briefing ASEAN Tourism Forum 2024, Indonesia melalui Kemenparekraf membawa 13 perwakilan dari travel agent/tour operator untuk berpartisipasi dalam Travex 2024. Perwakilan tersebut berasal dari Bali, Bandung, Jakarta, Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Riau.

 

Dalam Travex 2024, Kemenparekraf menghadirkan paviliun Wonderful Indonesia dengan Borobudur sebagai tema utama dan Desa Wisata Candirejo sebagai destinasi utama yang akan ditawarkan kepada para buyers.

 

Turut mendampingi Deputi Bidang Pemasaran, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf/Baparekraf, Wisnu Sindhutrisno; dan Kepala Biro Komunikasi, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.  (SG-1)