SOKOGURU, Bukittinggi – Kota Bukittinggi bersiap menjadi tuan rumah Festival Pasar Rakyat (FPR) 2025 yang akan digelar pada 4-5 Oktober 2025 di kawasan Pasar Atas dan Pasar Bawah.
Festival ini menjadi rangkaian kedua setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Aceh pada 20-21 September 2025. Kehadiran FPR di Bukittinggi diharapkan mampu menghidupkan kembali pasar tradisional yang kini terdesak oleh keberadaan ritel modern.
Wali Kota Bukittinggi, H. Muhammad Ramlan Nurmatias, SH menyatakan dukungan penuh atas terselenggaranya festival tersebut. Menurutnya, FPR 2025 adalah momentum penting untuk mengembalikan kejayaan pasar rakyat, sekaligus menjaga identitas Bukittinggi sebagai kota wisata dan pusat perdagangan di Sumatera Barat.
“Pasar tradisional adalah denyut nadi ekonomi masyarakat. Kehadiran Festival Pasar Rakyat 2025 akan menghidupkan kembali semangat pedagang, menarik wisatawan, dan menegaskan peran pasar sebagai ruang budaya dan ekonomi,” ujar Ramlan dalam audiensi bersama Sokoguru.id.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan, sejak pandemi COVID-19, kunjungan ke pasar rakyat mengalami penurunan 15-20 persen setiap tahun. Hal ini berimbas pada menurunnya transaksi dari 4.155 menjadi hanya 2.018.
Kondisi tersebut juga dirasakan pasar tradisional di Bukittinggi, yang sejatinya menjadi pusat interaksi masyarakat sekaligus destinasi wisata.
Menjawab tantangan tersebut, FPR 2025 hadir dengan sejumlah program unggulan. Revitalisasi fasilitas pasar, sertifikasi halal bagi pedagang, literasi keuangan syariah, hingga digitalisasi transaksi akan menjadi fokus utama. Harapannya, pasar rakyat Bukittinggi bisa tampil lebih modern, nyaman, dan tetap ramah bagi pedagang kecil.
Selain aspek ekonomi, festival ini juga mengusung nilai budaya dan pariwisata. Sejumlah kegiatan akan meramaikan festival, mulai dari pentas seni tari dan musik, lomba memasak khas daerah, fashion show berbahan daur ulang, hingga lomba mewarnai untuk anak-anak. Dengan demikian, pasar bukan hanya sekadar tempat jual beli, tetapi juga ruang kreatif masyarakat.
Bagi pedagang, FPR 2025 menjadi peluang besar. Sebanyak 35 pedagang akan difasilitasi untuk mendapatkan sertifikasi halal melalui kerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Mereka juga akan dibekali pelatihan pengelolaan keuangan syariah dan strategi digital marketing agar lebih kompetitif.
Revitalisasi Pasar Atas dan Pasar Bawah juga menjadi perhatian utama pemerintah kota. Fasilitas umum seperti toilet, mushola, dan tempat sampah akan dibenahi agar pengunjung semakin nyaman. Langkah ini sejalan dengan visi Bukittinggi sebagai kota wisata yang berdaya saing.
Festival ini juga menyentuh aspek sosial. Panitia menyiapkan layanan kesehatan gratis seperti cek tensi, gula darah, dan kolesterol bagi pedagang maupun pengunjung. Selain itu, kegiatan bersih-bersih pasar, dan program donasi pohon akan menjadi wujud kepedulian terhadap lingkungan.
Tak ketinggalan, FPR 2025 menggandeng komunitas lokal untuk mengisi panggung hiburan. Sanggar tari, musisi tradisional, hingga komunitas kreatif akan turut memeriahkan acara. Menurut Wali Kota Ramlan, hal ini penting untuk memperkuat keterlibatan warga dalam menjaga keberlangsungan pasar rakyat.
"Festival ini bukan sekadar acara seremonial, tetapi sebuah gerakan untuk membangkitkan ekonomi kerakyatan, memperkuat budaya, dan mengembalikan pasar sebagai jantung kehidupan masyarakat Bukittinggi,” tegas Ramlan.
Dengan dukungan penuh pemerintah daerah dan sponsor utama, termasuk Adira Finance Syariah, Danamon Syariah dan Zurich Syariah, Festival Pasar Rakyat 2025 di Bukittinggi diharapkan menjadi momentum kebangkitan pasar tradisional di Sumatera Barat.
Kota wisata ini siap menyambut festival yang memadukan perdagangan, budaya, dan edukasi dalam satu ruang bernama pasar rakyat. (*)