Kuliner

Olahan Kelapa Kopra, Bahan Dasar Minyak Sebelum Sawit

Awalnya, minyak kelapa diolah dari kelapa kopra yang dikeringkan sebelum akhirnya beralih menjadi kelapa sawit hingga hari ini

By Sokoguru  | Salsabilla Ramadhanty  | Sokoguru.Id
06 April 2022

Sokoguru.id – Kelapa Kopra didefinisikan sebagai kelapa yang dikeringkan untuk kebutuhan bahan dasar minyak. Sebelum kita mengenal bahan dasar minyak dari kelapa sawit, kelapa kopra menjadi salah satu bahan utama pembuatan minyak dapur.

Sampai hari ini, kelapa kopra bukanlah lagi menjadi komoditas utama di Indonesia. Walaupun kopra masih terbilang kedalam komoditi yang memiliki peranan penting. Kopra sendiri terbuat dari daging kelapa tua yang dikeringkan.

Sebelum dikeringkan, pengolahan kopra didahului oleh proses penguapan air dari dalam daging buah kelapa. Pereduksian air tersebut sebanyak 50% menjadi 5-6%. Penguapan air, berjalan cepat kemudian melambat pada akhir proses.

Proses penguapan harus dlakukan secara cepat, dikarenakan untuk mencegah terjadinya dekomposisi yang mengakibatkan kerusakan tertentu pada daging buah kelapa. Tentu saja hal itu perlu dilakukan agar kualitas bahan baku minyak tetap terjaga.

Searah dengan garis sejarahnya, pada tahun 1960-an, buah kelapa menjadi salah satu komoditas utama dikarenakan kebutuhan akan minyak sangat tinggi. Saat itu, pemerintah mengusung program Perkebunan Inti Rakyat (PIR)

PIR didirikan oleh pemerintah di beberapa wilayah, salah satunya Pangandaran yang menjadi daerah terbanyak ditumbuhi pohon kelapa. Direalisasikannya program tersebut, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan daging kelapa untuk dijadikan kopra.

Pemenuhan daging kopra, kemudian disalurkan ke pabrik-pabrik rakyat untuk selanjutnya diproses menjadi minyak goreng. Sebab pada periode tersebut kopra masih jarang ditanami masyarakat untuk kebutuhan minyak goreng.

Selanjutnya, setelah periode itu terlewat masyarakat mulai menemukan fakta terkait bahan baku pembuatan minyak yang lebih efisien, yakni kelapa sawit. Sehingga pamor kelapa biasa menjadi tereduksi akibat penemuan tersebut.

Pada tahun 1970-an, persediaan bahan baku pembuatan minyak mulai bertransisi menjadi kelapa sawit. Hal ini digagas oleh pemerintah pusat, yang ketika itu menyarankan beralih dari minyak kelapa biasa ke produksi minyak kelapa sawit.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan pergeseran bahan baku minyak tersebut. Salah satu facktor kuat yang menjadi sebab, adalah karena penggunaan buah kelapa biasa mengandung zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan kolesterol berlebih.

Dari segi komoditas, kelapa sawit menjadi fokus penting yang dijadikan komoditas utama pemerintah. Sebab, kelapa sawit diklaim lebih ekonomis serta lebih cepat menghasilkan dibanding kelapa biasa. Segi kultur teknis pun, kelapa sawit tergolong lebih efisien.

Awalnya, tanaman sawit dibawa oleh seorang pengusaha asal Belanda, yang menumbuhkan cikal bakal perkebunan sawit di daerah Sumatera Utara pada tahun 1911. Dari sanalah, jumlah tanaman sawit mengalami eskalasi pesat hingga terhitung ada sebanyak 170.000 hektar pada tahun 1974 yang tersebar di wilayah Sumatera saja.

Dari hal itu lah, kelapa kopra mulai tergerser oleh keberadaan kelapa sawit. Sehingga harga kelapa kopra Ketika itu, jatuh dan sangat murah. Perlahan, hal tersebut berdampak pada petani, yang mulai mengolah kelapa biasa menjadi gula kelapa dan bukan minyak.

Hingga saat ini,

Jauh dari sejarah Ketika itu, hari ini kita semua dihadapi dengan permasalahan minyak goreng. Hari demi hari, data berbicara akan harga yang kian melambung jauh. Hal ini nampak kontradiktif dengan persediaan tanaman sawit berskala nasional yang mencapai 15,8 juta hektare per periode 2021.

Merespons kasus tersebut, permintaan minyak yang kian hari kian meningkat membuat harga ikut naik. Menurut produsen kopra di daerah Bener, Purworejo Jawa Tengah, sejaak nknya harga minyak goreng sawit harga kopra pun meranjak naik menjadi Rp.12.500 dari semula Rp.11.900. Hal tersebut merupakan dampak dari tingginya permintaan minyak kelapa.