Musim kemarau panjang juga mendatangkan potensi ekonomi bagi pelaku UMKM di Indonesia. Tak hanya bagi mereka yang terjun berbisnis di usaha minuman es segar tapi juga bagi sektor usaha lain. Seperti usaha pembuatan kerupuk maupun ikan asin yang membutuhkan pengeringan yang prima.
Bagi pelaku usaha kerupuk dan ikan asin, misalnya. Musim kemarau seperti ini justru adalah keberkahan. Terik matahari yang tinggi membuat kualitas kerupuk dan ikan asin menjadi sangat baik. Biasanya, di musim seperti ini mereka akan menyetok kerupuk mentah sebanyak mungkin untuk siap digoreng saat musim penghujan di akhir tahun.
Strategi ini diterapkan oleh pembuat kerupuk seperti Suganda, pengusaha dari Kebumen, Jawa Tengah. Biasanya di musim kemarau seperti ini dia akan meningkatkan produksi kerupuk mentah. Dalam sehari ia bisa menghasilkan 2 kwintal kerupuk kering berbahan baku tepung singkong.
Kabupaten Kebumen termasuk salah satu sentra penghasil kerupuk bundar putih dan bisa ditemukan di daerah Sruweng, Gombong, Karanganyar dan Alian.
Menurutnya, menyetok kerupuk mentah saat musim kering adalah pilihan tepat karena mendukung proses produksi.
Hal serupa juga ditemukan di daerah lain, seperti di Tasikmalaya. Di saat musim kering seperti ini mereka sangat mengandalkan sinar matahari sebagai pengering alami produksi kerupuknya.
“Kualitas kerupuk menjadi lebih renyah dan mengalami permintaan besar,” kata Dani dari Sukalaya, Kecamatan Cihideung, Tasikmalaya.
Kerupuk merk “Si Geboy” ini termasuk salah satu kerupuk yang digemari masyarakat Tasikmalaya karena kualitasnya yang gurih dan renyah. Biasanya mereka jual di warung makanan hingga warung rumah tangga.
Terik matahari yang tinggi tak selamanya buruk. Bagi sebagian pengusaha, justru inilah saatnya mereka mencari cuan dan meningkatkan produksi ekonominya.
Nah, mencari peluang ekonomis saat musim kemarau ternyata ada banyak cara. Yuk jangan pernah mengeluh. Mari mencari rejeki di musim kemarau.