Kuliner

Eks Pusat Diklat Peruri Disulap Jadi Restoran Bernuansa Bali

Sebagai brand ‘tempat ngopi’ asal Pulau Dewata, Bali Coffee Club Jakarta bukan hanya sekadar kafe. Melainkan sebuah community destination yang menggabungkan harmoni antara konsep modern dan sejarah.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
25 Januari 2024

BILA melintasi daerah Fatmawati atau sekitar Rumah Sakit Fatmawati, kita tidak akan menemukan lagi  bangunan yang dulu menjadi pusat Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Peruri. Pasalnya bangunan yang dekat rumah sakit itu sudah disulap menjadi  restoran Bali Coffee Club.

 

Dalam rangka mendorong peningkatan optimalisasi aset, Peruri Properti mendirikan Bali Coffee Club, sebuah kawasan restoran yang membawa cita rasa khas Bali ke Ibu Kota. Peruri sebagai BUMN telah berkolaborasi dengan BVR Group Asia melalui anak perusahaannya.

 

“Dulunya adalah tempat Diklat Peruri, namun sudah lama tidak terpakai dan terbengkalai, berkat program kolaborasi dengan BVR Group Asia sekarang dapat kita lihat menjadi sesuatu tempat yang indah dan multifungsi,” kata Komisaris Peruri Properti Winarsih BudirianiWinarsih, dalam rilis yang dilansir bumn.go.id, Kamis (25/1)

 

Restoran dan kafe yang  resmi dibuka pada Selasa (16/1)  itu berada di Jalan Lebak Bulus I Nomor 2 Cilandak Barat, dekat Rumah Sakit Fatmawati.
Bali Coffee Club tidak hanya menawarkan pengalaman ngopi yang istimewa, tetapi juga merangkul konsep lifestyle secara menyeluruh.

 

Sebagai brand ‘tempat ngopi’ asal Pulau Dewata, Bali Coffee Club Jakarta bukan hanya sekadar kafe. Melainkan sebuah community destination yang menggabungkan harmoni antara konsep modern dan sejarah.

 

“Di Bali Coffee Club tidak hanya menyediakan kopi dan kuliner dengan cita rasa autentik Bali, tetapi juga terdapat fitness center, beauty center, coffee class hingga co-working space,” kata Managing Director of BVR Group Asia, Dian Desiana.

 

Community destination baru

 

Dalam acara peresmiannya, Direktur Utama Peruri, Dwina Septiani Wijaya membagikan sejarah luar biasa tentang gedung yang dibangun pada 1979 itu sebagai Pusdiklat Peruri.

 

“Meskipun lama terabaikan, kini gedung ini menjadi pusat baru bagi warga Jakarta, 

yang tidak hanya menawarkan fasilitas modern tetapi juga memamerkan beberapa aset 

bersejarah Peruri, seperti mesin pencetak uang dari tahun 1950,” tambahnya.

 

Dwina berharap Bali Coffee Club tidak hanya menjadi kawasan kuliner yang autentik, 

tetapi juga menjadi community destination baru bagi warga Jakarta.

 

“Dengan kesadaran akan kebutuhan lifestyle yang sehat pasca-pandemi, Bali Coffee 

Club dapat menjadi tempat ideal untuk berkumpul bersama keluarga, menciptakan 

hubungan yang lebih erat dalam suasana yang nyaman,” katanya lagi.

 

Dengan konsepnya yang unik dan menyeluruh, Bali Coffee Club di Jakarta siap 

mengukir cerita baru sebagai lifestyle hub yang tidak hanya memberikan pengalaman 

ngopi terbaik, tetapi juga menjadikan Bali Coffee Club ini destinasi favorit.

Dwina memberikan apresiasi kepada Bali Coffee Club karena berhasil menghidupkan 

kembali gedung bersejarah ini.

 

“Selamat atas peresmian Bali Coffee Club,” tutup Dwina. (SG-1)