Soko Kreatif

UMKM Ramadan Meroket 40%: Kenapa Banyak yang Tumbang Setelah Lebaran?

Bisnis Ramadan laris manis, tapi kenapa banyak yang hilang setelah Lebaran? 🤔 Cari tahu rahasia agar usaha tak sekadar musiman! Baca sampai selsai biar sukses.

By Cikal Sundana  | Sokoguru.Id
26 Februari 2025

Ramadan, Momen Emas UMKM! Bisnis dadakan laris manis saat puasa, tapi kenapa banyak yang tumbang setelah Lebaran? Foto Youtube Fun Fact Corner

SOKOGURU - Bulan Ramadan selalu membawa peluang bisnis baru. Mulai dari pedagang takjil di pinggir jalan, bisnis hampers Lebaran, hingga jualan baju muslim di media sosial. 

Namun, yang menarik, setelah Lebaran bisnis-bisnis ini seolah lenyap begitu saja. Kenapa hal ini sering terjadi? 

Apakah karena pasar yang berubah atau ada faktor lain dari mindset pengusaha? Yuk, kita kupas faktanya!

Ramadan, Momen Emas untuk Berbisnis

1. Daya Beli Meningkat Tajam

Selama bulan Ramadan, pengeluaran masyarakat Indonesia naik hingga 30-40% dibandingkan bulan biasa. 

Orang lebih konsumtif, baik untuk membeli makanan berbuka, baju Lebaran, maupun hampers untuk keluarga dan kolega.

2. Efek FOMO (Fear of Missing Out)

Ada tekanan sosial yang mendorong orang untuk ikut berbelanja. Semua orang ingin berbuka dengan makanan lezat, membeli baju baru, dan mengirim hampers ke orang tersayang. 

Akhirnya, mereka yang awalnya tidak berencana belanja pun ikut-ikutan membeli.

3. Modal Cepat Kembali

Permintaan tinggi membuat barang lebih mudah laku, sehingga modal bisa kembali dalam hitungan hari. 

Ini jadi alasan utama banyak orang memanfaatkan Ramadan untuk berjualan dadakan.

Kenapa Bisnis Ramadan Jarang Bertahan Setelah Lebaran?

1. Pasar yang Bersifat Musiman

Selama Ramadan, masyarakat aktif berburu takjil, hampers, dan baju Lebaran. 

Namun, setelah Idulfitri, permintaan tersebut menurun drastis. Orang kembali ke pola konsumsi normal, sehingga bisnis musiman sulit bertahan.

2. Mindset Bisnis Sampingan

Banyak orang memulai usaha Ramadan hanya untuk menambah pemasukan, bukan untuk membangun bisnis jangka panjang. 

Tanpa strategi yang jelas, mereka cenderung menghentikan bisnisnya setelah Lebaran.

3. Produk Kurang Adaptif

Bayangkan kamu berjualan kolak pisang selama Ramadan. Apakah setelah Lebaran masih banyak yang mencarinya? 

Produk yang terlalu spesifik untuk bulan puasa sulit bertahan di bulan-bulan berikutnya.

4. Persaingan Ketat dan Perang Harga

Banyak orang memiliki pemikiran yang sama: "Mumpung Ramadan, ayo jualan!" Akibatnya, persaingan jadi sangat tinggi, harga pun terjun bebas. 

Setelah Lebaran, banyak pedagang merasa bisnis ini kurang menguntungkan dan akhirnya berhenti berjualan.

Bagaimana Agar Bisnis Ramadan Bisa Bertahan Sepanjang Tahun?

1. Diversifikasi ProdukJika kamu berjualan takjil, kenapa tidak mencoba menjual camilan atau makanan lain yang tetap dicari setelah Lebaran? 

Banyak bisnis makanan yang awalnya hanya spesialis Ramadan, tapi sukses bertahan dengan produk baru.

2. Rebranding Bisnis

Misalnya, jika kamu menjual hampers Lebaran, coba perluas ke hampers untuk acara ulang tahun, pernikahan, atau momen spesial lainnya. Dengan begitu, bisnis tetap relevan sepanjang tahun.

3. Bangun Brand, Bukan Sekadar Jualan

Bisnis yang sukses bukan hanya soal menjual produk, tetapi juga membangun brand yang dikenal dan dipercaya pelanggan. 

Jika hanya mengandalkan momen musiman tanpa strategi branding, bisnis akan mudah dilupakan setelah Ramadan.

Mau Bisnis Cepat atau Berjangka Panjang?

Menjalankan bisnis saat Ramadan memang sah-sah saja dan bisa menjadi peluang emas untuk menambah penghasilan. 

Namun, jika ingin bertahan lebih lama, kamu perlu strategi lebih dari sekadar jualan musiman. 

Pilihannya ada di tanganmu: mau sekadar cari cuan cepat atau membangun bisnis yang bisa berjalan terus, bahkan setelah Ramadan.

Pernahkah kamu berjualan saat Ramadan? Apakah bisnis kamu berlanjut setelah Lebaran atau berhenti total? (*)

 

Sumber: Youtube Fun Fact Corner