SOKOGURU - Bulan Ramadan selalu menjadi momen emas bagi pelaku UMKM kuliner, terutama yang menjual aneka takjil. Salah satu menu favorit yang selalu laris manis adalah kolak pisang.
Yusri Salamah, seorang kreator konten sekaligus pelaku UMKM, berbagi pengalamannya dalam menyiapkan 25 porsi kolak pisang pesanan pelanggan.
Untuk membuat kolak pisang yang gurih dan lezat, Yusri memilih menggunakan tiga butir kelapa tua agar santannya lebih melimpah dan kental. Tak lupa, ia juga menambahkan kolang-kaling dan labu kuning sebagai pelengkap yang memperkaya rasa serta tekstur kolak.
Saat belanja di pasar, Yusri membeli satu kilogram kolang-kaling dengan harga Rp15.000 per kilogram. Sebelum diolah, kolang-kaling tersebut direbus selama 10 menit untuk menghilangkan bau asam dan memastikan kebersihannya. Proses ini juga membantu agar kolang-kaling tidak cepat basi.
Setelah kolang-kaling siap, Yusri mulai memeras santan dari kelapa parut. Ia lebih memilih santan segar daripada santan instan karena menghasilkan rasa yang lebih gurih. Santan ini kemudian disisihkan untuk dicampurkan ke dalam kolak pada tahap akhir.
Dalam membuat kolak, Yusri juga menggunakan satu kilogram gula merah yang dicairkan bersama seperempat kilogram gula pasir dan satu liter air. Setelah mencair, gula merah tersebut disaring agar tidak ada kotoran yang tersisa. Proses ini memastikan kolak memiliki warna cokelat yang bersih dan rasa yang lebih halus.
Untuk isiannya, labu kuning dipotong agak besar agar teksturnya tetap terasa saat dimasak. Selain itu, ia memilih pisang Saba yang dikenal memiliki rasa manis dan tekstur yang pas untuk kolak.
Harga pisang ini memang lebih mahal, sekitar Rp10.000 per kilogram, namun hasil akhirnya lebih enak dibandingkan jenis pisang lainnya.
Proses memasak dimulai dengan merebus air gula merah bersama daun pandan dan sedikit garam untuk menambah cita rasa gurih. Setelah mendidih, kolang-kaling dimasukkan terlebih dahulu, kemudian disusul labu kuning dan pisang agar matangnya merata.
Memasak dalam jumlah besar tentu membutuhkan strategi.
Yusri memulai prosesnya sejak pagi setelah berbelanja, agar kolaknya bisa siap sebelum waktu pengantaran jam 11 siang. Ia juga memastikan kolaknya cukup waktu untuk didinginkan sebelum dikemas agar tidak cepat basi saat disajikan.
Untuk kemasan, Yusri menggunakan wadah ukuran 400 ml yang cukup untuk satu porsi. Penyusunan dilakukan dengan memasukkan isiannya terlebih dahulu, baru kemudian ditambahkan kuah santan. Teknik ini membantu memastikan setiap porsi memiliki komposisi yang seimbang.
Setelah semua kolak selesai dikemas, ia membiarkan terlebih dahulu di depan kipas agar suhunya turun sebelum ditutup rapat. Hal ini dilakukan agar santan tidak cepat basi akibat suhu panas yang terperangkap dalam kemasan.
Ramadan menjadi momen penuh berkah bagi UMKM seperti Yusri. Selain berbagi makanan lezat untuk berbuka, ia juga bisa meningkatkan pendapatannya selama bulan suci ini. Kolak pisang yang dibuatnya bukan hanya menggugah selera, tetapi juga bukti bahwa usaha kuliner bisa berkembang pesat dengan strategi yang tepat.
Jangan lupa dukung UMKM lokal dengan membeli takjil khas Ramadan dari pedagang sekitar. Semoga inspirasi dari Yusri bisa bermanfaat bagi pelaku usaha lain yang ingin memanfaatkan momen Ramadan untuk meraih rezeki tambahan! (*)
Sumber: YouTube yusri salamah