SOKOGURU, Jakarta- Gim papan atau Board game bukan sekadar hiburan, melainkan bisa menjadi sarana edukasi menarik bagi anak-anak maupun orang dewasa.
Board game bisa menjadi media yang asyik untuk memberi edukasi kepada anak-anak dan orang dewasa.
Misalnya, edukasi tentang sejarah, memperkenalkan tokoh-tokoh pewayangan, atau bisa juga sebagai media edukasi di museum-museum, dan tempat wisata yang ada di Indonesia.
Baca juga: Bandung Gaming Day 2025: Dorong Generasi Muda Dukung Gim Lokal
Untuk melestarikan budaya permainan itu sekaligus mendorong edukasi berbasis board game, Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenekraf/Bekraf) menggelar audiensi bersama Asosiasi Pegiat Industri Board Gim Indonesia (APIBGI) di Gedung Film, Jakarta, Selasa (25/2).
Budaya permainan tradisional seperti board game kembali mendapat perhatian di Indonesia. Permainan interaktif seperti ular tangga, monopoli, dan catur telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.
“Saat ini Jakarta memiliki potensi besar untuk bisa mendirikan spot-spot board game. Selain itu, bisa menjadi media promosi bagi IP-IP lokal yang ada di Indonesia hingga mengedukasi banyak hal dan bisa berjalan melalui kolaborasi-kolaborasi yang berkelanjutan,” kata Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, dalam keterangan resminya.
Baca juga: Bandung Gaming Day (BGD) 2024 Dorong Industri Gim Lokal dan Kreativitas Anak Muda
Dok. Kemenekraf
Menurutnya, potensi pasar board game di Indonesia diprediksi terus berkembang. Melihat peluang tersebut, Irene pun mengajak APIBGI untuk berkolaborasi dengan subsektor ekonomi kreatif agar board game tidak hanya lestari sebagai budaya, tetapi juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru.
APIBGI merupakan asosiasi yang menaungi berbagai elemen dalam industri board game, mulai dari desainer, ilustrator, akademisi, penerbit, retailer, distributor, hingga komunitas.
Baca juga: Wamendag dan Wamen Ekraf Bertemu Bahas Fesyen, Gim Lokal, Kriya, dan Produk Halal
Ketua APIBGI, Mahawira Singh Dillon, mengungkapkan, industri board game di Indonesia semakin berkembang, bahkan merambah ke sektor kuliner melalui konsep kafe yang menyediakan permainan board game.
“Saat pandemi kemarin board game sempat hampir mati, karena banyak cafe-cafe yang menyediakan fasilitas itu harus tutup. Tetapi, justru cukup banyak orang yang membeli gim papan itu secara online sehingga mereka bisa memainkannya di dalam rumah,” jelasnya.
Jadi, lanjut Mahawira, memang potensi board game ini sangat besar karena sekarang cafe-cafe dengan konsep penyedia fasilitas ini sudah kembali menjamur.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua APIBGI, Galih Aristo, menyambut baik hasil audiensi itu. Menurutnya, keterlibatan Kemenekraf/Bekraf membuka peluang besar bagi industri board game untuk berkembang lebih luas.
Board game, sambungnya, punya dampak positif bukan hanya untuk anak-anak tetapi juga orang dewasa.
“Dari kultur bermain dan kolaborasi yang tercipta nantinya, kita berharap bisa mengangkat industri board game yang didalamnya terdapat desainer board game, penggiat, distributor, dan toko board game. Semoga suatu saat Indonesia bisa mencetak permainan gim papan dengan kualitas yang oke,” ujar Galih.
Dalam audiensi itu, Wamenekraf Irene didampingi Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Muhammad Neil El Himam, serta Direktur Gim, Luat S.P. Sihombing. (SG-1)