HASIL survei Bank Indonesia (BI) terhadap konsumen pada Mei 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal itu tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Mei 2024 sebesar 125,2 dan berada dalam level optimis (>100).
Demikian disampaikan Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono dalam siaran pers, Senin (10/6).
Baca juga: Survei Bank Indonesia : Indeks Keyakinan Konsumen April 2024 Lebih Tinggi
“Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada Mei 2024 didorong oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 115,4 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 135,0 . Kedua indeks tersebut tetap kuat didukung oleh optimisme pada seluruh komponen pembentuknya,” jelasnya, seperti dikutip situs resmi Bank Indonesia.
Berdasarkan survei BI, lanjut Erwin, pada Mei 2024 keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran. Sementara itu Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) juga tetap terjaga pada area optimistis.
Secara spasial, beberapa kota mencatat peningkatan IKE, terbesar di Kota Manado (4,0 poin), diikuti Padang (3,7 poin) dan DK Jakarta (3,5 poin). Sementara itu, kota-kota lainnya mencatat penurunan IKE, terutama di Kota Medan (15,1 poin), diikuti Pontianak (13,3 poin) dan Banjarmasin (10,6 poin).
Baca juga: Kuatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini Dorong Optimisme Konsumen Maret 2024 Meningkat
Pada Mei 2024, imbuh Erwin, optimisme responden terhadap penghasilan saat ini terpantau tetap kuat pada seluruh kelompok pengeluaran. Indeks tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp4,1 juta sampai Rp5 juta.
Sementara berdasarkan usia, responden dengan usia 31-40 tahun mencatatkan optimisme yang lebih tinggi dibandingkan kelompok usia lainnya.
Selanjutnya, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini juga terindikasi tetap optimis. Peningkatan indeks tertinggi tercatat pada responden dengan tingkat pendidikan pascasarjana . Berdasarkan kelompok usia, indeks tetap kuat pada seluruh kelompok usia
Baca juga: Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%
Sementara itu, keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods (barang tahan lama) juga terpantau tetap kuat pada seluruh tingkat pengeluaran dan kelompok usia.
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
Lebih lanjut, survei BI mengindikasikan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi 6 bulan ke depan terpantau tetap kuat. Hal itu tecermin dari IEK Mei 2024 yang berada dalam zona optimis sebesar 135,0.
“Tetap kuatnya IEK ditopang oleh ekspektasi penghasilan sebesar 139,0. Sementara itu, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja dan kegiatan usaha juga tercatat berada dalam zona optimis masing-masing sebesar 134,5 dan 131,6.
Secara spasial, sebagian kota mencatat peningkatan IEK, terbesar di Kota Manado (15,2 poin) disusul Makassar (8,0 poin) dan Mataram (3,8 poin). Sementara itu, sebagian besar kota lainnya mencatat penurunan IEK, terutama di Kota Bandar Lampung (9,7 poin) disusul Banten (7,0 poin) dan Padang (6,8 poin).
Pada Mei 2024 peningkatan ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan terjadi pada responden dengan pengeluaran Rp3,1 juta hingga Rp4 juta. Dari sisi usia, indeks tertinggi tercatat pada kelompok usia 31-40 tahun.
Selanjutnya, prakiraan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang terpantau meningkat pada hampir seluruh tingkat pendidikan. Berdasarkan kelompok usia, Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja meningkat terutama pada kelompok usia 41- 50 tahun.
Menurun
Pada Mei 2024 rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio) mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 73,6% menjadi sebesar 73,0%.
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) mengalami sedikit peningkatan dari 9,7% menjadi sebesar 10,3%. Proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil dibandingkan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu sebesar 16,6% .
Rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun pada responden dengan pengeluaran Rp2,1 juta hingga Rp4 juta per bulan. Sementara itu, porsi cicilan pinjaman terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada hampir semua tingkat pengeluaran responden.
Survei Konsumen BI merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak Oktober 1999. Sejak Januari 2007 survei dilaksanakan terhadap kurang lebih 4.600 rumah tangga sebagai responden (stratified random sampling) di 18 kota: Jakarta, Bandung, Bodebek, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, Bandar Lampung, Palembang, Banjarmasin, Padang, Pontianak, Samarinda, Manado, Denpasar, Mataram, Pangkal Pinang, Ambon dan Banten.
Indeks per kota dihitung dengan metode balance score (net balance + 100) yang menunjukkan bahwa jika indeks di atas 100 berarti optimis dan di bawah 100 berarti pesimis. (SG-1)