PEMERINTAH melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pengembangan sektor industri kerajinan dan wastra (kain) tradisional guna menjaga warisan budaya nusantara.
Salah satu langkah yang dilakukan Kemenperin melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) adalah menjalankan sinergi bersama Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, serta Dekranasda Provinsi Maluku dan Kota Ambon mengadakan kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin khusus tenun.
Wakil Ketua Harian 1 Dekranas, Loemongga Agus Gumiwang menegaskan pentingnya menjaga potensi industri kain tenun, yang salah satunya berada di Kota Ambon.
Baca juga: Inacraft 2024 Diharap Dorong Indonesia Masuk 10 Besar Eksportir Kerajinan Dunia
Berdasarkan catatan, Industri Kain Tenun Ikat dengan klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia (KBLI) 13122 tersebar di 23 provinsi dan terbanyak berada di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Sumatera Utara.
Di Provinsi Maluku sendiri terdapat 3.016 perajin, dengan 233 kelompok tersebar di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Kota Ambon.
“Potensi wastra ini perlu kita berdayakan untuk kesejahteraan masyarakat yang berdampak pada peningkatan perekonomian nasional,” ujarnya di Jakarta, Jumat (19/4), seperti dikutip kemenperin.go.id.
Baca juga: Tenun Karaja Sumba harus Jadi Produk High End yang Bernilai Tinggi
Loemongga menitikberatkan perlunya para pelaku industri kecil menengah (IKM) melakukan pengembangan produk dalam menghadapi persaingan bisnis saat ini.
“Kami memahami pelaku IKM seringkali menghadapi permasalahan keterbatasan sumber daya dalam mengembangkan produk yang mana membutuhkan biaya cukup besar. Dekranas dan Kemenperin bersinergi untuk membantu pelaku usaha meningkatkan daya saingnya melalui kegiatan pendampingan pengembangan produk dan fasilitasi mesin/peralatan,” imbuhnya.
Sebab itu, lanjut Loemongga, selain pemberian pendampingan teknis produksi dan pengembangan produk, juga diperlukan bantuan mesin peralatan untuk menunjang proses produksi pelaku usaha, sehingga dapat menghasilkan produk yang lebih berkualitas dengan proses produksi lebih efisien dan efektif.
Baca juga: Kain Tenun Sidan, Tenun Alami Kalimantan Barat Tembus Pasar Ekspor
HUT ke-44 Dekranas
Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kecil, Menengah dan Aneka, Reni Yanita saat membuka Kegiatan Pendampingan Pengembangan Sentra IKM Tenun dan Fasilitasi Mesin Peralatan IKM Tenun di Kota Ambon, Rabu (17/4), menyampaikan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 Dekranas dengan acara puncak Peringatannya akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024 di Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Ia memaparkan, kegiatan pendampingan dan fasilitasi mesin dilaksanakan dalam dua tahapan, pertama meliputi pendampingan pencelupan pewarnaan alam dan pengembangan motif serta desain pada 17-20 April 2024, kemudian tahap kedua meliputi monitoring dan evaluasi pada 2-3 Mei 2024.
Ditjen IKMA Kemenperin dan Dekranas sebelumnya juga telah melaksanakan kegiatan serupa pada awal Maret 2024 di daerah lain, yaitu di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara pada 7-8 Maret 2024 (tahap pertama).
Dirjen IKMA Kemenperin berharap, kegiatan-kegiatan tersebut akan memberikan dampak kemajuan dan pengaruh bagi pertumbuhan daya saing ekonomi bangsa.
“Kapasitas para perajin tenun terus meningkat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar, meningkatkan nilai jual produk tenun, serta tentunya perekonomian perajin dan daerah,” tutup Reni. (SG-1)