PEMERINTAH pusat melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumba Timur akan membangun Budi Daya Udang Terintegrasi di lahan tandus di Desa Palakahembi, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pembangunan di atas lahan seluas 2.085 hektare (ha) itu akan dimulai pada 2024 hingga 2027. KKP dan Pemkab Sumba Timur sepakat membangun modeling budi daya terintegrasi hulu dan hilir atau Integrated Shrimp Farming di Desa Palakahembi.
Kesepakatan tersebut tertuang dalam perjanjian kerja sama pinjam pakai barang milik daerah Kabupaten Sumba Timur dan Nota Kesepakatan antara Dirjen Perikanan Budi Daya dan Bupati Sumba Timur yang dilakukan di Gedung KKP, Selasa (6/2).
Kondisi lahan yang akan dibangun merupakan lahan tandus, kosong, terbuka dan berbatu, serta tidak termanfaatkan. Sementara kondisi rencana lokasi intake merupakan perairan terbuka dan tidak ada vegetasi mangrove.
“Modeling budidaya udang terintegrasi akan kita bangun di Sumba Timur NTT guna menumbuhkan ekonomi dan terdistribusi ke wilayah Indonesia Timur, tidak hanya di Jawa saja,” kata Menteri KKP Sakti Waktu Trenggono saat menyaksikan penandatangan perjanjian pinjam pakai barang milik daerah dan nota kesepakatan di Jakarta, seperti dilansir kkp.go.id, Kamis (8/2).
Pembangunan modeling tambak udang modern dan ramah lingkungan tersebut, lanjutnya, akan dibangun di lahan yang tidak termanfaatkan menjadi lahan produktif guna meningkatkan produksi nasional dan penyerapan tenaga kerja, serta memberikan multiplier effect (efek ganda) bagi masyarakat lokal.
“Saya mohon dukungan dari semua Kementerian/Lembaga, karena dengan akan hadirnya pertumbuhan ekonomi baru di sana dan menjelaskan manfaat dari program ini kepada masyarakat. Tentu akan membutuhkan perumahan, listrik, air bersih, pelabuhan dan sebagainya,” tambahnya.
Produsen udang
Lebih lanjut, Menteri Trenggono berharap pembangunan kawasan budidaya udang terintegrasi skala besar di Sumba Timur nantinya dapat berjalan lancar, transparan dan penyelesaiannya sesuai rencana.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah dan masyarakat Sumba Timur, mudah-mudahan ikhtiar bersama ini dapat menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen udang terbesar di dunia di masa mendatang,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur menelan anggaran mencapai USD500 juta atau lebih kurang Rp7,5 triliun.
“Modeling tambak udang ini dibangun dengan menerapkan Good Aquaculture Practices dari hulu sampai hilir dalam satu pengelolaan, di mana pada setiap proses yang dilakukan akan menerapkan prinsip eco-efficiency dan mengedepankan pelestarian sumber daya alam, pengendalian dampak kerusakan lingkungan hidup, serta melibatkan masyarakat setempat sebagai aktor utama pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Dirjen Tebe menyampaikan melalui pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur ini nantinya akan terdistribusi nilai ekonomi sekitar kurang lebih Rp3,4 triliun per tahun, dan mampu menyerap tenaga kerja lokal sekitar 4.730 orang untuk kebutuhan di hulu hingga hilir.
“Melalui pembangunan modeling tambak udang modern ini juga diharapkan dapat memberikan multiplier effect bagi masyarakat lokal, serta diharapkan dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional,” tandas Dirjen Tebe.
Pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi Integrated Shrimp Farming akan terbagi menjadi tiga zona yaitu zona hulu (hatchery dan pabrik pakan, zona onfarm (saluran intake, tandon utama, tandon kluster, petak pemeliharaan, saluran outlet, IPAL Kluster dan vegetasi), dan zona hilir (coldstorage, pabrik es, dan pabrik Styrofoam).
Hal senada disampaikan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing. Ia menyampaikan sebuah kehormatan bagi masyarakat dan pemerintah daerah Sumba Timur, terpilihnya daerah tersebut sebagai tempat pelaksanaannya program modeling tambak udang modern dan ramah lingkungan, serta terintegrasi hulu dan hilir.
“Saya berharap dengan adanya program ini sebagai semangat awal kebersamaan masyarakat Sumba Timur dalam mendapatkan manfaat dari pembangunan tambak udang ini nantinya khususnya dalam penyerapan tenaga kerja,”ungkapnya.
Khristofel menyampaikan terima kasih kepada KKP yang telah memberikan kesempatan kepada ratusan anak-anak Sumba Timur untuk menimba ilmu di Politeknik Kelautan dan Perikanan yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Semoga anak-anak Sumba Timur yang diberi kesempatan menimba ilmu tersebut nantinya bisa menjadi tenaga ahli dalam mendukung program pembangunan modeling tambak udang modern di Sumba Timur,” pungkasnya. (SG-1)