Humaniora

Tempa SDM Siap Kerja, Kemenperin Gelar Industrial Vocational Fair di Solo

Satuan pendidikan vokasi Kemenperin merupakan pelopor penyelenggaraan pendidikan vokasi yang menerapkan dual system di Indonesia, dan telah terbukti menjadi sekolah serta kampus vokasi unggul dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
17 Mei 2024
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin menyelenggarakan Industrial Vocational Fair Regional Jateng dan DI Yogyakarta di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo), pada 16-17 Mei 2024. (Dok. Kemenperin)
 

GUNA membangkitkan performa industri di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin)  menyelenggarakan Industrial Vocational Fair Regional Jateng dan DIY di Akademi Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo), pada 16-17 Mei 2024.

 

“Kegiatan ini diharapkan dapat menghasilkan SDM kompeten untuk mewujudkan industri yang tangguh dan berdaya saing,” ujar Kepala BPSDMI Masrokhan, seperti dilansir kemenperin.go.id, Kamis (16/5).

 

Gelaran Industrial Vocational Fair tersebut, lanjutnya,  dimeriahkan oleh berbagai kegiatan yang mendukung kemajuan dunia vokasi industri. Antara lain, kegiatan Temu Industri menjadi wadah penyelenggara sekolah dan kampus Kemenperin dengan industri sektor terkait. Upaya itu untuk menciptakan unit pendidikan yang link and match dengan industri.

 

Baca juga: Pacu Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Vokasi Industri, Menperin Resmikan Jarvis 2024

 

“Dalam kesempatan Industrial Vocational Fair ini, telah ditandatangani 29 MoU kerja sama untuk memperkuat sinergi dalam membangun pendidikan vokasi industri,” imbuh  Masrokhan.

 

Terdapat pula Focus Group Discussion dengan ragam topik yang menghadirkan praktisi industri hingga akademisi. Selain itu, ada pula pameran pendidikan dan Job Fair untuk lapangan pekerjaan di sektor-sektor industri.

 

Masrokhan mengatakan Industrial Vocational Fair akan digelar di empat wilayah yakni Jakarta dan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Sumatra, serta Sulawesi. Keempat wilayah tersebut merepresentasikan keberadaan sekolah maupun kampus Kemenperin yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

 

Baca juga: Pendidikan Vokasi Binaan Kemenperin Aktif Jalin Kemitraan Strategis dengan Industri

 

Di Jawa Tengah, Kemenperin memiliki Akademi Komunitas Tekstil Solo serta Politeknik Industri Furnitur dan Pengolahan Kayu Kendal. Sedangkan, di Kota Gudeg, terdapat SMK-SMTI Yogyakarta dan Politeknik ATK Yogyakarta.

 

“Satuan pendidikan vokasi Kemenperin itu merupakan pelopor penyelenggaraan pendidikan vokasi yang menerapkan dual system di Indonesia, dan telah terbukti menjadi sekolah dan kampus vokasi yang unggul dalam menghasilkan lulusan yang siap kerja,” ujar Masrokhan lagi.

 

Untuk menyerap calon siswa dan mahasiswa baru di seluruh unit pendidikan secara serentak, Kemenperin tengah membuka Jalur Penerimaan Vokasi Industri (Jarvis) tahun 2024. Melalui Jarvis, masyarakat bisa mendaftar ke sekolah maupun kampus Kemenperin dengan mengunjungi portal jarvis.kemenperin.go.id.

 

Baca juga: Kemenperin-Malikal Zentrum Institute Jerman Jalin Kerja Sama Pelatihan Vokasi Industri

 

Industri pengolahan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Industri pengolahan masih mendominasi perekonomian Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada triwulan I tahun 2024, sektor manufaktur memberikan andil sebesar 34,99% terhadap ekonomi Jawa Tengah, dengan pertumbuhan mencapai 1,79% (y-o-y). 

 

Sedangkan, kontribusi sektor manufaktur kepada ekonomi D.I. Yogyakarta menembus 12,07%, dengan pertumbuhan di angka 5,02% (y-o-y).

 

“Alhamdulillah, industri manufaktur bisa dikelola bersama dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat. Peran sektor industri manufaktur juga turut memacu perekonomian daerah dan nasional,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta.

 

Kinerja gemilang industri manufaktur tersebut tidak terlepas dari dukungan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten. Melalui kemampuan SDM yang terampil dan andal, produktivitas dan daya saing di sektor industri semakin meningkat.

 

Masrokhan menambahkan aktivitas industri pengolahan, tentunya membutuhkan dukungan SDM industri yang kuat dan inovatif. Oleh karena itu, pihaknya aktif menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan vokasi industri untuk mencetak calon tenaga kerja yang kompeten dan siap kerja. (SG-1)