Humaniora

Sejarah, Produksi, dan Manfaat: Gula Aren Sebagai Alternatif Pemanis Sehat

Pada abad ke-18 gula aren mulai dikenal luas dan disukai orang-orang Eropa yang singgah ke Nusantara, khususnya ke Jawa Barat. Ketika itu, kebutuhan gula aren untuk orang-orang Eropa sangat tinggi.

By Sokoguru  | Salsabilla Ramadhanty  | Sokoguru.Id
01 November 2023
Ilustrasi gula aren di Jawa Barat

Sokoguru.id – Tak perlu repot mencari alternatif pemanis pengganti gula, Indonesia punya gula aren. Kadar glikeniks yang rendah, membuat gula aren dikategorikan sebagai gula sehat.


Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan memakan dan meminum yang manis. Data yang dirilis Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada tahun 2018, sebanyak 61,8% responden mengosumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari. Kebiasaan ini bisa jadi tidak menyehatkan, bila makanan dan minuman yang dikonsumsi menggunakan gula yang memiliki indeks glikeniks yang tinggi seperti; gula putih, gula merah, dan pemanis buatan.


Pada sajian tradisional di Indonesia, gula aren menjadi pilihan bahan dasar utama sebagai pemanis. Mulai dari es cendol, putu, surabi, kopi gula aren, dan burayot menggunakan gula aren. Gula aren dikenal sebagai alternatif pemanis yang terbuat dari air nira pohon kelapa. Gula aren terkenal kaya akan mineral yang sehat.


Dari segi fungsi, gula aren tak hanya digunakan sebagai pemanis, namun sebagai bahan dasar bumbu untuk masakan.


Tak seperti gula putih yang terbuat dari tanaman tebu, Gula aren merupakan pemanis yang terbuat dari air nira yang terdapat pada pohon enau atau bisa disebut juga dengan pohon kelapa. Gula aren memiliki rasa yang lebih ringan dari gula putih.


Sejarah Gula



Pada awalnya gula diperkenalkan oleh orang-orang Polinesia dengan dua jenis yakni gula putih dan coklat. Kemudian menyebar ke India pada abad 510 sebelum Masehi.


Pada abad ke 18 gula aren mulai dikenal luas dan disukai orang-orang Eropa yang singgah ke Nusantara, khususnya ke Jawa Barat. Ketika itu, kebutuhan gula aren untuk orang-orang Eropa sangat tinggi.


Gula aren asal Jawa Barat memiliki pamor yang unggul sejak zaman kolonial Belanda. Walau gula aren diproduksi oleh provinsi lainnya, ikon gula aren Jawa Barat menjadi primadona hingga hari ini.



Dari Air Nira Sampai Jadi Gula




Proses pembuatan gula aren ini, diawali dengan pengambilan nira. Proses diawali dengan pemukulan tangkai tandan bunga pada pangkal pohon kearah tandan bunga. Hal tersebut dilakukan selama kurang lebih satu bulan atau hingga bunga berguguran.


Proses pemukulan tersebut bertujuan untuk melemaskan jalur air nira, agar lebih deras. Setelah itu, dilakukan proses penyadapan atau pengambilan air nira dari pohonnya.


Untuk mengambil nira, biasanya penyadapan dilakukan selama dua kali sehari, yakni pada pagi dan sore hari. Nira yang dihasilkan pada pagi hari cenderung lebih banyak daripada sore hari.


Setelah air nira terkumpul, nira disaring lebih dulu agar bersih. Kemudian nira yang telah disaring masuk pada proses pemasakan. Pemasakan dilakukan dalam kuali hingga mengental.


Waktu pemasakan kurang lebih sekitar 4-5 jam. Nira yang sedang dimasak, jangan lupa untuk diaduk sesekali agar tidak menghasilkan gula yang terasa pahit.


Perlahan, cairan gula akan berubah warna menjadi cokelat setelah direbus beberapa lama. Nira yang sudah menjadi cairan gula, dicetak. Biasanya, cetakan gula aren menggunakan bambu atau pun batok kelapa. Setelah masuk ke dalam cetakan, gula aren tersebut dibiarkan satu malam hingga bisa dibungkus.


Cara tradisional membungkus gula aren biasanya dengan menggunakan pelepah daun pisang, upi pinang, daun jati dan bahan alami lain. Namun, proses produksi hari ini, pengrajin cenderung mengunakan alat yang lebih modern seperti cetakan plastik.


Tren penggunaan gula aren pun semakin melonjak naik karena gula aren cocok dikonsumsi penderita diabetes dibandingkan dengan gula biasa. Bila tingkat insulin kita rendah, gula aren cocok untuk dikonsumsi agar kita tetap dapat mengonsumsi sajian yang manis.


Selain itu, gula aren pun kaya dengan kalium, magnesium, seng, zat besi, forfor, nitrogen dan natrium. Dibandingkan dengan gula pasir yang mengandung lebih banyak kalori dan rendah gizi. Sebaliknhya, gula aren mengandung mineral yang berguna untuk tubuh.