Humaniora

Sebanyak 198 Startup Indonesia Sudah Gunakan Artificial Intelligence (AI)

Kementerian Kominfo,  memberikan dukungan penuh bagi tumbuh kembang  startup lokal yang inovatif dan kreatif. Salah satunya dengan pendampingan melalui Program 1000 Startup Digital dan Startup Studio.
 

By Rosmery C Sihombing  | Sokoguru.Id
05 Februari 2024
Dok. Kemenparekraf

DI hadapan peserta Ministers’ Closed Consultations on the Interim Report of the UNSG’s High Level Advisory Body on AI, di Brdo Congress Centre, Slovenia, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria memperkenalkan ada 198 startup atau perusahaan rintisan asal Indonesia yang menggunakan Artificial Intelligence (AI). 

"Saya ingin menyampaikan bahwa sebagai negara yang memiliki 198 perusahaan rintisan  telah menggunakan AI hingga Juni 2023," ujarnya, pada Forum Global Etika AI yang berlangsung 5-6 Februari di SloveniaMinggu (4/2), seperti dilansir kominfo.go.id.  

Indonesia, lanjut Nezar,  menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan startup yang telah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Perusahaan rintisan itu memanfaatkan teknologi mesin pembelajaran, pemrosesan bahasa alami untuk mengembangkan layanan kepada masyarakat.

Pada acara yang berlangsung 5-6 Februari 2024, di Slovenia itu, ia menjelasnya, Kementerian Kominfo,  memberikan dukungan penuh bagi tumbuh kembang  startup lokal yang inovatif dan kreatif. Salah satunya dengan pendampingan melalui Program 1000 Startup Digital, Startup Studio dan menghubungkan pengelola startup dengan calon investor melalui HUB.ID. Beberapa startup digital yang pernah dikunjungi Wamenkominfo antara lain Feedloop AI, Evermos, dan eFishery yang beroperasi dari Bandung, Jawa Barat. 

Kementerian Kominfo juga menyelenggarakan pelatihan yang berkaitan dengan teknologi AI dan Internet of Things bagi calon talenta digital melalui Program Digital Talent Scholarship.  

Wamen Nezar Patria menyatakan penggunaan teknologi AI di Indonesia meningkat karena optimisme masyarakat dalam mengadopsi teknologi digital. 

“Negara Indonesia warganya termasuk yang paling optimistis dalam hal penggunaan AI,” tandasnya.

Rangkaian Forum Global ke-2 tentang Etika AI mengambil tema  Mengubah Lanskap Tata Kelola AI. Pertemuan itu diselenggarakan Slovenia dengan dukungan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Menurut Wamenkominfo, forum itu menjadi momentum bagi Pemerintah Indonesia untuk mendorong pengembangan Tata Kelola AI Global.  Wamen Nezar Patria juga mengapresiasi Pemerintah Slovenia yang telah sukses menyelenggarakan Forum Global UNESCO tentang Etika AI. 

“Saya ingin berterima kasih kepada Pemerintah Slovenia atas keramahan dan kerja kerasnya dalam menyelenggarakan acara ini di Slovenia yang indah," ungkapnya. 

 

Kesetaraan

Lebih lanjut, di forum internasional itu, Nezar mengemukakan, Indonesia mendorong penyusunan Tata Kelola AI Global memperhatikan kepentingan negara Selatan-Selatan atau Global South.

“Indonesia memberikan catatan agar Advisory Body's UNESCO mengedepankan kesetaraan bagi seluruh negara di dunia,” imbuhnya.

Wamen Nezar menjelaskan negara Selatan-Selatan yang berada di Asia, Afrika, dan Pasifik Selatan sedang berkembang dan bertumbuh, khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi AI dalam berbagai sektor dan khidupan masyarakat. 

"Ini membutuhkan satu pendekatan yang lebih adil, bahwa Tata Kelola AI Global nantinya memperhatikan bangsa-bangsa di bagian selatan atau kita sebut dengan Global South agar tata kelola itu menempatkan kesetaraan," tegasnya. 

 

 

Dalam forum itu, Wamenkominfo Nezar Patria didampingi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong, dan Staf Ahli Menteri Kominfo Widodo Muktiyo. (SG-1)