LIMA tahun sudah berlalu sejak rumah maggot berdiri di Kelurahan Rancabolang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.
Berawal dari semangat untuk mengelola sampah, kini tempat ini menjadi simbol keseriusan wilayah tersebut dalam menangani limbah organik.
Melalui sosialisasi dan edukasi yang konsisten, kesadaran warga akan pentingnya memilah sampah semakin meningkat.
Baca juga: RW 19 Antapani, Bandung, Sukses Kelola Sampah Mandiri, Tak Ada Sampah Organik Terbuang
Hal ini menunjukkan bahwa solusi pengelolaan sampah tidak hanya diperlukan saat krisis, tetapi harus menjadi kebiasaan sehari-hari.
"Kami ingin masyarakat memilah sampah setiap hari, bukan hanya saat darurat sampah saja," kata Ahmad Nurhasan, Lurah Rancabolang dalam keterangan pers, Sabtu (19/10).
Dok.Pemkot Bandung.
Dengan tagline “pilah sampah dapur dan non-dapur dari rumah,” Ahmad dan timnya berkomitmen mengurus sampah yang sudah dipilah oleh warga, memastikan sampah organik dan non-organik tidak tercampur sejak awal.
Peran Rumah Maggot dalam Pengelolaan Sampah
Rumah maggot di Rancabolang menjadi kunci dalam pengelolaan sampah organik.
Di sini, sampah diolah melalui proses maggotisasi, yaitu menggunakan larva lalat tentara hitam (maggot) untuk menguraikan limbah organik.
Metode ini tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga sederhana dan efektif.
"Sebelum ada rumah maggot, sampah di Kelurahan Rancabolang selalu tercampur dan memenuhi kontainer. Kini, dengan adanya rumah maggot, sampah organik berkurang hingga 45%," ungkap Ahmad. Ini membuktikan betapa signifikan dampak dari pengelolaan sampah organik yang baik.
Baca juga: Bandung Targetkan Pengelolaan Sampah Terintegrasi di Seluruh Kelurahan
Hasilkan Panen Maggot dan Manfaat Ekonomis
Setiap harinya, rumah maggot di Rancabolang mampu memanen sekitar 50-60 kg maggot, bahkan bisa mencapai 100 kg jika dibutuhkan.
Dok.Pemkot Bandung.
Maggot ini dimanfaatkan sebagai pakan ternak untuk lele, ayam bertelur, bebek, dan entog yang dibudidayakan oleh warga.
Hasil budidaya ternak tersebut tidak hanya mengurangi sampah organik, tetapi juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat setempat.
"Dari sampah, kita bisa merasakan manfaat bersama-sama," tutur Ahmad.
Ini adalah bentuk nyata dari bagaimana limbah yang tadinya dianggap tidak berguna kini menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan bagi warga Rancabolang.
Rancabolang Menuju Kawasan Bebas Sampah
Berkat upaya tanpa henti dalam pengelolaan sampah, Kelurahan Rancabolang dianugerahi predikat Kawasan Bebas Sampah (KBS) sejak Januari 2024.
Baca juga: Bandung Menuju Kota Bebas Sampah, Pj Wali Kota Koswara Ajak Semua Pihak Bersinergi
Tidak hanya itu, rumah maggot Rancabolang juga berhasil meraih juara 1 pada lomba rumah maggot dalam perayaan Hari Jadi Ke-214 Kota Bandung.
Meski prestasi ini membanggakan, Ahmad mengingatkan agar tidak terlena dengan kemenangan tersebut.
Fokus utama mereka tetap pada upaya membantu Pemerintah Kota Bandung mengatasi permasalahan sampah, khususnya sampah dapur.
Dok.Pemkot Bandung.
"Juara itu bonus. Yang paling penting adalah kerja keras kami untuk mengatasi sampah,” jelasnya.
“Terima kasih kepada para pahlawan maggot yang selalu semangat setiap hari. Ingat, tidak dipilah, tidak diangkut! Sampah adalah tanggung jawab kita bersama," tegas Ahmad.
Menginspirasi Masa Depan Pengelolaan Sampah
Kelurahan Rancabolang kini menjadi contoh sukses bagaimana pengelolaan sampah yang serius dan berkelanjutan bisa membawa perubahan nyata.
Dengan adanya rumah maggot dan partisipasi aktif warga, wilayah ini membuktikan bahwa sampah tidak harus menjadi masalah, tetapi justru bisa menjadi solusi.
Pengurangan sampah organik yang signifikan dan manfaat ekonomis dari hasil panen maggot menjadi bukti bahwa lingkungan bersih dan kesejahteraan bisa berjalan beriringan.
Rumah maggot Rancabolang bukan hanya tempat pengolahan sampah, tetapi juga sebuah harapan untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (SG-2)